Bab 17

Poin Dari Sina baca

~ Lembar pertama.

-$ 1.276.188.291,04 USD

"Hik," Sina menutup mulutnya karna terkejut melihat angka dari lembar pertama.

Kedua mata Sina melihat ke Reagan yang sedang beradu tatap dengan Ayse.

Sina tidak peduli, dirinya kembali meraih lembar lain dan membacanya.

Dan poinnya di lembar kedua,

~Lembar kedua.

-Villa Sea White Xanders, Swedia

Sebuah villa yang terletak di pulau pribadi, Swedia. Villa ini menjadi salah satu tempat liburan termewah di dunia. Harus merogoh banyak kocek Dollar untuk bisa menginap di sini selama seminggu.

Sina menghela nafas tidak percaya. Pria ini gila, memberikan ini secara percuma buat Ayse. Bahkan dia bisa menyimpannya ini untuk anak keturunan nya.

Sina meriah melihat lembar ke tiga. Dan poinnya,

~Lembar ketiga.

- 30% saham Xander Reagan Balian di Ap***.

Sina hampir saja menjatuhkan rahangnya ketika membaca lembar ketiga di tangannya.

Perusahaan teknologi multinasional terbesar di dunia. Di mana banyak pengusaha berlomba lomba untuk bisa memiliki saham di sana tapi sulit.

Sina menghela nafas tidak percaya. Apa pria ini kekayaan nya melebihi dari yang di sebutkan di media?.

Sina tidak berpikir jernih lagi. Ia sontak melihat Ayse. Jika wanita ini menolak semua. Akan aku katakan dia wanita gila dan terbodoh di dunia.

"Ah, untuk yang kedua dan ketiga. Kamu bebas jika mau menjualnya, banyak yang minat tenang saja." ucap Reagan yang seketika membuat mulut Sina terbuka lebar.

'Dia... Sungguh tidak bercanda?'

Hanzel hanya diam mendengar kan. Karna ia juga awalnya terkejut. Dengan pemberian atasannya, untuk wanita yang telah menyelamatkan dirinya itu.

Tadinya ia menanyakan kembali untuk memastikan. Siapa tahu atasannya ini salah menulis atau terburu buru. Tapi, jawaban atasannya adalah,

"Tidak ada yang salah, dia berhak mendapatkan nya,"

Sedang Ayse, sedikit pun tidak tertarik untuk melirik kertas tersebut. Apalagi untuk membacanya kembali.

Reagan memutuskan pertama tatapan wanita di depannya dan melihat Hanzel.

Hanzel yang mengerti tatapan atasannya. Berjalan ke meja di belakang nya dan mengambil satu pena.

"Jika sudah menentukan pilihan, tanda tangani itu. Sekretaris ku akan mengurus semuanya dan menyerahkannya padamu. Mungkin lamanya sekitar satu minggu tapi lain jika memilih yang pertama, hari ini bisa..."

"Sepertinya semua itu tidak berharga bagi anda ya Mr Reagan!" potong Ayse akan ucapan Reagan.

Reagan seketika kembali melihat Ayse.

Hanzel tentu terkejut dengan ucapan Ayse. Karna ia tahu betul bagaimana Tuan mendapatkan itu semua.

"Itu tidak mungkin,"

"Nyatanya seperti itu,"

"Yang pertama. Itu gaji ku selama aku duduk di kursi ku sekarang,"

Ayse sontak melihat ke ranjang yang di duduki Reagan. Detik kemudian Ayse mengerti, yang di maksud pria ini. Jabatannya sekarang,

"Yang kedua. Aku mendapatkan nya dengan susah payah dengan uang hasil tabungan ku. Membeli pulau dan membangun nya butuh usaha dan kerja keras, uang tidak jatuh dari langit Nona Ayse."

Ayse mengerjap.

"Yang ketiga. Aku mendapatkannya dengan gajiku sebelum menduduki posisi ini. Yang artinya, semua berharga dan seperti diriku sendiri. Ada pertanyaan lain Nona Ayse!"

Sina membuka mulut mendengar semua rentetan penjelasan Reagan.

Sedang Hanzel yang sudah tahu dan mengetahui semua kerja keras atasannya. Memilih menunduk menatap ke bawah.

"..." Ayse terdiam.

Ia tahu, jelas sangat tahu. Mencari uang itu sulit dan susah. Maksudku di sini...

Ayse menarik nafas sembari melihat ke luar jendela.

"Tuan! Apa sebaiknya saya menunggu di luar saja?" tawar Hanzel ke Reagan karna merasa tidak enak berada di sana.

Reagan melihat Hanzel yang berdiri di samping nya lalu berucap.

"Tidak, kita memerlukan saksi. Jika pihak wanita ada Nona itu. Maka di pihakku ada kamu," ucap Reagan datar.

Hanzel sontak melihat ke Ayse dan Sina lalu ke lembar kertas di hadapan Sina.

"Begini. Aku tidak bermaksud mengatakan kalau uang itu tidak berharga tapi anda yang membagikannya secara percuma itu..."

"Sama sekali tidak berharga ketimbang nyawaku sendiri,"

Ah, maksudnya. Nyawanya lebih berharga ketimbang penghasilan nya itu dan itu rasa terima kasihnya.

Ayse memejamkan matanya kesal. Inilah yang ia maksud ia tidak suka. Dia mau membeli jasa ku lalu melupakannya. Seperti yang tertera di sana. melupakan semua kejadian itu dan tidak ada yang namanya tuntutan atau penagihan di masa depan. Yang artinya dia tidak mau kesusahan di masa mendatang. Dia pikir aku...

"Dengar Mr Xander Reagan Balian. Aku menolong anda karna saat itu hanya aku yang ada di sana. Jadi, sekalipun bukan aku di sana, ada orang lain di sana. Tentu dia akan melakukan hal yang sama. Intinya, aku melakukan nya tanpa berniat atau meminta imbalan sama anda. Aku tidak mempermasalahkan anda berterima kasih. Tapi tidak dengan cara ini. Ku rasa jika anda tahu berhutang jasa pada orang lain. Anda harus tahu cara berterimakasih dengan benar. Bukan membeli dan mengancamnya,"

Reagan sontak melihat ke Hanzel karna tidak mengerti.

Hanzel mengerti tatapan Reagan. Dengan cepat menerjemahkan ucapan Ayse tadi dan mengambil poin penting nya. Meski ia tahu betul, atasannya ini tidak akan melakukan itu. Tapi,

"Dia hanya mau anda berterima kasih saja," Hanzel berbisik di telinga Reagan.

Reagan menjauhkan wajah dari Hanzel dan menatap Hanzel bingung.

Mengerti kebingungan Reagan. Hanzel kembali mendekat kan wajahnya dan kembali berbisik di telinga Reagan.

"Nona ini hanya mau anda mengucapkan terima kasih sudah menolong nya. Ku rasa hanya itu,"

Sedang Sina. Menelan ludahnya dengan susah payah. Intinya, wanita ini menolak.

"Baiklah, aku mengerti. Di antara 100 tentu ada satu manusia yang seperti anda. Hanya cukup terima kasih tanpa mau imbalan apapun. Tapi Nona Ayse! Aku tidak suka berhutang budi. Jadi akan lebih baik begini saja, anda mengambil itu dan urusannya beres."

Ayse menarik nafas lalu melihat ke kertas di tangan Sina.

"Aku mengerti sekarang. Intinya, nyawa anda lebih berharga ketimbang uang dan properti itu. Tapi Mr Reagan, biar saya beritahu. Saya tidak membutuhkan semua itu. Saya tidak tertarik dan juga tidak suka," Ayse melihat menatap Reagan.

Reagan dan Hanzel keduanya terkejut mendengar penjelasan beserta penolakan wanita di hadapannya.

'Apa dia mau lebih dari itu?' batin Reagan.

'Wanita ini... Benar benar menolak? tidak berpura pura?' Hanzel melihat ke Sina.

Di mana Sina sama terkejut nya meskipun ia sudah mengira Ayse akan menolak.

Sina menghela nafas dan mengembalikan 3 lembar kertas tadi ke atas meja.

"Saya kesini mau mengembalikan handphone anda dan juga mau lihat ke adaan anda. Syukur nya anda baik baik saja, hanya itu. Kalau begitu, kami permisi dulu dan handphone anda satu lagi. Saya pastikan akan segera mengembalikan nya, besok atau lusanya. Kalau begitu, saya permisi," pamit Ayse lalu berbalik dan mengajak Sina keluar.

Sina bangkit dari duduknya mengikuti Ayse.

"Apa tidak memuaskan untuk Nona? Jumlahnya," ucap Reagan menghentikan langkah Ayse. Begitu juga dengan sina yang ikut berhenti karna melihat Ayse berhenti di samping nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!