PEMBALASAN YANG SETIMPAL
Sudah 2 hari lamanya Adolf dan juga keturunan keluarga Parviz berada di desa Acitya untuk melarikan diri dari pembantaian yang dilakukan oleh Adrian.
Nyonya Erina lah yang memerintahkannya untuk membawa anak nya pergi dari rumah, dan disuruh pergi ke desa ini untuk berlindung dari kejaran pengawal Adrian.
Awalnya Adolf agak ragu dengan ucapan Erina ketika menyuruhnya pergi dari rumah bersama dengan anaknya.
Karena firasat yang dimiliki oleh Erina tentang keburukan yang ada di rumah utama, akhirnya Adolf menuruti ucapan Erina untuk membawa anaknya itu ke desa Acitya.
Ketika Adolf sudah mengantarkan Ghaida anak dari Bagaskara dan Erina di desa lalu menitipkannya ke orang kepercayaan tuan nya yang ada di salah satu rumah desa tersebut.
Adolf kembali ke rumah utama untuk menemui Nyonya nya.
Ketika Adolf sampai di rumah utama dia merasa heran kemana perginya para penjaga yang ada di rumah itu?.
Lalu satpam yang harusnya menjaga gerbang juga tidak ada, Adolf langsung masuk ke dalam rumah lalu menuju ke ruang tamu dan melihat pemilik rumah itu tergeletak di lantai dengan bersimbah darah yang terus mengalir dari kepalanya.
“Apa yang terjadi di rumah ini?”tanya Adolf pada dirinya sendiri. Adolf pun mendekati mayat Tuan nya itu dan memeriksa apakah beliau masih hidup atau tidak.
“Tuan apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini tuan!?!”tanya Adolf pada mayat Bagaskara lalu melihat sekitar dan melihat teman nya yang sepantaran dengannya bersimbah darah di dadanya.
Adolf pun mendekati tubuh Atlas berharap dia masih bernapas dan memberikan jawaban atas kejadian yang terjadi.
“Atlas Atlas bangunlah apa yang terjadi di rumah tadi? Bangunlah Atlas berikan aku jawaban tentang kejadian ini, bangunlah Atlas bangunlah,”ucap Adolf sambil meneriaki tubuh Atlas berharap Atlas masih hidup.
“A.... dolf kau ada.... di sini,”ucap Atlas sambil terbata-bata.
“Atlas apa yang terjadi sebenarnya, ada apa di rumah tadi, mengapa semua penuh orang tergeletak penuh dengan darah,dan apa yang terjadi denganmu Atlas, mengapa....”
“Adolf bisa ....bisakah aku meminta.... tolong pada.... mu,”
“Berhentilah berbicara!!, kita harus segera ke rumah sakit sekarang baru kau boleh meminta tolong padaku.”
“Tidak tolong dengarkan aku!! Waktuku mungkin tidak banyak, tolong jaga nona Ghaida dari keluarga Andrea,jauhkan nona kecil kita dari mereka dan juga ....”
“Jagalah dirimu dengan baik Adolf pergilah dari sini ....”.
”Tidak tidak bangunlah Atlas bangunlah jangan meninggalkanku Atlas bangunlah bangun”teriak Adolf sambil menggoyangkan badan Atlas yang sudah tidak bernyawa.
Adolf menangis tersedu-sedu di depan mayat Atlas. Adolf memeluk mayat tersebut dengan lama untuk terakhir kalinya sebelum pergi dari rumah.
Setelah menangis berjam-jam di rumah utama Adolf segera pergi dari rumah itu agar tidak ada yang mencurigainya kalau ada yang datang ke rumah itu.
Karena Adolf yakin setelah pembantaian tersebut mereka akan datang untuk membersihkan jejak-jejak yang mereka lakukan di rumah itu.
”aku berjanji akan melindungi nona Ghaida dengan raga serta nyawaku sendiri Atlas, semoga tuan Bagas dan nyonya Erina kalian tenang di alam sana serta teman-teman yang lain. Aku akan melindungi nona Ghaida dengan kemampuan yang kumiliki.”ucap Adolf di dalam mobil yang dikendarai nya.
2 hari lamanya Adolf berada di desa Acitya bersama dengan Ghaida.
Adolf masih terkejut dengan kejadian yang terjadi 2 hari yang lalu dia tidak menyangka orang yang mengangkat jadi pengawal serta rekan rekannya tewas mengenaskan di tangan keluarga Andrea.
Adolf harus mencari tahu apa alasan keluarga tuan nya dibunuh.
”Paman apakah ayah dan ibu akan datang nanti malam?”tanya anak yang berusia 9 tahun bernama Ghaida.
Ini lah yang ditakuti oleh Adolf ketika anak Bagas dan Erina menanyakan keberadaan mereka.
”Nona mau ikut memancing dengan paman tidak hari ini sepertinya air sedang surut di sungai,”
”Paman jawablah pertanyaan ku apa ayah dan ibu akan datang nanti malam,”kesal Ghaida pada Adolif yang tidak menjawab pertanyaannya.
”Nona Tuan dan Nyonya katanya lagi ada pekerjaan yang tidak bisa mereka tinggalkan, makanya nona dititipkan kesini agar tidak kesepian kalau di rumah,”ucap Adolf dengan nada suara yang lembut.
”huft selalu saja seperti itu, dipikiran mereka hanya ada kerja saja, kalau kerja terus kapan mainnya sama Ghaida, paman bisakah kita pulang saja ke rumah aku jadi rindu bu Asih,”
Adolf berfikir sejenak untuk memikirkan kata yang akan diucapkannya.”Nona bukankah disini banyak teman, kenapa nona tidak bermain dengan mereka? Apakah mereka memusuhi nona? Kalau mereka memusuhi nona bilang saja pada paman agar paman memarahinya!?!”.
”Ish paman mereka tidak memusuhiku, tapi aku sedang rindu dengan bu Asih bisakah kita menjemputnya paman,”mohon Ghaida dengan ekspresi dibuat-buat.
Adolf yang melihat permohonan Ghaida pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
”Terjadinya pembantaian yang dialami oleh seorang pemilik perusahaan Adora group. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 22.30 menurut perkiraan polisi,banyak korban yang tumbang karena pembantaian ini, termasuk pemilik Adora Group ...,”
”Apa yang sebenarnya terjadi paman”gumam lirih Ghaida yang melihat berita.
ΩΩΩΩ
”Hari ini kita mau kemana bos?”tanya Elenio.
”Kita akan pergi ke desa Acitya untuk menggusur mereka”jawab Arsa
”Wah sudah lama aku tidak melakukan penggusuran”ucap Elenio dengan menampilkan senyum smirk nya.
”Ingatlah kita di sana untuk bekerja bukan untuk bersenang-senang,”tegas Arsa untuk mengingatkan para pengawalnya.
”Ya saya tahu bos,tapi bolehkah kita bersenang-senang terlebih dahulu dengan mereka”ucap Elenio sambil menaik-turunkan alis sebelah kanannya.
”Terserahlah, suruh semua pengawal untuk menuju kesana”perintah Arsa.
Arsa dan juga para pengawal yang lainnya pergi menuju desa Acitya untuk menyuruh para warga yang ada di sana meninggalkan desa tersebut.
Arsa dan pengawal yang lainnya akan melakukan segala cara untuk menggusur warga dari sana termasuk kekerasan yang memang harus dilakukan.
Terkadang banyak pengusaha akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya termasuk pembunuhan yang memang harus dilakukan untuk mencapai tujuan nya agar segera terselesaikan tugasnya.
Sesampainya di desa Arsa memberikan perintah kepada Elenio untuk mengumpulkan penduduk desa yang ada di sini.
”Nio cepat kumpulkan penduduk desa yang ada disini”perintah Arsa terhadap Nio.
“Baik bos”jawab Elenio.
Elenio pun pergi bersama dengan temannya berkeliling desa untuk mengumpulkan warga desa yang ada di rumah termasuk warga yang sedang berada di sawah juga ikut dikumpulkannya.
Elenio berteriak-teriak di atas kendaraan yang dipakainya menggunakan alat pengeras suara yang dibawanya.
Penduduk desa yang mendengarkan suara Elenio pun penasaran dan langsung menuju ke balai desa.
Ketika penduduk desa sudah terkumpul di balai desa Arsa pun langsung memerintahkan Elenio untuk mengumumkan perintah dari Adrian.
”Teruntuk penduduk yang ada di desa Acitya kami diperintahkan oleh tuan Adrian dari Andrea group menyuruh para warga nya segera meninggalkan desa ini karena akan ada pembangunan proyek,jadi dimohon untuk para warga yang ada disini segera meninggalkan desa ini,”ucap Elenio dengan suara yang lantang.
”Apa maksudnya tuan kami memiliki sertifikat di desa ini dan sertifikat ini juga sah dari pemerintahan,”sanggah salah satu warga.
”Benar itu”.
”Benar kami memiliki serifikat itu dan kita juga tidak berniat menjualnya”.
”Benar kami juga tidak berniat menjualnya”.
”Benar lagipula beberapa perkebunan yang ada disini juga milik tuan Bagas bukan tuan Adrian”.
”Sertifikat itu juga atas nama tuan Bagas bukan Adrian”.
Warga desa pun protes dengan pernyataan yang diucapkan Elenio sebagian dari mereka juga mengumpat i ucapan Elenio.
”Dengar-dengar, sertifikat kalian itu sudah dijual oleh tuan Bagas kepada tuan Adrian sebelum kematiannya, tuan kalian itu memang pengkhianat bagaimana bisa dia membodohi kalian seperti ini”ucap Elenio dengan membohongi warga dan memfitnah Bagas yang ada sudah meninggal.
”Kami tidak akan meninggal kan desa ini”.
"Ya kami tidak akan meninggalkan desa kami".
”Usir mereka dari sini”.
”Ya usir mereka dari sini”.
Terjadinya pemberontakan dari penduduk desa dengan pengawal yang dibawa Arsa.
Banyak warga desa yang yang terkena pukulan dari pengawal Arsa. Warga desa yang lain tidak terima pun melakukan pemberontakan kepada mereka.
Kekerasan, pukul-memukul, saling dorong-mendorong juga dilakukan oleh mereka, banyak dari warga yang tumbang karena fisik mereka yang tidak sepadan dengan pengawal Arsa dan tidak kuat mengahadapi pukulan yang dilakukan oleh Elenio dan kawan-kawannya, membuat warga desa menyerah dan meninggalkan balai desa.
”Dasar orang miskin”ucap Arsa yang melihat pemberontakan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments