Puas melakukan mas tur basi pada tubuhnya, dengan menggunakan rangsangan dari tubuh Audia. Kini tiba saatnya untuk Lukky mengeluarkan laharnya.
Perlahan ia mendekatkan pusakanya ke dada Audia, lalu mengocoknya dengan gerakan cepat. Desah lembut keluar dari mulutnya mengiringi gerakan tangannya, lalu cairan kental berwarna putih kekuningan keluar dari sana dan tumpah di atas dada Audia.
Setelah selesai mengeluarkan cairan itu diatas dada Audia, Lukky langsung meratakan cairan tersebut ke setiap bagian dada Audia.
Lukky. "biar makin besar dan indah!"
Ujar Lukky menjelaskan apa yang ia melakukan tanpa diminta, sedangkan Audia hanya diam.
Meski Audia merasa jijik dengan lahar Lukky yang ada di dadanya, namun ia hanya memilih diam saja dengan apa yang dilakukan Lukky. Setelah selesai meratakan laharnya, Lukky pun langsung berbaring disebelah Audia yang masih diam seperti patung.
Lukky. "terimakasih sayang."
Ujar Lukky berterimakasih, karena Audia telah mau membiarkan Lukky menggunakan tubuhnya untuk melakukan mas tur basi.
Sementara Audia tak menjawab, ia hanya memilih bangkit dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi. Audia ingin segera membersihkan tubuhnya dari lahar Lukky, Karena ia sudah tidak bisa menahan rasa jijiknya dan ingin secepatnya membersihkannya.
Ia merasa lahar Lukky adalah kotoran yang amat kotor, bahkan Audia berkali-kali mencuci dan menggosok tubuhnya dengan sabun. Ia tak ingin ada sedikitpun yang tertinggal, begitu pun dengan tangannya yang ia gunakan untuk menggosok bagian dadanya, ia sabuni berkali-kali.
Seolah-olah seperti habis memegang sesuatu yang najis dan menjijikkan, andai Lukky melihat semua itu ia pasti merasa amat terhina dan terluka. Untungnya Lukky tidak melihat semua itu, karena saat masuk ke kamar mandi Audia langsung mengunci pintunya.
Ditambah lagi Lukky juga sudah terlelap dalam tidurnya, jadi ia tidak tahu kalau Audia sudah menghabiskan waktu selama dua jam didalam kamar mandi. Bahkan saat keluar wajah dan tubuh Audia sudah berubah pucat, karena terlalu lama terkena air.
Telapak tangan dan kakinya bahkan sampai keriput, dan terasa dingin. Audia bahkan keluar dari kamar mandi dalam keadaan tubuh sedikit menggigil karena kedinginan, untuk mengatasi rasa dingin ia pun terburu-buru mengenakan setelan baju tidur lengan panjang dan celana panjang.
Lalu dengan langkah cepat Audia pun bergegas naik kekasur, Ia membaringkan tubuhnya membelakangi Lukky, lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut bed cover motif bunga tulip warna merah hitam.
Dalam sekejap tubuhnya yang kedinginan mulai terasa hangat dan nyaman, lalu perlahan Audia pun mulai mengantuk. Ia berkali-kali menguap dan perlahan matanya terpejam, Audia pun tertidur pulas.
Saking pulasnya Audia bahkan tidak sadar, saat Lukky menarik tubuhnya kedalam pelukan Lukky. Tubuh Audia hanya diam menerima pelukan Lukky begitu saja, bahkan Audia terlihat semakin pulas dalam pelukan hangat Lukky.
Alhasil semalaman Audia tidur didalam pelukan Lukky, dengan posisi pipi menempel pada dada Lukky yang bidang. Sedangkan kedua tangan Lukky melingkar erat memeluk pinggang Audia yang ramping.
Dari cara Lukky memeluk dan memperlakukan Audia, terlihat sangat jelas bahwa ia sangat mencintai Audia, meski ia tidak pernah mengatakannya dan sepertinya Audia menyadarinya, namun ia tidak bisa membalas perasaan Lukky.
Dan malah bersikap dingin dan ngelunjak, Audia terus memperlakukan Lukky dengan dingin. Bahkan secara perlahan-lahan ia sudah mulai berani secara terang-terangan menolak Lukky, yang ingin bercinta dengannya.
Ia juga tidak lagi mempedulikan perasaan Lukky, yang akan tersinggung setiap kali Audia mengelap bibirnya dengan kedua tangannya, untuk menghapus jejak air liur Lukky disana. Setiap Lukky mencium bibirnya.
Bagi Audia berciuman dengan Lukky adalah sesuatu yang menjijikkan, jadi sebisa mungkin ia akan menolak setiap ciuman bibir yang diberikan Lukky.
Lukky. "sayang, sudah selesai datang bulan kan?"
Tanya Lukky setelah satu minggu tidak melakukan hubungan intim, tentunya Lukky bertanya setelah ia melihat Audia melaksanakan shalat Maghrib pada waktu Maghrib.
Audia. "Hmm"
Jawab Audia dengan bergumam.
Lukky. "kalau gitu kakak sudah bisa mintakan?"
Tanya Lukky meminta persetujuan Audia sambil mendekap tubuh Audia.
Audia. "Hmm"
Jawab Audia malas dan terpaksa, karena sebetulnya ia tidak mau, tapi ia juga tidak tahu bagaimana cara menolaknya.
Audia. "tapi Audia shalat isya dulu ya."
Kata Audia tiba-tiba saat Lukky sedang berusaha mencium bibirnya, tentunya setelah ia berpikir lebih keras, untuk mencari sebuah alasan agar bisa mengulur waktu.
Alasan yang diberikan Audia mampu membuat Lukky menghentikan aksinya, dan Audia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk segera menjauh dari Lukky.
Ia bergegas meninggalkan Lukky untuk mengambil air wudhu, lalu segera menunaikan sholat isya. Namun ia sengaja melamakan shalatnya dengan membaca surat yang lebih panjang, dan setelah selesai shalat Audia juga sengaja berzikir lebih lama dari biasanya.
Hingga membuat Lukky tertidur karena terlalu lama menunggu Audia selesai. Bukannya merasa bersalah Audia justru senang, karena akhirnya ia berhasil membuat Lukky tidak jadi menyentuhnya malam ini.
Jadi ia hanya perlu memikirkan kembali cara untuk hari-hari berikutnya, apa yang harus ia lakukan? Dan bagaimana ia akan menolak Lukky kembali nanti?.
Setelah berhasil menolak Lukky, Audia langsung tertidur tanpa rasa bersalah. Ia bahkan bangun lebih pagi dari biasanya, tentunya untuk menghindari Lukky, agar Lukky tidak meminta haknya saat bangun pagi ketika mendapati Audia masih tertidur disamping.
Oleh sebab itu Audia memilih bangun lebih awal. Dan langsung menyibukkan dirinya dengan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci baju dengan mengunakan tangan padahal ada mesin cuci.
Audia sengaja melakukannya agar pekerjaan menjadi lebih lama, bahkan setelah selesai mencuci baju Audia langsung menyapu dan mengepel seluruh lantai rumah. Ia juga mengelap semua kaca jendela yang ada, lalu membersihkan kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments