Bab 5

"Ayse!"

Hik...

Suara Firaz memanggil Ayse, sontak membuat Ayse terkejut.

Karna Ayse sedang mengagumi pria berkacamata di hadapannya. Yang sedang bicara dengan sepasang suami istri.

Tadi ia mengira. Pria ini mau menyapa nya. Dan saat sudah sampai di hadapannya. Ternyata pria ini melewati nya dan bersalaman dengan sepasang suami istri.

"Kak Firaz, sudah selesai?" tanyanya sambil melangkah ke arah pintu lobby.

"Sudah, ayo kita pulang. Semua sudah bereskan? Tidak ada yang perlu di urus lagi?" tanyanya menoleh melihat Ayse.

Ayse mengangguk pelan.

"Ya, tapi... Aku tidak pulang dengan kak Firaz. Kak Firaz langsung pulang saja."

"Kenapa?" tanya Firaz bingung karna mereka satu arah, meski nanti beda jalur di sana. Tapi ia tidak apa apa.

"Karna aku akan menginap di rumah temanku. Aku sudah mengabarinya."

Firaz menyatukan alisnya.

"Teman? Kenapa menginap di tempat teman? Benar terjadi sesuatu dengan kamu dan bibi bukan?" Tebak Firaz yang tepat sasaran untuk Ayse.

Ayse mengerang. Sungguh ia tidak mau di ungkit lagi soal itu.

"Menurut kaka ada orang di rumah?" tanya Ayse ke Firaz setelah berhenti melangkah.

"Seperti nya tidak ada. Mereka ada di Villa semua."

"Lalu?"

"Kalau begitu aku akan mengantar mu kerumah nenek." seru Firaz kembali melanjutkan langkahnya.

"Menurut kak Firaz di rumah nenek ada orang?" tanya Ayse tanpa mengerakkan langkahnya. Tetap berdiri di sana, menatap punggung Firaz.

"... Ku rasa tidak ada juga." Firaz menggusar rambutnya.

"Kalau begitu. Ayo menginap di rumah malam ini. Kita pulang bersama."

"Itu yang aku gak mau." seru Ayse melanjutkan langkahnya melewati kakaknya.

Firaz melihat punggung Ayse dan menarik nafas. Percuma ia memaksa nya, dia sangat keras kepala.

"Baiklah," desah Firaz mengalah.

"Katakan di mana rumah teman mu, kakak antar kamu ke sana." ucap Firaz yang kembali melanjutkan langkah nya.

"Sina. Kak Firaz kenal dia. Dan jam pulang kerja dia selalu jam segini. Dia selalu pulang lewat sini. Jadi!" Ayse menghentikan langkah nya 2 langkah sebelum mencapai pintu lobby.

Firaz melihat ke luar rumah sakit. .

"Maksudmu kamu akan pulang bersama dia?"

"Ya, kak Firaz langsung pulang saja."

Firaz berbalik dan sedikit ragu untuk meninggalkan Ayse di sini sendiri.

"Kaka akan menunggu sampai teman mu muncul." Putusnya.

Hhahhh

Ayse menghela nafas lelah.

Ayse menoleh ke kirinya dan melihat kursi di sana. Ia segera ke sana dan menduduki bokongnya di sana.

"Tapi pria itu... Seperti nya bukan pria sembarangan deh Ayse. Kamu tadi lihat kan! Banyak sekali pengawal di depan pintu itu. Kira kira dia siapa ya?" Firaz ikut duduk di samping Ayse.

Ayse mendesah dan menggeleng.

Sudah ku katakan kan, sebagian dari dia adalah wanita. Jiwa keponya, melebihi..

"Apa benar di dalam sana sedang di tangani pria yang kita bawa tadi? Mungkin Kaka salah mengira."

"Iya, benar." jawab Ayse acuh.

"Kok kamu bisa tahu? Kamu mencari tahu?"

Ayse mendesah. Itulah kenapa dia ku suruh pulang duluan.

"Bukankah kak Arin menyuruh kaka untuk cepat pulang?" Ayse mengalihkan karna malas untuk menjawab.

Firaz mengangguk lalu mengedikkan bahunya tidak peduli.

"Tidak ada hubungan nya bukan?"

"Kaka harus cepat pulang, sebelum kak Arin menyuruh kaka tidur di luar."

"Aku sudah bilang padanya. Kalau aku mengantar adikku ke rumah sakit. Aku sudah menjelaskan semuanya. Sebenarnya tadi dia minta untuk bicara dengan mu." bisik Firaz di ujung kalimat.

Ayse menggelengkan kepalanya.

Entah hanya cuma kak Arin yang seperti itu terhadap suami. Atau semua istri di dunia ini seperti itu. Tidak percaya pada suami dan cemburunya...

"Aku rasa itu yang wajar. Kaka tadi mengatakan pulang di bawah jam 12. Tapi sekarang sudah melebihi dari jam yang kaka janjikan."

" Hal hal yang tidak kita rencanakan biasa terjadi. Karna itu Kaka di sini. Jangan pikirkan Kaka. Coba hubungi temanmu. Dia sudah sampai di mana."

Ayse menarik nafas panjang.

"Baiklah, terserah kak Firaz. Sina tadi baru keluar dari perusahaan nya. Sebentar lagi sampai."

Firaz melihat Ayse, adiknya dari samping.

Satu sosok lagi. Sebagai saudara sekandung sedarah, yang masih ada bersamanya. Jadi... Jangan tanyakan bagaimana ia sangat menyayangi mencintai nya. Itu melebihi dari hidup nya.

Oh sungguh, Ayse adalah hidupnya setelah istri dan dua anaknya. Setelah kepergian papa, hanya ia dan Ayse tinggal berdua. Dan setelah ia menikah. Ayse memilih tinggal bersama paman dan bibi saja. Karna bagi Ayse, dia tidak mau menjadi pengganggu kebahagiaan ia dan Arin.

Padahal bagi Arin tidak masalah, Arin malah sangat senang dan suka sama Ayse. Tapi ya, begitulah Ayse. Ayse tahu betul, ia lebih menyayangi dia ketimbang Arin. Entahlah, sulit untuk di jelaskan. Mungkin karna papa sangat menyayangi kita berdua dan menitipkan Ayse padanya.

Terpopuler

Comments

R yuyun Saribanon

R yuyun Saribanon

sayang alur cerita acak2 an

2024-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!