bab 6.

Diruang tamu, mas Radit masih berbicara dengan ibu mertua.

"gimana, benar kan ibu kalo sari punya tabungan?" tanya ibu mertua pada mas Radit.

"iya Bu benar, tapi tidak sebesar hutang ibu pada Bu Merry. Radit masih harus mencari pinjaman lain lagi untuk menutupi semuanya Bu" jawab mas Radit.

"tapi kan istrimu juga punya perhiasan loh Radit, suruh aja dia jual dulu perhiasan itu" kata ibu mertua masih berusaha membujuk mas Radit.

"perhiasan itu pemberian orang tua nya Bu, ngga usahlah kita ganggu gugat. bukan hak kita, apalagi u tuk bayar hutang ibu" jawab mas Radit rada jutek.

"ih kamu ini kalo dibilangin sama ibu selalu aja begini" kata ibu mertua dengan kesal.

"ibu juga pasti punya simpanan uang kan, ngga mungkin ibu ga punya tabungan dari uang yang selama ini aku kasih" kata mas Radit pada ibu mertua.

"mana punya ibu tabungan Radit, uang dri kamu itu kurang makanya ibu suka minjem pada Bu Merry" kata ibu mertua membentak mas Radit sambil membelalakan matanya.

"oke gini aja ya Bu, maaf banget mulai bulan depan jatah ibu hanya satu juta perbulan. aku akan melunasi hutang ibu gimana pun caranya tapi itu syaratnya, dan kalo sampe ibu berhutang lagi pada orang lain aku gaakan ikut menanggung hutang itu" jawab mas Radit dengan suara tegas.

mas Radit pun masuk kekamar dan melihat istri juga anaknya baru selesai melaksanakan sholat isya.

"sholat dulu mas, tdi kan belum sholat isya" kataku pada mas Radit.

"iyaa sar, oh ya sar bisa kamu kirim tiga juga itu kerekening aku? aku harus segera transfer ke Bu Merry, nanti sisanya biar aku pinjam sama temanku" kata mas Radit

"iyaa mas, sebentar ya. kamu sholat dulu aja, bentar lagi aku transfer" jawab ku cepat.

mas Radit pun berlalu mengambil wudhu kemudian kembali kekamar melaksanakan sholat isya, aku mengikuti kemauannya mentransferkan uang tiga juta rupiah ke nomer rekeningnya.

"kelonin Aska ma, Aska capek sekali ngantuk" kata Aska, aku pun menyelesaikan transaksi dengan cepat.

"iyaa sayang, sini mama kelon ya" jawab ku.

tak lama mas Radit pun selesai sholat. aku pun memberitahukan transaksi berhasil.

"udah aku transfer ke rekening kamu ya mas" kata ku pada mas Bayu.

"iyaa sayang, terimakasih ya. oh ya bulan bulan depan mas akan kasih semua gaji mas pada kamu ya, nanti kamu berikan pada ibu satu juta saja dan untuk uang jajan sarah dan Safira kamu juga yg atur. semua aku percayakan ke kamu ya sar, apa bisa?" kata mas Radit yang membuat aku menganga tak percaya.

"apa aku ga salah dengar ini" pikirku.

"kamu seriusan mas?" tanyaku dengan wajah masih tak percaya.

"serius sar, kamu bisa kan?" tanya mas Radit lagi

"te-tentu bisa mas, tapi apa ibu ga masalah mas kamu kasih jatah segitu?" tanya ku dengan hati-hati.

"aku sudah bicara dengan ibu, mau tidak mau dan suka tidak suka segitulah yang akan aku kasih untuk ibu. aku juga bilang sama ibu jika nanti dia berani pinjam uang pada orang lagi aku tak akan mau lagi mengganti semuanya" jawab mas Radit dengan wajah menahan amarah.

aku pun mengelus bahunya perlahan untuk menenangkan mas Radit.

"yaudah kamu istirahat juga mas, lihat Aska sudah tidur kelelehan. kamu juga pasti lelah" kataku pada mas Radit.

akhirnya kami pun istirahat malam ini, karna memang sudah sangat kelelahan kamipun dengan cepat terlelap.

pagi pun mulai menyapa, seperti biasa setelah sholat aku membuat sarapan untuk seisi orang. tapi pagi ini aku hanya membuat sarapan untuk mas Radit juga Aska, itu pun hanya roti panggang dengan isian keju dan telur.

"pagi ma"

"pagi sayang"

kata mas Radit juga Aska barengan.

"waaahh sarapan kita ala ala orang kaya ini kayanya nak!" kata mas Radit menggoda ku.

"hehehe iyaa paa, ini doang mah cuma buat ganjel perut Aska" kata Aska tertawa sambil menggaruk rambutnya yg tak gatal.

"hehehe iyaa nih, maaf ya mama soalnya lagi pengen sarapan pakai ini. tapi kalo kalian ga suka mama belikan bubur ayam, mau?" tanyaku pada mas Radit juga Aska.

"gausah sayang, ini aja cukup kok untuk mengisi tenaga pagi hari. lagian biar ga ngantuk saat kerja, aku juga suka" jawab mas Radit kemudian tersenyum

mas Radit selalu tak mau membuatku kecewa dan selalu memakan apa yang aku siapkan.

"iyaa ma, Aska juga suka. tinggal tambah susu juga Aska pasti kenyang sambil tunggu nanti siang mama selesai masak makan siang" jawab Aska.

keduanya membuatku tersenyum senang, tak lama pun ibu mertua keluar dengan wajah tak bersahabat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!