"ngomong apa kamu, jngan coba-coba buat fitnah ibu kamu ya sari" jawab ibu mertua dengan membentak.
"fitnah? fitnah apa yang ibu maksud? aku bukan ibu, Bu" jawab ku dengan ketus.
"kamu lihat sendiri kan Radit gimana kelakuan istri kamu, dia kurang ajar sama ibu Radit!" kata ibu mertua berteriak histeris sambil menangis.
"terserah kamu mas, percuma menjelaskan toh gaakan ngaruh sama sekali. kamu percaya atau tidak pada ku itu hak mu!" jawabku yang segera berlalu dari hadapan mereka semua menuju kamar mandi untuk sholat asar.
setelah selesai aku masuk kembali kekamar, aku masih melihat ibu mertua menangis dan ditenangkan oleh Safira.
aku tak mengerti kenapa ibu mertua selalu bersikap seperti itu padaku, hanya karna uang bulanan yang bahkan atas kesalahannya sendiri.
aku pun melaksanakan sholat asar kemudian membangunkan Aska untuk mengajaknya mandi.
"Aska bangun yuk sudah sore" kataku membangunkannya.
dia pun menggeliat kecil, kemudian membuka matanya dan duduk dengan mata setengah terpejam.
"Ayuk mandi dulu sayang, sudah hampir Maghrib" kataku pada Aska.
"apaa? yaah Aska ketinggalan sholat asar dong ma" katanya dengan wajah lesu.
"iyaa sayang, gapapa untuk kali ini tapi lain kali jangan ya" jawabku menenangkan.
"iyaa ma" jawab Aska cepat.
kemudian aku dan Aska pun melangkahkan kaki keluar dari kamar setelah menyiapkan pakaian ganti untuk Aska.
tiba diluar kamar Aska pun menghampiri mas Radit dan memeluknya menenggelamkan wajahnya pada dada mas Radit hingga mas Radit heran dibuatnya.
"Aska kenapa sayang?" kata mas Radit bertanya pada Aska.
"Aska takut sama nenek" jawab Aska berbisik yang masih didengar semua orang termasuk aku.
"takut kenapa sayang, itu kan neneknya Aska" jawab mas Radit kembali.
"nenek galak pa, tadi waktu Aska dan mama lagi makan nenek marahin mama padahal mama sudah masakin yang enak untuk kita. rendang loh pa" jawab Aska kepada mas Radit.
ibu mertua pun semakin membelalakan mata nya mendengar perkataan Radit, dia berfikir aku yang mengajari Aska berbicara seperti itu pada papanya.
"tuh kan Radit lihat, istrimu bahkan mempengaruhi anaknya untuk membenci ibu sebagai neneknya. huhuhu" kata ibu mertua semakin terisak.
aku pun hanya memutar bola mata jengah, kesal dengan perkataan ibu mertua. ku ambil Aska dan ku ajak dia untuk segera mandi, agar tak terlewat waktu Maghrib.
"Aska ayok mandi, nanti kita lihat sinetron di tv aja. disini dramanya kurang bagus" kataku menyindir ibu mertua.
Aska pun patuh, dia mengikutiku kekamar mandi. lalu segera aku mandi kan Aska, kemudian aku suruh ia keluar dahulu karna berganti aku yang akan mandi. secepat kilat akhirnya akupun keluar kamar mandi dengan pakaian yang masih lengkap.
mas Radit sudah masuk kedalam kamar sedangkan ibu mertua dan dua adik iparku ntar kemana, mungkin kedalam kamarnya masing-masing.
saat sudah didalam kamar aku langsung membantu Aska mengenakan pakaian, mas Radit berkata bahwa ia ingin berbicara denganku. setelah urusan Aska selesai aku suruh Aska bermain hp diatas kasur agar aku bisa leluasa berbicara dengan mas Radit.
"ada apa mas?" tanyaku pada mas Radit.
"yang ibu katakan tdi apakah benar?" tanya mas Radit dengan ragu.
"bukannya tdi aku sudah jawab benar, apalagi yang ingin kamu tau?" jawabku memberi pertanyaan lagi pada mas Radit.
"aku hanya ingin tau dari kedua belah pihak agar aku tidak salah paham karna mendengarkan sebelah pihak" jawab mas Radit.
"heh telat mas, bukankah tdi kamu sempat termakan oleh perkataan ibu juga Sarah?" tanyaku pada mas Radit.
"tidak, belum. aku berkata pada ibu untuk bisa bertanya padamu lebih dahulu" jawab mas Radit cepat.
"bahkan seharusnya kamu tau jika aku berusaha membela diri dari ibu mu mas, kamu tau sendiri bagaimana sikap ibu mu terhadapku juga anak kita. apa sampai sini kamu masih belum paham juga mas?" kataku dengan tegas.
"bukan begitu maksudku sari!" kata mas Radit yang langsung aku potong.
"lantas gimana mas? lima tahun mas kamu minta aku bertahan dengan sikap ibu, tapi apa? bahkan sampai skrng sifat ibu tidak lah berubah setelah kita memiliki anak dan memberikannya seorang cucu. tak masalah jika hanya aku, tapi bahkan ini pun anakku mas darah dagingnya juga. aku ga bisa terima mas, mas lihat sendiri gimana takutnya Aska pada ibu. apa mas fikir itu pun rekayasa aku? mas harusnya fikir, untuk mental Aska juga ga bagus mas" kataku dengan terisak.
mas Radit menenangkan aku dengan memelukku, akupun sangat nyaman didekapannya.
"maaf, maafkan aku sari. maaf aku yang tidak bisa tegas bersikap pada ibu juga adikku. maafkan aku" kata mas Radit sambil terus memelukku.
"bisakah kita tinggal terpisah dari ibu mas, tolong kali ini penuhi permintaan aku mas" kataku memohon pada mas Radit.
"tapi sari bagaimana dengan ibu juga adikku, gajiku hanya pas Pasan jika untuk mengontrak rumah" kata mas Radit.
"cukup mas, cukup untuk kita mengontrak rumah petakan" jawabku dengan cepat.
mas raditpun terlihat ragu dengan permintaanku, aku pun terus membujuknya sampai terdengar suara azan Maghrib.
"mandilah dulu mas, setelah itu kita sholat Maghrib berjamaah baru kita bicarakan lagi" kataku dengan lirih, kecewa mas Radit belum juga luluh dengan keinginanku.
mas radit pun pergi meninggalkan aku untuk membersihkan badan, aku menyiapkan baju Koko serta sarung untuknha beribadah.
tak lama mas Radit selesai dengan mandinya, kini aku dan Aska bergantian mengambil wudhu dan kamipun melakukan sholat berjamaah.
setelah selesai aku pun mengajak mas Radit juga Aska untuk makan malam. kami menghampiri meja makan yang sudah menunggu ibu mertua dengan kedua adik iparku yang menatapku dengan sinis.
dengan cepat aku mengambilkan makanan untuk mas Radit kemudian untuk Aska yang aku ambil porsi lebih karna aku berencana makan diruang tamu bersama dengan Aska.
"Aska ayok kita makan diruang tamu nak" ajakku pada Aska.
Aska pun menggukan kepala menerima ajakkanku.
"kenapa harus di ruang tamu sar, disini kan masih muat" tanya mas Radit.
"ga akan nafsu makan aku kalo disini mas, bukannya makan yang ada diajak ribut lagi. males" jawabku dengan ketus memperhatikan wajah ibu mertua juga Sarah.
aku pun dengan segera membawa Aska keruang tamu, dan kamipun mulai menikmati makanan kami.
"libatkan Radit, bahkan ibu diam tapi istrimu bersikap seperti itu. menantu macam apa yang seperti itu" kata ibu mertua yang masih bisa ku dengar.
"carilah menantu baru untuk anakmu Bu, yang cocok denganmu, yang mau kau recoki rumah tangganya" kataku berteriak dari ruang tamu karna mendengar omongan ibu mertua.
"heh jangan kurang ajar kamu ya, dasar menantu tak tau diuntung!" kata ibu mertua memaki.
"sudah, sudah Bu, sari sudah" kata mas Radit melerai aku dan ibu mertua.
aku pun kembali menghabiskan makan malam ku bersama Aska, tak menghiraukan perkataan ibu mertua yang terus merocos pada mas Radit hingga tiba-tiba mas Radit memberi tahu ibu bahwa kami akan mengontrak rumah.
"aku dan sari berencana mengontrak rumah Bu, agar kami bisa mandiri" kata mas Radit pada ibu mertua.
ibu mertua pun memelototkan matanya mendengar perkataan mas Radit.
"tapi kenapa Radit? rumah ini cukup kamar, kenapa harus sampai mengontrak rumah!" tanya ibu mertua pada mas Radit.
"rasanya Radit juga perlu hidup mandiri bersama istri Radit Bu, sudah lima tahun Radit menumpang dirumah ibu. Radit merasa malu sebagai suami Bu" kata mas Radit meyakinkan ibu mertua.
"ini pasti bujukan dari istrimu kan Radit, kenapa sih kamu turuti kemauan istrimu itu. tidak, ibu tidak mengizinkan!" kata ibu mertua dengan tegas.
"ibu, Radit bukan meminta izin ibu tapi Radit memberitahu ibu!" kata mas Radit lebih tegas dari ibu mertua.
ibu mertua pun terlihat terkejut dengan suara tegas mas Radit yang sudah tidak bisa dia bantah. dia pun tak menghabiskan makannya dan segera berlalu masuk kedalam kamarnya.
"puas kan mba sari udah buat ibu sama mas Radit berantem kaya gini!" kata Sarah dengan ketus kepadaku. aku pun menggedikkan bahu tak peduli dengan omongan Sarah.
merasa kesal denganku Sarah pun juga ikut kembali kedalam kamarnya sendiri, sedangkan dimeja makan tinggal terlihat Safira dan juga mas Radit yang masih melanjutkan makannya. aku dan Aska pun telah selesai makan, aku mengajak Aska untuk mencuci tangan karna tadi dia pun memakan daging tanpa menggunakan sendok ataupun garpu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments