PEMBALASAN YANG SETIMPAL
“Akhirnya kita sampai disini”ucap Fauzi yang baru mendaratkan badannya di kasur.
“Kau benar perjalanan yang melelahkan untuk sampai di kota ini”ucap Qiyas yang sedang menghadap ke arah jendela.
“Kota yang dipenuhi dengan sejarah dan bangunannya kokoh,entah kenapa aku sepertinya sedang jatuh cinta di kota ini”ucap Qiyas.
“Yah kau benar, kota ini sangat indah apalagi tatanan negaranya sangatlah patut dicontoh oleh negara”sahut Fauzi sambil memandangi sudut kota dari penginapannya.
"Akan tetapi aku tetapi mencintai tempat asalku walaupun dipenuhi oleh orang-orang yang curang."
“Apa kau pikir aku tidak mencintai tempat asalku,dasar.”
“Bukankah semua orang akan begitu ketika sudah mendarat di kota ini di negara orang dan jatuh cinta dengan negaranya lalu bertempat tinggal disini?”
“Ucapanmu sangat masuk akal bagi sebagian orang, tetapi tidak termasuk diriku walaupun aku jatuh cinta dengan dengan keramahan orang-orangnya juga tetapi akan terasa berbeda ketika sudah berada di tempat asal kita,walaupun tatanan pemerintahan dan peraturanya yang tidak masuk akal.”
“Yah kau benar suasananya akan tetap berbeda.”
“Sudahlah mari kita beristirahat sejenak untuk melepas lelah.”
Qiyas dan Fauzi memutuskan beristirahat sejenak sebelum memulai aktivitasnya nanti dikota ini. Qiyas dan Fauzi datang ke negara ini adalah untuk melakukan kerja sama dengan investor perusahaan yang ada disini.
Dion juga menyuruh mereka kesini karena dia ingin mencari rumah yang sekiranya cocok untuk keluarganya di tempat ini ketika dia nanti benar-benar sudah pensiun dari dunia kerjanya.
Banyak para pengunjung datang ke kota untuk mempelajari sejarah dan tentunya adalah melihat gedung-gedung dengan ciri khas nya yang masih bertahan hingga sekarang.
Para pengunjung yang datang kesini akan disuguhi bangunan-bangunan yang cantik dan memanjakan mata,terutama Qiyas dan Fauzi.
Qiyas dan Fauzi sedang menuju ke tempat pertemuannya dengan klien yang akan diajaknya kerja sama nanti,dengan dibantu pihak hotel untuk mencarikan kendaraan dan menuju ke tempat yang sudah ditentukan oleh mereka.
Berkeliling dengan mobil yang disewa pihak hotel dan disuguhi pemandangan kota yang cantik dan rapi sampai tak terasa sudah sampai di tempat tujuan mereka.
”thank you sir”ucap Qiyas yang sedang mejabat tangan kliennya. Sang klien tersebut pun meninggalkan Qiyas serta Fauzi di restoran tersebut.
”Akhirnya setelah beberapa jam negoisasi berhasil juga”.
“Hah memang agak sulit menangani kerja sama ini,dan kau tahu juga kan jikalau kita tidak berhasil kita juga yang terkena dampaknya tau sendiri kan tuan Andino seperti apa kalau berhubungan dengan kerja sama ini”.
Dalam hal kerja sama dengan perusahaan memang membutuhkan negoisasi yang benar dalam hal tersebut apalagi dalam urusan penjualan saham yang dipatok oleh perusahaan tersebut.
Memang agak sulit untuk pemegang saham yang baru memulai merintis tentang bisnis ini, tapi itulah tentang dunia bisnis.
“Berbicara tentang tuan Andino,aku jadi merasa kasihan dengan tuan Andrian yang pergi dari rumah”ucap Fauzi sambil memandang orang yang berjalan.
“Entah salah apa tuan Adrian sangat membenci tuan Andrian sampai harus memfitnahnya dan akhirnya dikeluarkan dari rumahnya”hela Qiyas mengingat kelakuan Adrian terhadap kembarannya.
Qiyas dan Fauzi memang tidak mengetehui alasan perginya Andrian dari rumah utama,mereka hanya mengetahui rumor yang dibicarakan karyawan tentang diturunkannya jabatan Andrian dari pimpinan perusahaan.
Qiyas hanya diperintahkan oleh Dion untuk mencari Andrian tanpa memberikan alasan perginya orang tersebut.
“Bagaimana kabarnya sekarang ya aku jadi merindukannya, sunggh sudah sangat lama sekali tuan Andrian tidak pernah Nampak lagi”.
“Semenjak beliau pergi keadaan kantor sekarang sangat berbanding terbalik dengan yang dulu,yah walaupun tuan Adrian baik dalam mengelola perusahaan tapi tidak lebih baik dari tuan Andrian ketika memimpin perusahaan dulu”jelas Qiyas.
Ketika mereka sedang melamun dengan pikiran masing-masing sambil memandangi kota dari atap restoran tiba-tiba Fauzi melihat orang yang mirip dengan Andrian sedang melintas di depan restoran dengan berjalan kaki.
Qiyas yang juga sama melihat Andrian sekilas pun menyadari kalau itu orang yang dicarinya selama ini.
Mereka berdua keluar dari restoran tersebut dan mengejar Adrian di belakangnya,langkah demi langkah hingga menabraki pundak orang yang berjalan lawan arah.
Sampai akhirnya Qiyas pun menepuk pundak orang yang dicarinya selama ini.
”tuan Andrian”.
ΩΩΩΩ
Mereka bertiga mencari tempat ngobrol yang nyaman di taman kota. Ketika sudah menemukan tempat yang dicari Qiyas mulai menceritakan keadaan kantornya sekarang setelah ditinggal Andrian selama beberapa tahun ke belakang.
Dimulai dari Adrian memecat beberapa karyawan yang sebelumnya bekerja dengan Andrian, mengancam karyawan yang akan membongkar kedoknya selama berada di kantor dan Adrian juga memecat beberapa staff yang sudah bertahun-tahun mengabdi di perusahaan tanpa sepengetahuan Andino.
Obrolan itu berlangsung 3 jam lamanya tanpa henti hingga akhinya Qiyas pun memberanikan diri bertanya kemauannya untuk mengajak Andrian kembali ke negara asalnya.
”Apakah tuan Andrian tidak ingin kembali rumah?”celetuk Qiyas pada Andrian.
Hening beberapa saat setelah mendengar celetukan Qiyas. ”Untuk kembali ke rumah aku harus menyiapkan keberanian dan mental diri dalam menghadapi kembaranku,dan itu tidaklah mudah Qiyas.”
”Mau sampai kapan tuan akan menghindar terus seperti pengecut? Apakah ini ciri khas tuan dalam menghadapi kekalahan pada saudaramu sendiri”cetus Qiyas sambil menatap Andrian dengan tajam.
”Aku tidak tahu,dan itu bukan dalam waktu dekat ini maaf”jawab Andrian seadanya.
”Apakah anda tidak kasihan terhadap nyonya Maria?”cetus Fauzi.
”Apakah anda tidak merindukan nyonys Maria?”
”Apakah anda tidak ingin melihat nyonya Maria hidup lagi?”
”Apakah anda tidak ingin melihat nyonya Maria kembali hidup normal lagi?”
”Apa maksudmu Fauzi?”tanya balik Andrian.
”Seperti yang anda dengar tadi tuan nyonya Maria menjadi orang yang berbeda setelah anda pergi dari rumah”jawab Fauzi.
”Jawablah dengan jelas Fauzi jangan membuat teka-teki seperti ini?”ucap Andrian dengan penuh ketegasan.
”Bukankah sudah saya jelaskan dengan jelas tuan, bahwa nyonya tidak hidup normal seperti biasanya setelah anda pergi dari rumah dalam artian nyonya Maria sedang depresi dan kehilangan akalnya karena kepergian anda”ucap Fauzi. Andrian merenungi ucapan Fauzi tentang ibunya setelah dirinya meninggalkan rumah.
Sementara Qiyas sedang mengotak-atik handphone untuk menghubungi ayahnya.
Ketika teleponnya sudah tersambung dengan orang yang ditujunya Qiyas memberitahukan tentang pertemuannya dengan Andrian.
Qiyas menelpon orang tersebut jauh dari jangkauan Andrian yang sedang mengobrol dengan Fauzi.
Ketika orang yang ditelpon ingin berbicara dengan Andrian, Qiyas segera memberikan handphone kepada Andrian. Andrian yang disodori handphone oleh Qiyas pun menerimanya dengan bingung.
”Andrian anakku”.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments