PEMBALASAN YANG SETIMPAL
“Bagaimana kabarmu nak?”tanya seseorang dibalik telpon yang diterima Andrian dengan suara getar.
Suara ini, suara yang Andrian rindukan selama ini, suara yang Andrian mimpikan setiap malam ketika tidurnya tidak nyenyak, suara yang selalu ditanyakan oleh anaknya ketika ditanyai keberadaannya.
Andrian terdiam sejenak untuk menanggapi akan jawaban nya,dan keterdiamannya itu disaksikan oleh Qiyas dan Fauzi yang memilih pergi menjauh dari obrolan mereka.
“Kabar Andrian baik Pah, Papah apa kabar?”jawab Andrian dengan suara pelan..
”Kabar Papah tidak sebaik dirimu nak,setelah menyuruhmu pergi dari rumah terutama ibumu”hembus Andino ketika mengingat keadaan istrinya.
”Maafkan Papah yang sudah menyuruhmu pergi dari rumah Andrian. awalnya Papah tidak menyangka dengan apa yang kamu lakukan dulu, tetapi kembaranmu membawakan bukti yang menyakinkan,dan itu membuatku kecewa.Papah tidak punya pilihan lain lagi selain menyalahkanmu,maafkan Papah Andrian,maafkan Papah seharusnya Papah mencari tahu terlebih dahulu, sekali lagi maafkan ayah nak”sesal Andino dengan tangis yang sudah tidak tertahan.
Andrian yang mendengar suara Andino menangis sudah tidak dapat lagi menahan tangisnya,selama ini Andrian selalu merasa bahwa orangtuanya sudah tidak memerdulikannya lagi setelah keluar dari rumah.
Andrian merasa bahwa kepergiannya dari rumah demi membela istrinya pada masa itu adalah hal yang benar dengan tidak memikirkan hal yang lain lagi, Andrian merasa bahwa keluargamya akan baik-baik saja tanpa dirinya.
Tetapi perasaannya itu hanyalah pikirannya sendiri setelah mengetahui cerita yang sebenarnya,Andrian berusaha mengenyahkan semua ucapan yang baru didengarnya tetapi tidak bisa, Andrian tidak bisa mengenyahkan ucapan itu.
”Andrian pulanglah, kami semua merindukanmu”ucap Andino dengan suara tersekat.”terutama ibumu."
Setelah ucapan itu, Andrian langsung mematikan panggilan lalu mengembalikannya pada Qiyas,dia tidak mau mendengar ucapan yang membuatnya harus kembali ke tempat asalnya.
”Pulanglah tuan semua orang mencarimu terutama nyonya Maria,dan juga perjuangkan hak anda yang diambil oleh saudara anda serta yakinkan orang-orang yang termakan kebohongan itu”ucap Qiyas.
Andrian langsung pergi meninggalkan mereka tanpa sepatah kata apapun dengan tergesa-gesa.
”Aku berharap tuan Andrian mau mendengarkan ucapan kita, kasihan nyonya Maria”.ucap Fauzi yang melihat Andrian menjauh dari mereka berdua.
Qiyas yang mendengar ucapan Fauzi pun meng ’iya’kannya dia merasa sudah cukup Andrian pergi dari tempat asalnya yang terlalu lama.
Ketika Andrian sudah pergi menjauh dari taman kota dan pulang menuju rumahnya dengan pikiran yang berkecamuk.
Andrian memikirkan ucapan Andino untuk kembali ke rumah, dia juga memikirkan kesehatan ibunya setelah mendengar ucapan Fauzi.
Dengan kaki sempoyongan Adrian sampai dirumahnya dan disambut oleh anaknya yang bernama Dhafin.
”Ayah sudah kembali”sambut hangat Dhafin dengan senyum manisnya. Andrian yang disambut Dhafin mengelus rambut kepala anaknya.
”Iya Ayah sudah kembali Dhafin mainlah sendiri dulu”ucap Andrian dengan senyum hangat. Dhafin pun mendengarkan ucapan Andrian yang menyuruhnya bermain lagi. Andrian berjalan gontai menuju kedalam rumahnya dengan raut sedih.
Devi istri dari Andrian yang melihat suaminya berjalan gontai langsung menghampiri Andrian dengan membawa air minum untuk diberikan kepada suaminya itu.
”Terima kasih”Andrian pun langsung minum minuman yang dibawa istrinya.
”Ada apa? Kenapa kamu terlihat sedih”tanya Devi sambil mengelus Andrian dari samping.
”Dev apakah aku anak durhaka?”tanya Andrian pada Devi sambil melihat Dhafin yang sedang bermain.
”Kenapa kamu berbicara seperti itu,ada apa denganmu? Tidak biasanya kamu berbicara seperti itu”ucap Devi heran dengan pertanyaan yang dilontarkan suaminya.
”Tadi aku bertemu dengan Qiyas dan Fauzi bawahan ayahku mereka sedang mengadakan pertemuan dengan
klien disini”ucap Andrian dengan tatapan kosong ke arah depan.
Lalu Andrian menceritakan semua yang didengarnya tadi dari mulai keadaan perusahaan setelah ditinggalkannya,keadaan ibunya,serta telepon dari ayahnya yang menyuruhnya untuk kembali pulang.
”Ya tuhan apakah kita terlalu jahat meninggalkan keluargamu setelah sekian tahun ini, aku ....Aku tidak percaya dengan kejadian ini”ucap Devi yang terkejut dengan cerita Andrian.
Mereka berdua pun terdiam sejenak dengan pikiran masing-masing, Devi masih harus mencerna cerita Andrian dengan perlahan-lahan.
”Kita harus kembali Devi”
ΩΩΩΩ
Andrian dan Devi pun memantapkan niat mereka untuk kembali tempat kelahiran mereka.
Mereka berdua menyiapkan segala pakaian dan barang-barang yang sekiranya masih bisa dibawa dan muat untuk dimasukkan ke dalam koper.
Awalnya Andrian agak ragu untuk kembali ke negara asalnya. Tetapi dengan keyakinan dari istrinya dan juga harapan dari Dhafin yang akan bertemu dengan kakek kandungnya, membuatnya membulatkan tekat untuk kembali kerumahnya.
”Ayah apakah kita akan bertemu dengan kakek?”tanya Dhafin dengan nada ceria.
Andrian yang sedang membantu memasukkan baju Dhafin ke dalam koper pun menghentikan aktivitas dan membungkukkan badannya dihadapan anaknya.
”ya kamu benar kita akan segera bertemu dengan kakek”jawab Andrian dengan tersenyum sambil mengusap kepala Dhafin.
Dhafin yang mendengar jawaban dari Ayahnya nya pun bersorak senang. Andrian yang melihat Dhafin senang pun ikut merasakan kebahagiaan yang dialami anaknya.
Sudah lama Dhafin selalu menanyakan keberadaan kakek dan neneknya setiap saat,Dhafin juga selalu mengeluh ketika teman-teman sekolahnya menceritakan keluarganya dengan kakek dan neneknya ketika liburan musim panas.
Dhafin selalu iri dengan cerita teman-temannya ketika bercerita tentang kakek dan neneknya, Dhafin hanya bisa mendengar cerita mereka hingga ia sering menangis ketika pulang sekolah.
”Semua sudah siap?”tepuk Devi pada bahu Andrian yang sedang melamun.
Andrian kaget dengan tepukan Devi pun langsung tersadar dari lamunannya ”Ah ya semua sudah siap,mari kita angkut barang-barang kita ke dalam mobil”.
”Ya, mari kita angkat barangnya Dhafin mari bantu Ibu!!!”ajak Devi pada anaknya sedang memilah barang yang akan dibawa. Dhafin yang diajak mamanya untuk menbantunya pun berhenti dan menju ke arah mamanya.
”Akhirnya misi berhasil untuk membawa tuan Andrian kembali pulang”ucap Fauzi yang melihat Andrian serta keluarganya masuk ke dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments