Jangan Jauhi Aku, Nanti Kau Sakit

Jangan Jauhi Aku, Nanti Kau Sakit

Awal mula

Selamat datang pemirsa, kembali lagi dengan saya Zenun si ora danta. Kali ini Zenun membawa tulisan yang katanya di luar Zona nyaman.

Jadi gini,

Awal kisahnya, ada gadis berusia dua puluh tahun nama lengkapnya Moza edelweis. Dia seorang mahasiswi, juga merangkap menjadi pimpinan sebuah perusahaan milik mendiang sang ayah. Dia sudah tidak memiliki kedua orang tua pasca kecelakaan mobil enam bulan yang lalu. Ia kini tinggal bersama dengan sang paman dan bibi yang tulus tanpa embel-embel kepalsuan.

Gadis itu biasa di panggil Moza oleh paman dan bibinya, yang faktanya hanya mereka lah yang memanggil Moza dengan sebuah nama. Moza tidak memiliki teman. Bukan sama sekali tidak memiliki, ada juga segelintir manusia yang menyapanya berbasa-basi sehingga membuat gadis itu tidak benar-benar seorang diri. Segelintir orang tersebut tidak memanggil nama Moza dengan benar, karena mereka selalu memanggil Moza dengan panggilan 'Mouse'.

Itu terdengar seperti tekanan bukan? Tapi memang seperti itu hari-hari yang di jalani seorang Moza selama masa kuliah. Meskipun keadaan demikian, bukan berarti Moza adalah orang yang dapat dijadikan bahan perundungan. Dia memiliki aura yang membuat orang lain enggan untuk menyakitinya secara fisik.

Suatu hari, dia tanpa sengaja bertemu dengan pria bernama Nick. Ketika itu, Moza sedang tergesa-gesa berlari menghindari seseorang.

Beginilah singkat ceritanya.

"Hosh hosh hosh."

"Astaga, lelah sekali tuan putri satu ini!" pekik laki-laki berperawakan tinggi pada seorang wanita bernama Moza. Laki-laki itu berkacak pinggang sambil berdecak.

"Kau si-apa?" tanya Moza dengan nafas satu dua. Ia begitu asing dengan wajah si cowok yang bertanya. Di kampus memang tersebar banyaknya manusia, namun lelaki itu benar-benar tidak familiar di mata wanita tersebut. Ia mengamati keadaan laki-laki misterius itu dari ujung rambut sampai ujung kuku.

Apakah dia mahasiswa baru?

"Namaku Nick," jawabnya. Nick adalah sebuah nama yang baru saja laki-laki itu dapatkan saat melihat tulisan di papan reklame.

"Oh, Nick."

"Iya Nick. Bolehkah aku tahu namamu?" Nick mengulurkan tangan dengan sopan. Sementara yang wanita tidak berfikir panjang untuk menyambut uluran tangan tersebut.

"Aku Moza. Kita sudah berkenalan beberapa detik lamanya, bisakah kita akhiri pertemuan ini? aku sedang sibuk di kejar-kejar kesialan."

"Sial?"

"Ah lupakan saja. Aku akan pergi jika tidak ada yang kau butuhkan lagi." Moza sudah akan beranjak pergi jika Nick tidak ada kepentingan lain. Moza tidak menggubris sama sekali pertanyaan Nick karena memang cowok itu tidak perlu tahu soal dirinya lebih jauh.

"Aku bisa membantumu nona."

Langkah Moza terhenti.

"Maaf, tapi kita baru saja kenal. Aku tidak mau merepotkanmu."

"Baiklah, tapi bisakah kau beristirahat sebentar saja dari rasa lelahmu di kejar-kejar orang itu. Tenang, jika kau pergi ke arah sana, itu akan membuatmu aman." Nick mencoba memberikan arahan bantuan pada Moza. Dia menunjuk pada arah jalan di belakang pohon besar. Seperti tersihir, Moza langsung mengikuti Nick dan tanpa sadar ia menjadi tak terlihat oleh si penguntit.

"Darimana kau tahu aku sedang di kejar-kejar 'pria itu'?" bisik-bisik Moza pada Nick di tengah persembunyiannya.

Nick tidak menjawab dan malah tersenyum penuh makna. Senyum itu dapat menjelaskan, bahwa suatu saat nanti, Moza akan tahu sendiri atas pertanyaannya sekarang. Akhir dari pertemuan, Nick benar-benar mengeluarkan Moza dari situasi yang sulit.

Begitulah sekiranya awal pertemuan mereka.

...*****...

Setelah hari-hari berlalu sejak pertama kali bertemu, Nick selalu ada untuk Moza di setiap saat. Dimana ada Moza disitu akan selalu ada Nick. Dimana-mana Nick selalu muncul jika Moza merasa sendiri. Mereka bagai pasangan tak terpisahkan, yang padahal sesungguhnya di tengah kebersamaan mereka, Moza dan Nick selalu bersilat pendapat.

Pertemuan dirinya dengan Nick suatu hari telah menjadi titik pengubah kesepian. Tapi tak dapat dipungkiri, itu yang membuat Moza cemas dengan kehadiran Lali-laki tersebut. Moza sebenarnya tidak ingin Nick mengikutinya sepanjang waktu, sebab bagaimana pun, Moza tidak tahu isi hati seseorang yang paling dalam. Bisa jadi Nick adalah bagian dari orang-orang kategori musuh dalam selimut walaupun dalam beberapa kesempatan, Nick bagai malaikat pelindung.

"Masuk, pintunya tidak dikunci." Seru Moza setelah mendengar ketukan pintu.

Pintu kamar terbuka dan Nick muncul di baliknya. Moza cukup terhenyak yang dia pikir paman atau bibinya yang masuk, ternyata bukanlah mereka.

"Ternyata kau," Moza mendengus pelan.

Senyum Nick mengembang sampai ke telinga namun dia belum bicara apa-apa. Akhirnya Moza yang membuka obrolan kembali.

"Sepertinya kau senang sekali bertemu denganku Nick. Apakah kau tidak memiliki pacar yang akan memarahimu jika datang terus-terusan ke tempatku?"

"Aku tidak punya pacar Moza. Tapi aku juga tidak sedang menganggapmu pacar. Aku hanya tidak bisa jauh darimu saja."

"Tidak bisa jauh? waw apakah ini sebuah fenomena? tapi aku cukup berterimakasih selama ini kau sudah banyak membantuku Nick. Jadi, bisakah aku memberimu sebuah pertanyaan?"

"Mau bertanya apa? bertanyalah sebanyak kau memiliki pertanyaan."

"Kau tinggal dimana Nick? dan bolehkah aku mendengar sedikit tentang dirimu? Kita bersama sudah tiga hari lamanya, tapi aku masih tidak mengenalmu dengan baik."

"Aku tinggal disini Moza." Jawab Nick dengan jujur, namun Moza menunjukkan lipatan kening.

"Hmmm baiklah jika kau masih belum mau bercerita."

"Aku sedang jujur, aku memang tinggal disini!" Nick mencoba menjelaskan sejujurnya. Cowok itu duduk di samping Moza.

"Moza, aku benar-benar tinggal disini bersamamu. Asal kau tahu, aku ini adalah pria tersesat. Jadi--"

Tok tok tok

"Moza, paman dan bibi menunggumu di meja makan."

"AKU AKAN SEGERA KESANA." Teriaknya.

.

.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

aku mampir nih kak, salam kenal yaa

2024-05-15

1

dewidewie

dewidewie

aku mampir kakak , salam kenal🙏

2024-03-22

1

F.T Zira

F.T Zira

sub 🌹

2024-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!