PEMBALASAN YANG SETIMPAL
Gugurnya para warga desa Acitya dan pengawal Arsa sebagian membuat mereka senang sekaligus sedih.
Berita tentang keberhasilannya dalam membantai warga desa pun langsung disampaikan kepada Adrian.
Adrian yang mendengar berita itu pun senang karena langkahnya akan menuju akhir hampir sampai,Adrian merasa jalannya untuk mencapai sesuatu berjalan mulus tanpa hambatan.
Meskipun menyakiti orang-orang sekitar bahkan membunuhnya walaupun membutuhkan waktu beberapa jam untuk menghabisi mereka.
“Bos semua sudah selesai,kita apakan mayat-mayat ini?!”tanya Daryan.
“Kubur mereka semua di tempat yang jauh dari pembangunan,jangan sampai tuan besar mengetahui tentang ini”jawab Arsa dengan tegas.
”Baik bos”jawab Daryan
Daryan pun melaksanakan perintah dari Arsa,ia pun bergegas memberitahu teman-temannya yang lain untuk menggali lubang yang besar untuk menimbun mayat-mayat para warga desa.
Awalnya Elenio mempunyai rencana untuk membakar mayat-mayat itu,akan tetapi rencana tersebut diurungkannya.
Karena membakar mayat sebanyak itu membutuhkan waktu yang lama dan juga persiapan yang tepat dan itu sangatlah mustahil dengan waktu 4 jam sebelum pagi menjelang.
Tugas Daryan saat ini adalah mengubur mayat-mayat ini di lubang yang besar agar bisa memuat semuanya,ketika sudah menyelasaikan gali lubangnya Daryan menyuruh temannya yang lain untuk memasukkan mayat-mayat itu dengan buldoser untuk menghemat waktu.
Terdengar kejam dan tidak menghormati mayat yang sudah mati,itulah sebutan yang pantas untuk mereka,terutama otak dari pembunuhan semua ini yaitu Adrian.
”Kalau bukan demi uang gak bakalan mau aku melakukan hal ini.”
”Yah mau gimana lagi kita kan cuma asistennya bos, dibayar untuk melakukan yang diperintahkan ketika sudah selesai baru digaji dan dipuji.”
”Huh kasian aku melihat mayat-mayat ini yang tidak bersalah apalagi anak kecilnya.”
"Aku tidak tega sebenarnya,tapi apa mau dikata jika kita tidak melakukannya nyawa kita juga ikut terpendam disini.”
”Sudahlah jangan banyak bicara lagi waktu kita sudah tidak banyak lagi.”
Keluh kesah sebagian pekerja yang masih memiliki hati karena tidak tega melihat mayat-mayat itu diangkat dengan alat penghancur bangunan berat,sebagian mayat ada yang tangannya putus.
Karena terkena ujungnya alat pengangkat yang tajam,lalu pekerja yang melihat tangan terputus itu pun langsung mengambilnya, lalu melemparkannya kedalam lubang besar itu.
Penguburan masal berlangsung selama 4 jam lamanya,sesuai prediksinya Arsa.
Dia langsung menyuruh pengawal yang lain untuk menanami pohon kecil agar terlihat seperti sudah lama ditanami tanaman itu, dan menyebarkan daun-daun kering serta rumput kering untuk menutupi tanah itu.
”Tuan tugas telah selesai.”
”Bagus sekarang kembalilah ke markas dan jangan sampai ketahuan media.”
ΩΩΩΩ
3 hari setelah kejadian
”Apakah kau sudah menyuruh pekerja proyek datang sebelum kita?”tanya Adrian pada Arsa yang mengikutinya dari belakang.
”Ya tuan,para pekerja sudah datang sebelum kita kesana dan juga ....”jeda Arsa sambil mengikuti Adrian dari belakang lalu mendekatinya dan berbicara pelan.
”Ah iya,anak buah tuan membawa salah satu warga yang ada di sana untuk dijadikan pemuas nafsu”.
”Terserah kalian tetapi jangan sampai dia kabur dan bebicara yang tidak-tidak tentangku”jawab Adrian.
Adrian pun langsung memasuki mobil dan berangkat menuju desa tersebut untuk melihat para pekerja merobohkan rumah-rumah yang ada disana.
Adrian merasa bangga dengan apa yang dilakukannya,dia merasa bahwa apa yang dialakukannya bukanlah hal yang sulit.
Membunuh orang-orang demi kepentingan bisnisnya sudah hal biasa yang dilakukan para pebisnis di luar sana.
Dan Adrian menyadari itu bahwa hal yang dilakukannya memang sudah biasa dia lakukan untuk memenuhi nafsunya dalam berbisnis.
Tanpa sadar apa yang dilakukannya bisa mendatangkan hal yang tidak diinginkannya di masa depan nanti.
”Berangkat sekarang!!”suruh Adrian pada sang sopir.
Sang sopir menganggukan kepalanya,dia pun langsung menjalankan mobilnya untuk menuju desa Acitya.
Butuh waktu 30 menit untuk sampai disana karena dia berangkat dari kantornya.
Memang tempat tersebut agak jauh dari kota,jauh dari hiruh pikuk keramaian kendaraan yang terus melintang membuat desa tersebut memiliki kesan tersendiri untuk ditinggali bagi orang yang ingin jauh dari kebisingan.
Banyak pengusaha yang ingin dekat dengan warga sana dan membujuk mereka untuk menyepakati pembangunan gedung hotel akan tetapi banyak juga yang tidak berhasil untuk mengambil hati para warga desa tersebut.
Adapun yang berhasil tapi tidak 100 persen untuk menempati tanah yang ada disana,dan para warga pun hanya memberikan yang ada dipinggiran untuk mereka.
Sesampainya di desa Adrian langsung turun dari mobil untuk melihat para pekerja sedang merobohkan rumah-rumah yang ada di dekatnya. Adrian menyusuri jalan-jalan yang disana dan melihat rumah adat tradisional satu per satu hancur.
Para pekerja yang diperkerjakan oleh Arsa sangat kompeten,mereka melakukan perobohan rumah dengan cepat, Adrian yang melihat itu sangat senang karena pembangunan akan dialaksanakan dengan cepat.
”Arsa apakah kau sudah mencari orang untuk berpura-pura jadi warga desa ketika ayahku menanyai mereka?!”tanya Arsa yang ada disampingya.
”Sudah tuan mereka sudah bersedia dan tidak membocorkannya ketika perjanjiannya sudah selesai”jawab Arsa dengan tegas.
”Bagus,sebentar lagi aku akan membuatmu menyanjung diriku pak tua”ucap Adrian sambil melihat rumah-rumah yang roboh.
Rumah tradisional yang penuh makna setiap bangunannya, penuh dengan tawa ceria dan menolak hal-hal modern.
Karena untuk mempertahankan budaya dari nenek moyangnya yang diwariskan ke anak cucunya agar tidak punah seketika hilang dalam sekejap karena kerakusan manusia.
Tanpa memikirkan nasib orang setempat bukannya untung bagi kedua belah pihak malah untung disatu pihak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments