bab 17.

Setelah semua selesai pak Sholeh, Bu Sholeh beserta Mpok Juleha pun berpamitan pulang, lupa aku memberikan ongkos kepada pak Sholeh untuk jasanya mengangkut barang.

"sar, kami permisi pulang dulu ya. nanti kapan ada waktu senggang kami main-main kesini" kata Mpok Juleha yang diangguki oleh Bu Sholeh.

"iyaa betul itu sar. lah wong umahe weeenak kok, adem. kerasan kamu disini sar" kata Bu Sholeh.

"yaa pasti to Bu, seng penting Yo ingeh unggahane wong ngontrak Nang umehe uwong. inget harus rajin seperti yang sudah diingatkan sama Bu Harun loh sar" kata Mpok Juleha yang dengan senang hati mengingatkan aku, tentu saja aku ingat karna kebaikan Bu Harun aku bisa menempati rumah bagus ini dengan harga sewa yang terbilang rendah.

"iyaa mpo tenang aja, sari pasti inget. sari juga bersyukur bisa nempatin rumah ini" kataku menjawab perkataan Mpok Juleha.

"sebentar ya aku kedalam dulu mau ambil ongkos bapak" kataku pada Bu Soleh dan Mpok Juleha, sedangkan pak Sholeh tengah sibuk membenahi kembali tali yang tdi dipakai untuk mengganjal barang diatas pick up. kemudian aku pun melangkah kan kaki menuju kamar untuk mengambil upah untuk pak Sholeh.

tak lupa aku pun menyisihkan sedikit untuk Mpok Juleha yang telah membantuku dari pagi hingga sore hari ini, juga untuk Bu Sholeh yang sudah membantuku membersihkan rumah.

aku memasukan kedalam amplop masing-masing, setelah selesai aku pun kembali keluar menghampiri Bu Sholeh juga Mpok Juleha.

"udah sar, yuk kita keluar" kata Bu Sholeh.

kami pun melangkah kan kaki menuju teras dimana pak sholeh berada, aku pun kemudian menghampirinya untuk memberikan upahnya.

"pak, ini uang untuk bensinnya. maaf jadi merepotkan bapak" kataku pada pak Sholeh.

pak Sholeh pun menerima amplop tersebut kemudian membuka isinya, seketika dia pun terkejut melihat isinya.

"sar ini kelebihan banyak loh, bahkan jaraknya cuma dua kilo dari blok kita ke sini. ini ambil sisanya, bapak bawa satu lembar aja ya" kata pak Soleh yang mengembalikan dua lembar uang berwarna merah yang sudah aku persiapkan didalam amplop memang untuk pak Sholeh.

"jangan pak, ini untuk bapak juga loh yang udah cape angkutin barang aku sendiri. iya kan bue?" kataku mencari pembelaan dari Bu Sholeh.

"wes to pak, rejeki gaboleh ditolak. seng penting sari ikhlas" kata Mpok Juleha menimpali, sedangkan Bu Sholeh yang aku tanya malah hanya diam sambil tersenyum.

"oalaah jadi ngerepotin ini loh sar, yaowes makasih Yo sar" kata pak Sholeh

"yaa sama-sama pak" kataku pada pak Sholeh, Alhamdulillah akhirnya pak Sholeh mau menerima amplop yang aku berikan.

"yasudah kalo begitu kami pamit pulang dulu ya sar" kata Bu Sholeh yang langsung aku Salami dan ku beri juga sedikit salam tempel untuk ucapan terimakasihku.

"apaa ini sar, wes rausah to. bapak kan udah, udah ini disimpen wae buat jajan Aska" kata Bu Sholeh yang juga mau mengembalikan amplop yang aku berikan.

"udah Bu gapapa, kalo ibu gamau terima nanti Ndak sari bolehin main kesini wes" kata ku sengaja pura-pura merajuk didepan Bu Sholeh.

"walah walah yowes yowes, terimakasih Yo sar" kata Bu Sholeh.

"iyaa Bu sama-sama, nah ini bagian mu Mpok" kataku pada Mpok Juleha.

"waaah aku kebagian juga to, makasih ya sar" kata Mpok Juleha yang langsung memasukan amplop tersebut kedalam saku celana kulot yang ia pakai.

"sama-sama Mpok, aku loh yang makasih Mpok udah bantuin aku dari pagi. sering-sering main kesini loh Mpok" kataku sambil mengiringi Mpok Juleha dan Bu Sholeh menaiki motor.

"iyaa pasti itu, iyaa to bue?" kata Mpok Juleha pada Bu Sholeh.

"iyaa pasti itu leha" kata Bu Sholeh, aku pun tersenyum mendengar jawaban mereka berdua.

"wes ayok lak jalan duluan leha, aku dibelakang" kata pak Sholeh yang memberi instruksi pada Mpok Juleha.

"oke pak, yaudah kita pamit ya sar. assalamualaikum" kata Mpok Juleha dan Bu Sholeh berbarengan mengucapkan salam.

"waalaikumsalam" jawabku setelah Mpok Juleha dan pak Sholeh mulai melajukan kendaraan masing-masing.

setelah mereka tak terlihat mata, aku pun kembali masuk kedalam rumah yang sekarang sudah resmi aku tempati.

aku pun menghampiri Aska yang beristirahat dikamarnya, ternyata dia sudah pulas tertidur. padahal aku ingin mengajaknya sholat asar karna sudah tertinggal waktu asar cukup lama karna sekarang sudah menujukan pukul empat lewat lima belas menit sore.

setelah itu, aku pun kembali menutup pintu kamar Aska dan kembali kekamar untukku juga mas Radit. aku mengambil pakaian ganti kemudian aku membersih badan dan berwudhu untuk sholat asar, setelah selesai ternyata Aska sudah berada didalam kamarku sedang tiduran diatas kasur.

"Aska kamu udah bangun nak" kataku pada Aska yang masih tiduran diatas kasur.

"udah ma, Aska cape banget jadi tdi tidur sebentar" kata Aska dengan masih muka bantalnya.

"yaudah Aska mandi yuk" kataku mengajak Aska mandi.

Aska pun kemudian turun dari kasur dan langsung berlari kekamar mandi, aku sendiri masih harus menyiapkan pakaian ganti untuk Aska didalam kamarnya.

setelah itu, aku menyusul Aska kedalam kamar mandi dan mulai membersihkan badan Aska.

setelah selesai dan Aska juga sudah rapi juga wangi, kami pun duduk sambil menonton tv di ruang keluarga dirumah ini.

"ma ini tv nya Aska boleh nonton kan?" kata Aska padaku.

"boleh kok sayang, tapi hati-hati ya. inget loh ini bukan rumah kita nak" kataku pada Aska.

"iyaa ma, asik Aska bisa nonton kartun kesukaan Aska tanpa gangguan" kata Aska yang memang jarang sekali bisa nonton kartun kesayangannya si kembar dua u&i jika dirumah ibu mertua, karna biasanya rebutan dengan ibu mertua juga Sarah.

"iyaa Aska bisa nonton sampai selesai kalo disini, tapi nanti kalo Maghrib sama isya berhenti dulu untuk sholat ya. Aska kan tadi udah ketinggalan asarnya" kataku pada Aska.

"iyaa ma" jawab Aska dengan wajah berbinar.

tak lama Aska menyalakan tv terdengar gerbang terbuka, aku pun segera mengintip dari jendela ruang tamu, mas Radit ternyata sudah pulang dari pabrik tempat kerjanya.

mas Radit pun memasukan motor yang biasa dia pakai untuk bekerja ke halaman rumah, aku pun membuka pintu rumah untuk menyambutnya pulang.

"assalamualaikum" kata mas Radit, aku pun kemudian menyium punggung tangannya.

"waalaikumsalam" jawabku dengan tersenyum.

"waaah papa sudah pulang" kata Aska yang tiba-tiba keluar rumah dengan berlari mendengar suara mas Radit.

kami pun masuk kedalam rumah bersama dengan mas Radit yang menggendong Aska di bahu sebelah kanannya.

"Aska turunin aja mas, kamu kan baru pulang masih capek" kataku pada mas Radit.

"gapapa sar, capek ku hilang ngeliat senyum kamu sama Aska" kata mas Radit mencoba menggombaliku dengan kata-kata.

"hmm sudahlah mandi dulu aja sana, kamar kita yang semalam aku tunjukan ya mas" kataku pada mas Radit.

"iyaa sayang" kata mas Radit sambil melangkah kan kaki menuju kamar untuk mengambil pakaian gantinya.

aku pun masih duduk menemani Aska yang sedang menonton kartun kesukaannya, ku lihat jam dinding masih menunjukan lima sore lebih dua puluh menit.

tak lama mas Radit pun selesai ma di dan berjalan menghampiri aku juga Aska diruang keluarga, mas Radit pun duduk di samping ku.

"sofanya empuk ya sar" kata mas Radit, memang semalam saat kami berkunjung kerumah ini hanya liat-lihat tidak sampai duduk-duduk dibagian sofa ataupun kasur jadi kami baru merasakan empuk nya sofa juga kasur yang ada disini meskipun kasurnya belum kami tiduri tapi melihatnya sekilas pun pasti sudah tau betapa empuknya kasur itu.

"iyaa mas, Alhamdulillah kita sudah menempati rumah ini" kataku pada mas Radit dengan senyum yang dipaksakan.

"iyaa sayang, kamu ngga masak dong? gimana kalo kita makan diluar, di blok i ini kan pertokoan ya banyak yang jualan makanan kalo udah sore begini pas didepan gapura sayang" kata mas Radit memberi tahu ku.

"iyaa mas, aku ikut aja. emang mas mau makan apa nanti?" tanyaku pada mas Radit.

"ntah sayang, nanti kita lihat aja dijalan seleranya apa yang menggugah" kata mas Radit tertawa kecil.

"haha kamu itu mas, menggugah selera kali mas" kataku pada mas Radit menimpali candannya.

ponsel mas Radit pun berdering, tertera nama ibu mertua dia panggilan.

"ibu nelpon mas" kataku pada mas Radit.

"iyaa, bentar aku angkat dulu" kata mas Radit yang langsung menjawab panggilan ibu mertua disampingku.

tak sengaja akupun menguping pembicaraan mereka karna memang volume suaranya terdengar olehku.

"haloo Radit, kamu kok jam segini belum pulang?" tanya ibu mertua dengan nada jengkel.

"loh Bu aku udah pulang kok, kan sekarang kita memang sudah ga serumah. sari kan udah memindahkan semua barang kami kerumah yang kami sewa" kata mas Radit dengan nada masih santai.

"oohh jadi kamu udah sampai dikontrakan istri kamu itu? kamu milih tinggal sama istri kamu, begitu?!" kata ibu mertua yang membuat mas Radit menyerit heran sambil melirikku, aku pun hanya mendengarkan perkataan ibu mertua. sekilas ingin tau apa yang ibu mertua katakan pada mas Radit.

"maksud ibu apa sih? ya jelas lah Radit pulang kerumah dimana ada istri Radit, ibu gimana sih" kata mas Radit dengan jengkel karna perkataan ibu mertua.

ibu mertua yang kesal pun langsung mematikan panggilan pada mas Radit.

"Bu,, haloo Buu" kata mas Radit yang mengira sambungan masih terhubung.

"udah dimatiin kali mas" kataku pada mas Radit dengan ekspresi lemah lesu.

kemudian terdengar suara azan Maghrib dari televisi juga dari masjid yang ada di perumahan ini, aku pun langsung mengajak Aska dan mas Radit untuk sholat magrib terlebih dahulu. nanti selesai sholat akan aku ceritakan pada mas Radit alasan kenapa aku memilih pindah rumah hari ini juga, semoga mas Radit bisa terima alasanku.,pikirku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!