BAB 14 GHAIDA BERNANDO

PEMBALASAN YANG SETIMPAL

16 tahun kemudian….

Sekian lama telah berlalu dia meninggalkan tempat kelahirannya, meninggalkan kotanya dengan membawa kesakitan yang sulit untuk di deskripsikan dengan kata-kata.

Ghaida kembali lagi ke kota ini dengan membawa rasa sakit yang sama dan dipenuhi dengan ambisi dendam yang tidak bisa dikendalikannya.

Di dalam perjalanan yang melewati tempat yang pernah disinggahinya dulu sewaktu kecil sekarang semua sudah berubah seiring dengan kemajuan teknologi.

tempat yang dulu sering didatanginya bersama keluarga kini berubah menjadi klub malam yang sering didatangi oleh orang-orang untuk mencari hiburan.

Tempat yang dulu ayahnya beli untuk dibuat panti asuhan bagi anak-anak jalanan yang tidak mempunyai tempat teduh.

Semua telah berubah Dia tidak tahu keberadaan anak-anak panti sekarang, Dia tidak punya waktu untuk mengurusi semua itu dulu karena sibuk untuk mencari tempat perlindungan untuk dirinya sendiri.

Sekarang dia kembali untuk mengambil semuanya yang telah dirampas oleh orang-orang yang tidak tau diri itu dan juga mengembalikkan sakit yang di deritanya.

Ghaida kembali dengan persiapan yang matang,dia kembali dengan dendam yang membara di hatinya, dendam yang entah kapan sembuhnya sebelum orang-orang yang membuatnya memiliki dendam mati di tangannya.

“Kita sudah sampai nona”ucap sopir taksi yang mengantar Ghaida ke tempat yang ditujunya.

“Terima kasih”ucap Ghaida dengan ramah. Diturunkannya koper yang dibawanya lalu masuk ke dalam tempat penginapan yang dipesannya.

Tempat ini sengaja dipesan oleh Ghaida untuk melihat keadaannya sekaligus untuk mengenang tempat yang dulunya sering disinggahinya.

Tempat yang jadi penginapannya bernama Nature Palace, pemilik dari penginapannya adalah Andrea Group perusahaan yang telah membunuh keluarganya dan warga desa yang ada di desa Acitya.

Tempat ini berdiri bukan karna keikhlasan warga desanya yang memberikan tanahnya dengan sukarela agar dikelola dengan baik.

Tetapi tanah ini diambil paksa oleh mereka tanpa adanya rasa kemanusiaan yang ada di dalam diri mereka.

Dipandanginya bangunan yang ada di depannya setiap sudut bangunan tak luput dari pandangan Ghaida bahkan orang-orang yang melewatinya juga.

Ghaida masuk ke dalam penginapan itu dan memesan kamar yang ada, sepanjang perjalanan Ghaida mendengar pembicaraan orang yang ada di lobi hotel.

Dimulai dari perselingkuhan yang dilakukan beberapa orang dan keluhan setiap orang yang ingin menghindari sejenak dari pekerjaanya sehari-hari,dan juga keluhan dari para karyawan hotel yang membuatnya memelankan langkahnya.

“Huh, setiap tahun orang-orang yang datang kesini turun terus-menerus turun kalau seperti ini akan ada pengurangan karyawan lagi.”

”Mau bagaimana lagi kita hanya seorang karyawan biasa bukan,kita tidak duduk di depan layar komputer terus menerus dan memantau line chart perusahaan,tapi yang melayani para konsumen secara langsung ya kita.”

”Kita bukan dari kalangan mereka,selain mengeluh apa lagi yang kita bisa lakukan.”

Ucapan itu seperti sebuah kemenangan bagi Ghaida, tanpa disadarinya alam ternyata mendukung apa yang di inginkannya.

Mungkin ini akan jadi celah masuknya Ghaida dalam mengobrak-abrik perusahaan ini dalam waktu singkat dan akan membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.

Ghaida tersenyum lebar yang tanpa sengaja mendengar ucapan karyawan penginapan ini.

Sesampainya di kamarnya dia mengistirahatkan badannya di tempat tidur, berjam-jam di kendaraan membuatnya tidak bisa tidur nyenyak seharian.

Kembali ke kota ini memang mengingatkannya tentang memori lama yang dia pendam begitu lama.

Rasa sedih campur bahagia,rasa senang yang menyatu dengan ke dendamannya pada seseorang. Membuatnya lemah di satu sisi yang tidak pernah ditunjukkannya pada orang lain termasuk Evzen dan Gyuri.

”Selamat datang kembali Ghaida, istirahatkan tubuhmu terlebih dahulu baru pikirkan cara lain.”

ΩΩΩΩ

Matahari terbenam begitu indah yang terlihat,perlahan-lahan tenggelam melalui laut, warna langit yang berubah,menampakkan senja yang selalu menjadi puitis ketika melihatnya.

Alam hijau yang berubah menjadi hitam ketika malam dan para hewan yang mulai memasuki sarangnya untuk beristirahat.

Tapi tidak bagi Ghaida yang membuka matanya setelah sekian lama beristirahat.

Ghaida seakan diajak mengingat memori lama yang pernah disinggahinya di tempat ini, di tanah ini tempatnya para orang-orang Desa Acitya tinggal,sekarang hanyalah kenangan yang ada diingatannya bahkan bekas pembangunan rumah-rumahnya juga sudah dihilangkan oleh mereka.

Ghaida berjanji pada dirinya sendiri akan merebut kembali tempat ini dengan tangannya sendiri,walaupun orang-orang yang ada di desa ini sudah pergi Dia akan membuat bangunan yang dihancurkan oleh mereka dibangun lagi untuk mengenang desa Acitya.

”Apa kau sudah menemukan celahnya selain konflik dari yang kuceritakan tadi?”

”Huft, aku belum menemukannya sulit untuk mencari informasi dari perusahaan itu.”

”Aku hanya mendapat informasi dari karyawan penginapan di sini bahwa pemimpinnya sudah berpindah tangan,aku juga sudah menanyakannya tetapi mereka tidak menjawabnya”jeda sejenak untuk mengambil nafas.

”Apakah aku harus masuk ke dalam hotel ini untuk mengetahui siapa pemimpinnya?”

”Jangan gila Ghaida,kita masih punya banyak waktu untuk memikirkan cara lain untuk menjatuhkan mereka .“

”Kau tahu tahu aku sudah menunggu momen ini bertahun-tahun lamanya,yah meskipun harus mengorbankan nyawa ku sendiri itu tidak masalah selagi mereka masih hidup dengan bergelimang harta dan kesenangannya Aku tidak tidak akan menyerah Evzen,kau hanya perlu memantau ku dari sana”.

Keesokan paginya Ghaida pergi menuju tempat pemakaman orang tuanya berada, untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun Ghaida baru menyempatkan berkunjung di makam orang tuanya.

Sewaktu orang tuanya dimakamkan Ghaida tidak bisa mengantar orang tuanya pergi ke peristirahatan terakhirnya karena Adolf melarangnya untuk mengantar mereka jadilah, Ghaida tidak bisa melihat orang tuanya dikebumikan.

Memasuki area pemakaman hawa dingin sangat terasa dikulitnya,kesunyian di area pemakaman dan ditemani suara jangkrik dan burung yang beterbangan saling bersautan.

Ghaida menapaki jalan setapak yang akan mengantarnya menuju makam orang tuanya,sebelumnya Ghaida sama sekali tidak mengetahui keberadaan makam kedua orang tuanya ketika di kota sebelah, hingga akhirnya Ghaida menyuruh seseorang untuk mencarikan makam kedua orangtuanya dan merawat makam tersebut.

Sesampainya di makam kedua orangtuanya Ghaida tidak bisa menahan tangisnya,dia bersimpuh di hadapan makamnya dan menangis terisak-isak.

”Ayah Ibu aku datang”ucap Ghaida dengan suara bergetar.

”Maafkan aku yang baru menemui kalian, seharusnya,maafkan Aku sebagai seorang anak  yang tidak bisa merawat makam kalian,seharusnya aku yang mengantarkan kalian ke tempat ini untuk terakhir kalinya tapi .... Aku juga tidak melakukannya. Maafkan aku Ayah Ibu ... maafkan aku”.

”.... Ayah Ibu, aku sudah melalui banyak hal selama beberapa tahun ini,aku juga bertekad pada diriku sendiri untuk bisa melawan trauma yang selalu menguasaiku agar tidak bisa bangkit lagi. Tetapi aku dengan keyakinan penuh melawan semua itu, dan juga aku sudah punya tujuan dalam hidupku untuk membalaskan kelakuan mereka yang menimpa kita, aku akan melemparkannya kembali dan aku juga akan merebut apa yang mereka rebut kepada kita,maafkan aku Ayah Ibu yang tidak bisa menuruti kata-kata kalian. Maafkan aku juga kali ini akan ada percikan darah di tubuhku. Aku tahu kalian tidak setuju dengan niatku tapi aku akan lebih sakit ketika melihat mereka sedang tertawa bahagia tanpa mengetahui kesalahan yang dilakukannya.”

Rasa marah,sedih,kecewa dan senang yang melanda di hati Ghaida sudah tersampaikan kepada kedua orang tuanya.

Selama ini Ghaida selalu merasa sendiri dalam kehidupannya,kerasnya dalam dunia pekerjaan hal-hal yang sulit untuk tersampaikan bahkan dokter yang menanganinya pun sulit untuk menyembuhkannya.

Tetapi sekarang Ghaida sudah menyampaikan semua keluh kesah yang menderanya, yang dulunya seorang anak ramah dan baik sekarang hanya ditemukan dengan sifat yang tegas tanpa belas ampun dan hati dingin yang ada pada diri Ghaida Bernando.

Episodes
1 BAB 1 PEMBANTAIAN SELURUH ANGGOTA KELUARGA
2 BAB 2 KEBERHASILAN RENCANA
3 BAB 3 KEBAHAGIAAN KELUARGA ANDREA
4 BAB 4 PENOLAKAN WARGA DESA
5 BAB 5 DESAKAN ANDINO PADA ADRIAN
6 BAB 6 MARAHNYA ADRIAN PADA WARGA
7 BAB 7 PEMBANTAIAN DESA ACITYA
8 BAB 8 TERSISANYA WARGA DESA ACITYA
9 BAB 9 HANCURNYA DESA ACITYA
10 BAB 10 DENDAM ANAK DARI KELUARGA PARVIZ
11 BAB 11 BERTEMUNYA KEBERADAANNYA
12 BAB 12 KEMBALINYA KELUARGA ANDRIAN
13 BAB 13 PERMINTAAN MARIA
14 BAB 14 GHAIDA BERNANDO
15 BAB 15 MENYAMAR SEBAGAI KARYAWAN
16 BAB 16 KELEMAHAN ADRIAN
17 BAB 17 SILSILAH KELUARGA ANDREA
18 BAB 18 PERSETERUAN KEMBALI
19 BAB 19 TAK TERDUGA
20 BAB 20 KONFLIK BATIN
21 BAB 21 KONFLIK BATIN 2
22 BAB 22 KONFLIK BATIN 3
23 BAB 23 KOFLIK BATIN 4
24 BAB 24 BERITA FRONA
25 BAB 25 PENYEBAB MENINGGALNYA FRONA
26 BAB 26 MENJALIN PERTEMANAN
27 BAB 27 KEGEMBIRAAN DHAFIN
28 Bab 28 PERTEMUAN SETELAH SEKIAN LAMA
29 BAB 29 OBSESI DRYAS
30 BAB 30 PENDEKATAN DRYAS
31 BAB 31 KECEMBURUAN DHAFIN
32 BAB 32 KILATAN MASALALU
33 BAB 33 PERENCANAAN
34 BAB 34 KEADAAN
35 BAB 35 RENCANA DRYAS
36 BAB 36 PERMINTAAN DHAFIN
37 BAB 37 KEBAHAGIAAN AIRANI
38 BAB 38 HAL YANG INGIN DILUPAKAN
39 BAB 39 HAL YANG TIDAK INGIN DI UNGKAP
40 BAB 40 KENYAMANAN HATI
41 BAB 41 PENGAWASAN
42 BAB 42 KEGELISAHAN
43 BAB 43 PENDERITAAN
44 BAB 44 KEADAAN JANTUNG
45 BAB 45 RUNNING IN MINE
46 BAB 46 PENDERITAAN
47 BAB 47 RENCANA DHAFIN
48 BAB 48 PERTEMUAN TRAUMA
49 BAB 49 MASALALU KELAM
50 BAB 50 KEKHAWATIRAN GHAIDA
51 BAB 51 PERMASALAHAN SETIAP ORANG
52 BAB 52 TRAUMA
53 BAB 53 DEJAVU
54 BAB 54 FEEL TINGLES ALL OVER
55 BAB 55 KECURIGAAN
56 BAB 56 FRUSTASI
57 BAB 57 PENGINTAIAN
58 BAB 58 BIMBANG
59 BAB 59 SARAN
60 BAB 60 ORANG BAIK
61 BAB 61 MENEMUKANNYA
62 BAB 62 HERAN
63 BAB 63 KASUS YANG DISEMBUNYIKAN
64 BAB 64 PERHATIAN
65 BAB 65 FAKTA YANG TERUNGKAP
66 BAB 66 KERAGUAN
67 BAB 67 PELANCARAN AKSI
68 BAB 68 KEKACAUAN
69 BAB 69 PERTIKAIAN
70 BAB 70 SEBUAH KERTAS
71 BAB 71 FAKTA YANG DISEMBUNYIKAN
72 BAB 72 MARKAS
73 BAB 73 KELEGAAN
74 BAB 74 KEDAMAIAN HATI
75 BAB 75 PERASAAN YANG SAMA
76 BAB 76 KEHANCURAN PERTAMA
77 BAB 77 PENGUBURAN
78 BAB 78 AXELINO DAN GHAIDA
79 BAB 79 KECURIGAAN QIYAS
80 BAB 80 KETAKUTAN AIRANI
81 BAB 81 BERSAMA-SAMA
82 BAB 82 BERSAMA-SAMA 2
83 BAB 83 HAL YANG TAK TERDUGA
84 BAB 84 PERNYATAAN DARYAN
85 BAB 85 PERBINCANGAN
86 BAB 86 PERLAHAN HANCUR
87 BAB 87 KEKHAWATIRAN DEVI
88 BAB 88 DISKUSI
89 BAB 89 BUKTI BARU
90 BAB 90 ZERON
91 BAB 91 ANCAMAN DRYAS
92 BAB 92 KEGELISAHAN AIRANI
93 BAB 93 ADRIAN DAN ANDRIAN
94 BAB 94 MENGUNJUNGI
95 BAB 95 PEMBALASAN
96 BAB 96 TANGISAN GHAIDA
97 BAB 97 KERINDUAN AXELINO
98 BAB 98 KEDAMAIAN AIRANI
99 BAB 99 KENCAN PERTAMA
100 BAB 100 KENCAN
101 BAB 101 DEBARAN JANTUNG
102 BAB 102 HAL YANG MEMBAHAGIAKAN
103 BAB 103 KEBEBASAN
104 BAB 104 MENYENANGKAN
105 BAB 105 BERTEMU KEMBALI
106 BAB 106 KESEDIHAN MENDALAM
107 BAB 107 MASIH ADA
108 BAB 108 MENCARI TAHU
109 BAB 109 MELUNAK
110 BAB 110 MELUNAK 2
111 BAB 111 MENUJU KEHANCURAN
112 BAB 112 KEMATIAN AIRANI
113 BAB 113 KEJADIAN SEBENARNYA
114 BAB 114 PEMAKAMAN AIRANI
115 BAB 115 PERMAINAN GHAIDA
116 BAB 116 TAK ADA KESEMPATAN
117 BAB 117 PENDERITAAN
118 BAB 118 PERTEMUAN TERAKHIR
119 BAB 119 MUSUH UTAMA
120 BAB 120 PENGANIAYAAN
121 BAB 121 TARGET TERAKHIR
122 BAB 122 DUKA YANG MENDALAM
123 BAB 123 MENYIMPANNYA SAMPAI AKHIR
Episodes

Updated 123 Episodes

1
BAB 1 PEMBANTAIAN SELURUH ANGGOTA KELUARGA
2
BAB 2 KEBERHASILAN RENCANA
3
BAB 3 KEBAHAGIAAN KELUARGA ANDREA
4
BAB 4 PENOLAKAN WARGA DESA
5
BAB 5 DESAKAN ANDINO PADA ADRIAN
6
BAB 6 MARAHNYA ADRIAN PADA WARGA
7
BAB 7 PEMBANTAIAN DESA ACITYA
8
BAB 8 TERSISANYA WARGA DESA ACITYA
9
BAB 9 HANCURNYA DESA ACITYA
10
BAB 10 DENDAM ANAK DARI KELUARGA PARVIZ
11
BAB 11 BERTEMUNYA KEBERADAANNYA
12
BAB 12 KEMBALINYA KELUARGA ANDRIAN
13
BAB 13 PERMINTAAN MARIA
14
BAB 14 GHAIDA BERNANDO
15
BAB 15 MENYAMAR SEBAGAI KARYAWAN
16
BAB 16 KELEMAHAN ADRIAN
17
BAB 17 SILSILAH KELUARGA ANDREA
18
BAB 18 PERSETERUAN KEMBALI
19
BAB 19 TAK TERDUGA
20
BAB 20 KONFLIK BATIN
21
BAB 21 KONFLIK BATIN 2
22
BAB 22 KONFLIK BATIN 3
23
BAB 23 KOFLIK BATIN 4
24
BAB 24 BERITA FRONA
25
BAB 25 PENYEBAB MENINGGALNYA FRONA
26
BAB 26 MENJALIN PERTEMANAN
27
BAB 27 KEGEMBIRAAN DHAFIN
28
Bab 28 PERTEMUAN SETELAH SEKIAN LAMA
29
BAB 29 OBSESI DRYAS
30
BAB 30 PENDEKATAN DRYAS
31
BAB 31 KECEMBURUAN DHAFIN
32
BAB 32 KILATAN MASALALU
33
BAB 33 PERENCANAAN
34
BAB 34 KEADAAN
35
BAB 35 RENCANA DRYAS
36
BAB 36 PERMINTAAN DHAFIN
37
BAB 37 KEBAHAGIAAN AIRANI
38
BAB 38 HAL YANG INGIN DILUPAKAN
39
BAB 39 HAL YANG TIDAK INGIN DI UNGKAP
40
BAB 40 KENYAMANAN HATI
41
BAB 41 PENGAWASAN
42
BAB 42 KEGELISAHAN
43
BAB 43 PENDERITAAN
44
BAB 44 KEADAAN JANTUNG
45
BAB 45 RUNNING IN MINE
46
BAB 46 PENDERITAAN
47
BAB 47 RENCANA DHAFIN
48
BAB 48 PERTEMUAN TRAUMA
49
BAB 49 MASALALU KELAM
50
BAB 50 KEKHAWATIRAN GHAIDA
51
BAB 51 PERMASALAHAN SETIAP ORANG
52
BAB 52 TRAUMA
53
BAB 53 DEJAVU
54
BAB 54 FEEL TINGLES ALL OVER
55
BAB 55 KECURIGAAN
56
BAB 56 FRUSTASI
57
BAB 57 PENGINTAIAN
58
BAB 58 BIMBANG
59
BAB 59 SARAN
60
BAB 60 ORANG BAIK
61
BAB 61 MENEMUKANNYA
62
BAB 62 HERAN
63
BAB 63 KASUS YANG DISEMBUNYIKAN
64
BAB 64 PERHATIAN
65
BAB 65 FAKTA YANG TERUNGKAP
66
BAB 66 KERAGUAN
67
BAB 67 PELANCARAN AKSI
68
BAB 68 KEKACAUAN
69
BAB 69 PERTIKAIAN
70
BAB 70 SEBUAH KERTAS
71
BAB 71 FAKTA YANG DISEMBUNYIKAN
72
BAB 72 MARKAS
73
BAB 73 KELEGAAN
74
BAB 74 KEDAMAIAN HATI
75
BAB 75 PERASAAN YANG SAMA
76
BAB 76 KEHANCURAN PERTAMA
77
BAB 77 PENGUBURAN
78
BAB 78 AXELINO DAN GHAIDA
79
BAB 79 KECURIGAAN QIYAS
80
BAB 80 KETAKUTAN AIRANI
81
BAB 81 BERSAMA-SAMA
82
BAB 82 BERSAMA-SAMA 2
83
BAB 83 HAL YANG TAK TERDUGA
84
BAB 84 PERNYATAAN DARYAN
85
BAB 85 PERBINCANGAN
86
BAB 86 PERLAHAN HANCUR
87
BAB 87 KEKHAWATIRAN DEVI
88
BAB 88 DISKUSI
89
BAB 89 BUKTI BARU
90
BAB 90 ZERON
91
BAB 91 ANCAMAN DRYAS
92
BAB 92 KEGELISAHAN AIRANI
93
BAB 93 ADRIAN DAN ANDRIAN
94
BAB 94 MENGUNJUNGI
95
BAB 95 PEMBALASAN
96
BAB 96 TANGISAN GHAIDA
97
BAB 97 KERINDUAN AXELINO
98
BAB 98 KEDAMAIAN AIRANI
99
BAB 99 KENCAN PERTAMA
100
BAB 100 KENCAN
101
BAB 101 DEBARAN JANTUNG
102
BAB 102 HAL YANG MEMBAHAGIAKAN
103
BAB 103 KEBEBASAN
104
BAB 104 MENYENANGKAN
105
BAB 105 BERTEMU KEMBALI
106
BAB 106 KESEDIHAN MENDALAM
107
BAB 107 MASIH ADA
108
BAB 108 MENCARI TAHU
109
BAB 109 MELUNAK
110
BAB 110 MELUNAK 2
111
BAB 111 MENUJU KEHANCURAN
112
BAB 112 KEMATIAN AIRANI
113
BAB 113 KEJADIAN SEBENARNYA
114
BAB 114 PEMAKAMAN AIRANI
115
BAB 115 PERMAINAN GHAIDA
116
BAB 116 TAK ADA KESEMPATAN
117
BAB 117 PENDERITAAN
118
BAB 118 PERTEMUAN TERAKHIR
119
BAB 119 MUSUH UTAMA
120
BAB 120 PENGANIAYAAN
121
BAB 121 TARGET TERAKHIR
122
BAB 122 DUKA YANG MENDALAM
123
BAB 123 MENYIMPANNYA SAMPAI AKHIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!