PEMBALASAN YANG SETIMPAL
Tidak jauh dari desa tersebut terdapat 3 orang anak yang melihat desanya hancur karena orang-orang serakah.
Mereka melihat tempat tinggal yang ditinggalinya dari sebelum dia lahir sampai dewasa, tempat kenangan yang penuh canda tawa dengan kesederhanaannya,dan juga tempat dimana dia diajarkan rasa untuk bersyukur dalam hidup yang biasanya banyak orang lupakan.
Hancur karena orang-orang yang rakus.
Hari sebelum perobohan rumah, mereka juga melihat kesadisan yang dilakukan pengawal Adrian dimulai pembunuhan yang mereka lakukan.
Mereka juga ikut dalam melawan pengawal Adrian sebelumnya,akan tetapi ketika banyak warga desa yang kalah mereka melarikan diri dan bersembunyi untuk menyelamatkan diri mereka sendiri.
”Ayah ibu”tangis Gyuri yang melihat orang tuanya terbunuh dari kejauhan.
”Tenanglah Gyuri kamu jangan nangis terus”ucap Ghaida sambil menenangkan Gyuri yang masih menangis.
”Paman Daryan aku akan mengingatmu sampai kau mati ditanganku”marah Evzen yang melihat Daryan melemparkan tubuh tetua Abiyasa seperti barang.
”Evzen tenanglah jangan bicara terlalu keras,kalau tidak kita akan ketahuan nantinya”ucap Ghaida yang melihat Evzen tidak bisa mengendalikan amarah nya.
”Ghaida kau lihat mereka tidak punya hati nurani otak mereka sama saja seperti hewan yang tidak punya nurani ketika akan menerkam mangsanya.”
”Ststst,aku tahu tapi tenanglah Evzen pelankan suaramu kalau tidak mereka akan menemukan kita nantinya.”
Setelah tenang,mereka pun terdiam sejenak dan memikirkan masa depan mereka yang akan datang.
Ghaida seakan tidak percaya dengan kejadian ini dia merasa bahwa perbuatan yang mereka lakukan sungguh sadis.
Ghaida yang awalnya selalu menyalahkan dirinya ketika orang tuanya tiada sekarang dengan mata kepalanya sendiri bahwa kematian orang tuanya bukanlah kesalahannya yang tidak bisa melindungi mereka.
Tetapi karena kerakusan musuh ayahnya lah yang membuat orang tuanya dibantai oleh mereka.
”Kita pergi dari sini”ajak Ghaida pada Evzen dan Gyuri untuk pergi dari tempat persembunyian mereka agar tidak ketahuan.
Mereka pergi bersama-sama tanpa tau arah yang akan dituju,tanpa bekal apapun hanya mengandalkan dan keberanian.
Mereka bertiga menyusuri jalan setapak yang biasanya warga desa lewati untuk menjual hasil ladang mereka sampai akhirnya mereka menemukan jalan raya dan pergi dari desa Acitya untuk menjauh sementara agar tidak dicari oleh mereka.
Ghaida pun berinisiatif untuk balik kerumahnya mengambil barang yang berharga untuk dijual nantinya.
Awalnya Ghaida tidak ingin kembali ke rumahnya itu karena akan mengingatkannya pada kedua orangtuanya,akan tetapi Ghaida tidak ada pilihan lain selain kembali ke rumahnya.
Jarak antara desa Acitya dengan rumah Ghaida memang tidak terlalu jauh,15 menit dari desa Acitya untuk sampai kerumahnya.
Sesampainya disana Ghaida,Evzen serta Gyuri meilhat banyak garis polisi yang melintangi rumahnya,ketika masuk mereka masih melihat banyak darah yang sudah mengering dan berubah warna karena lamanya tahun yang seiring berganti terutama Ghaida
Dia sedari tadi hanya bisa menahan kesesakan yang ada ditubuhnya.
Rumah yang dulunya tempat Ghaida pulang ketika sekolah,rumah yang dulunya tempat bermain dengan asisten ayahnya dulu yang sudah dianggap keluarga,rumah yang dulunya adalah tempat ternyaman untuk ditinggali sekarang hanyalah kenangan memuat memori yang ada dipikirannya.
”Kita akan tinggal disini sementara waktu”ucap Ghaida.
ΩΩΩΩ
3 hari kemudian
“Apakah kau sudah memberitahu Adrian bahwa kita akan kesana?”tanya Andino pada Dion.
“Sudah tuan,tuan Adrian juga sudah memberitahu alamat rumah para warga yang ditinggali”jawab Dion.
“Baiklah kalau begitu kita berangkat kesana sekarang”ujar Andino.
Adrian dan Dion pergi menuju tempat yang jadi rumah kedua untuk warga desa Acitya yang tergusur.
Tempat tinggal yang disiapkan oleh Adrian memang tidak jauh dari desa Acitya, Adrian menempatkan tempat tinggal kedua bagi warga desa tentu saja agar warga ketika akan mengingat desanya dulu agar tidak terlupakan kenangannya.
Adrian bertujuan melakukan itu juga untuk mengelabui Andino dan juga menutupi para warga desa Acitya agar Andino percaya bahwa Adrian melakukan pekerjaanya tanpa pertumpahan darah.
Perjalanan untuk menuju kesana membutuhkan waktu 1 jam 30 menit dari kediaman Andrea.
Andino merasa bahagia sekaligus sedih secara bersamaan,dulunya proyek ini diberikannya pada Andrian karena dia sangat jenius dalam memberikan ide untuk proyek ini.
Akan tetapi kejahatan yang dilakukannya memang tidak bisa ditolerir lagi dan juga merugikan perusahaan membuatnya memberi pilihan yang berat sebagai seorang Ayah.
Pilihan itulah yang membuat dirinya merasa bersalah sampai sekarang terutama pada istrinya.
”Tuan kita sudah sampai”ucap Dion pada Andino.
Mereka pun turun dari mobil dan melihat para warga desa yang sedang menyambut kedatangan Andino.
Andino yang melihat para warga menyambut mereka dengan baik pun ikut senang,perjamuan yang mereka siapkan.
Ucapan terima kasih yang diucapkan warga desa tersebut dan juga nasehat-nasehat yang diucapkan untuk keluarganya membuat Andino merasa dihargai sebagai pengusaha yang memberikan lapangan kerja pada mereka.
Andino merasa bangga dengan profesi yang diajalaninya,banyak orang menaruh harapan pada orang-orang kaya untuk memberikan lapangan pekerjaan untuk mereka yang tidak punya apa-apa.
Tapi terkadang banyak juga usahawan yang merampas hak orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri dan membuat orang lain rugi.
”Kau sudah melakukannya dengan benar Adrian,setelah ini uruslah pembangunan proyeknya biarkan mereka diurus oleh bawahanmu”ucap Andino pada Adrian sambil memegang bahunya.
Adrian yang mendapat pujian itu pun merasa puas dengan apa yang dilakukannya walaupun harus menumpahkan darah banyak orang tetapi itu sudah hal biasa yang dilakukan seorang pengusaha besar.
”Baik pah”.
”Baiklah papah akan pulang duluan dan kau segeralah pulang temani istrimu yang dirumah”ujar Andino. Adrian pun menganggukan kepalanya.
Ketika Andino sedang membicarakan banyak hal dengan Adrian masalah pekerjaannya Dion pun mendekati Andino lalu membisikkan sesuatu padanya.
”Tuan ....”
Andino yang memndengar kabar dari Dion pun kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments