Setelah sarapan siap serta Sarah dan Safira pun sudah rapi dengan saragamnya, mereka bertiga pun menyantap sarapan mereka dengan hening.
"Bu, gimana ya caranya biar kita kaya dulu lagi" kata Sarah memecah keheningan.
"itulah yang ibu pikirkan sar, ibu juga bingung. masa ibu cuma dikasih jatah satu juta perbulan. mana cukup" kata ibu mertua mengeluh.
suasana pun semakin hening, kemudian Sarah dan Safira pun melangkah kan kaki menuju sekolahnya setelah berpamitan dengan ibu mertua.
sementara di pasar, sari dan Aska dengan menikmati waktu berbelanja mereka. meskipun hanya berbelanja kebutuhan makan tapi mereka menikmati momen itu.
"Aska mau ikan atau daging?" tanya ku pada Aska yang sedang memegang minuman dingin yang tdi kami beli.
"emm Aska mau ikan aja ma, ikan gurame kayanya enak ya ma kalo dibakarr" kata Aska sambil membayangkan, wajahnya sangat lucu dan menggemaskan. aku sampai tertawa melihat ekspresinya.
"okee sayang, kita beli ikan gurame ya" kataku pada Aska. dan dia pun menganggukan kepala dengan mata berbinar.
setelah semua selesai dan tak terasa sudah dua jam kami berdua dipasar, kami pun memutuskan untuk pulang kerumah.
tepat pukul sembilan lewat dua puluh menit kamipun sampai dirumah, terlihat ibu mertua sedang duduk termenung diteras rumah.
"assalamualaikum" kataku serentak dengan Aska.
"waalaikumsalam" jawab ibu mertua dengan nada sinis.
aku dan Aska pun tak menghiraukan, kamipun masuk mengabaikan ibu mertua yang terus menatap tak suka pada ku.
"mama beresin ini dulu kedapur ya sayang" kataku pada Aska menunjuk barang belanjaan.
"iyaa ma, Aska langsung masuk kamar ya ma" kata Aska
"iyaa sayang" jawabku, kemudian aku pun melangkahkan kaki ke dapur untuk membereskan belanjaan yang barusan aku beli setelah memastikan Aska masuk kedalam kamar.
ibu mertua pun datang menemui ku didapur.
"banyak banget belanjaan kamu, enak ya dibebasin Radit buat megang uang belanja. bisa belanjaan apa yang kamu mau" kata ibu mertua dengan ketus.
"iyaa dong Bu, toh ini baru untuk makan bahkan juga nanti ibu ikut nikmatinnya. harusnya ibu bersyukur aku juga memikirkan gizi ibu" jawab ku dengan berani.
kini aku mulai berani menghadapi ibu mertua, karna mendapat dukungan dari suamiku.mas Radit.
"udah berani ya kamu ngejawab perkataan ibu, udah ngerasa nyonya kamu ya dirumah ini" kata ibu mertua lagi, kali ini masih dengan suara tingginya.
"aku malas berdebat sama ibu. kenapa sih ibu selalu usil, toh ini juga untuk kita semua makan. jika ibu ga mau makan ini yasudah ibu beli makan untuk ibu sendiri aja" jawab ku lagi menantang ibu mertua.
"oohh bagus, semakin berani ya kamu dirumah ini" kata ibu mertua menahan geram.
aku pun mempercepat gerakanku membereskannya, agar aku bisa langsung masuk kamar dan menemani Aska dikamar.
"hei,mau kemana kamu!?" kata ibu mertua sambil teriak karna aku melangkahkan kaki pergi dari hadapannya setelah menyelesaikan pekerjaa ku.
aku pun segera masuk kamar dan beristigfar.
"pasti nenek marah-marah lagi ya ma" kata Aska melihatku yang datang dengan wajah suram.
aku pun hanya diam tak menjawab pertanyaan Aska.
"Aska sayang, kalo kita pindah ke rumah yang lebih kecil dari ini. Aska mau ga?" tanyaku pada Aska.
"mau dong ma, asalkan sama mama Aska mau kok tinggal dimana aja" jawab Aska
"tapi nanti disana rumahnya ga sebagus disini" kataku lagi pada Aska.
"gapapa kok ma, asalkan kita ga terus dengerin nenek marah-marah Aska tenang ma" jawab Aska lagi yang membuatku membelalakan mata karna perkataannya.
"kok Aska ngomongnya gitu?" tanya ku pada Aska.
"abis aja sebel mah sama nenek, selalu aja marah-marah sama mama kadang-kadang juga marahin Aska padahal kan Aska ga salah" jawab Aska cepat.
"sabar ya sayang, nanti mama coba bilang sama papa biar kita bisa ngontrak sendiri" jawabku dengan tersenyum membuat binar diwajah Aska terbit.
"dari pada Aska disini mendinganaska bantu mama masak yuk untuk makan siang. Aska mau dimasakin apa?" tanya ku lagi pada Aska.
"emm Aska pengen rendang mah, tadi kan mama beli daging. boleh kan ma?" tanya Aska
"boleh dong sayang, yuk kita masak rendangnya" jawab ku mengajak Aska untuk membantu ku memasak.
walaupun Aska lelaki tapi apa salahnya aku ajarkan dia memasak, toh tak selamanya nanti dia akan bersama ku.
saat nanti dia sudah dewasa dia pasti akan memilih jalannya sendiri, ini juga akan menjadi bekal untuknya nanti.
kami pun berjalan keluar kamar, aku menggandengnya menuju dapur.
sudah tak terlihat ibu mertua disana, mungkin dia sudah masuk kedalam kamarnya.
aku dan Aska pun mulai meracik bahan-bahan untuk membuat rendang, Aska hanya aku suruh mencuci semua bahan agar semuanya bersih.
setelah semua selesai dibersihkan, kamipun mulai masak memasak.
dimulai memasak rendang yang butuh waktu lama untuk memasaknya, sambil menunggu rendang aku pun juga membuat capcay sebagai pendamping juga dengan kerupuk.
pukul sebelas semua selesai kecuali rendang yang masih dalam tahap mematangkan, kira-kira masih harus menunggu tiga puluh sampai empat puluh lima menit lagi.
aku pun menyuruh Aska untuk beristirahat setelah membantuku.
"Aska istirahat aja dulu ya sayang, nanti kalo rendangnya udah matang mama kasih tau" kataku pada Aska.
"iyaa ma, Aska juga ngantuk banget nih mah. ternyata cape ya ma masak" kata Aksa, aku pun hanya menyunggingkan senyuman.
"iyaa sayang, kamu tidur siang dulu ya. jangan lupa cuci kaki dan cuci tangan dulu ya sayang" kataku pada Aska.
"iyaa ma" jawab Aska cepat. Aska pun langsung berlari kekamar mandi untuk cuci tangan dan kakinya.
setelahnya dia pun berjalan menuju kamar dan masuk kedalam kamar.
lima belas menit setelah Aska masuk kamar, ibu mertua pun keluar dari kamarnya dengan wajah bantal.
"waaaahhh bau rendaaangg" pekik ibu mertua kesenangan.
aku pun hanya diam tak menggubris perkataan ibu mertua.
"yaaaahh belum matang" kata ibu mertua lagi dengan lirih.
aku pun masih terus diam tanpa menggubris semua perkataan ibu mertua.
ibu mertua pun keluar dari dapur menuju halaman depan, aku pun melihatnya keluar sampai hilang dari pandanganku.
tiga puluh menit kemudian rendang pun telah matang, aku pun menaruhnya diwadah untuk disajikan dimeja makan.
aku lalu membersihkan semua tempat bekas aku masak, kemudian aku kembali kekamar karna ingin mengambil pakaian untuk aku berganti baju. karna aku merasa gerah dan ingin sekali mandi.
aku pun kembali berlari kekamar mandi dan membersihkan diri, terdengar azan dari mushola dekat rumah ku.
setelah selesai membersihkan diri dan berwudhu, aku pun kembali kekamar dan membangun kan Aska yang tertidur dari pukul sebelas tadi.
"Aska, sayang sholat Zuhur dulu yuk nak. udah azan" kataku membangun kan Aska.
dia pun menggeliat dan mengucek matanya menggunakan tangan kecilnya.
"iyaa ma" jawabnya dengan suara khas bangun tidur.
"Aska wudhu dulu ya, sendiri ya sayang" kataku. Aska pun berlalu kekamar mandi tanpa menyahuti perkataan ku.
tak lama dia pun kembali.
"udah selesai sayang, yuk pakai sarungnya ya" kataku lagi diangguki olehnya.
kami pun sholat Zuhur berdua didalam kamar.
sedangkan diluar kamar tepatnya didapur ibu mertua yang tdi baru saja dari luar rumah pun langsung melihat ke meja makan. dia pun langsung mengambil nasi untuk makan.
"waahh jarang-jarang ada rendang selain pas idul adha" gumam ibu mertua.
dia pun memakan dengan hikmat makanan yang didepannya.
sedangkan Aska dan sari setelah selesai sholat sari pun menjadi Aska untuk makan siang.
"yuk sayang" kataku pada Aska.
"iyaa ma, ga sabar Aska mau makan rendang" jawab Aska dengan wajah berbinar.
aku pun membalasnya dengan senyuman yang manis. setelah sampai dapur terlihat ibu mertua tengah makan sendiri.
"sini duduk sayang" kataku.
Aska pun menganggukan kepala dan menghampiriku.
"sari jngan lupa pisahkan untuk anakku, jngan kau habiskan semua makanan ini" kata ibu mertua dengan ketus.
"ibu sudah kenyang? ngga nambah?" tanyaku pada ibu mertua tanpa menyahuti perkataannya.
"ga perlu, lagian makan beginian aku juga sering" jawab nya lagi dengan angkuh.
"Alhamdulillah Bu, masih bisa memasak makanan nikmat ini" jawab ku.
"iyaa lah pasti, secara kamu sekarang menguasai semua uang anakku" kata ibu mertua dengan pedasnya.
"kalo bukan aku siapa lagi Bu, ibu? atau Sarah dan Safira? yang ada gaakan ada makanan seperti ini rumah, paling cuma makan nasi sama garam" jawab ku dengan tenang.
terlihat ibu mertua pun menahan geram dengan perkataanku. aku pun tak menghiraukannya, aku tetap melanjutkan makanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments