Memulai hari

Kerajaan Alga memendam banyak nilai keindahan dan kekayaan. Negeri dengan luas mencakup empat Perfektur ini di pimpin seorang kaisar bijaksana bernama Alexander. Beliau terkenal orang yang kuat dan tepat dalam mengambil keputusan. Beliau juga memiliki hubungan persahabatan yang baik dengan Oris yang kini menjadi tangan kanannya.

Yang mulia kaisar memiliki tujuh permaisuri. Namun, banyak istri belum berarti banyak anaknya. Setiap anak yang dilahirkan para istrinya selalu meninggal di usia beranjak remaja. Awalnya mereka belum berpikiran bahwa fenomena tersebut bukanlah konspirasi karena terjadi begitu alami, sampai akhirnya sang kaisar menemukan kebenaran bahwa anak keturunannya terbunuh secara perlahan.

Semenjak tahu itu, kaisar dan Oris menjadi lebih waspada namun tidak menunjukan mereka sedang diambang kecemasan. Kelemahan mereka akan menjadi sasaran empuk para penggila kekuasaan. Mereka tidak akan membiarkan Alga sampai jatuh ke tangan orang yang salah, maka, bersikap tidak terjadi apa-apa dan selalu merayakan kebiasaan di setiap tahunnya menjadi jalan untuk mengelabui.

Seperti dalam waktu dekat ini, yang akan diadakan perayaan ulang tahun kaisar Alexander.

"Jadi begitu rupanya keadaan di sini." Moza menyimak cerita Nick.

"Iya seperti itu kurang lebihnya."

"Aku jadi ingin bertemu dengan kaisar. Kalaupun beliau sibuk sekali, setidaknya aku ingin bertemu permaisurinya. Kasihan juga mereka ya Nick."

Nick mengiyakan perkataan Moza melalui mimik wajah.

"Oh iya, kamu darimana saja baru memunculkan diri sekarang?" Moza mendengus sebal pada Nick yang baru memunculkan diri setelah Oris beserta para pangeran dan seluruh pelayan pergi.

"Aku tidak kemana-mana Moza, aku masih selalu di sisi kamu."

"Maksudku kenapa kau tidak menampakkan diri saat banyak orang di sekelilingku?"

"Kalau disini aku harus lebih waspada dengan tidak muncul di hadapan orang banyak. Beda dengan di jamanmu, aku begitu santai menunjukkan wujud padamu tanpa harus takut orang lain dapat melihatku"

"Apa kau disini bisa terlihat?" tanya Moza dengan penasaran yang tinggi. Gadis itu mendekat pada Nick dan menjulurkan jari telunjuknya ke pipi cowok itu. Telunjuk Moza mengalami kebimbangan, maju mundur maju mundur ragu antara menyentuhnya atau tidak.

Nick yang menyadari kelakuan Moza dengan sengaja menabrakkan pipinya ke telunjuk gadis itu. Hasilnya, Moza ingin menjerit terkejut yang langsung di tangani oleh Nick hingga Moza tidak dapat mengeluarkan suara teriakan. Ia hanya ternganga meratapi jarinya yang menembus di pipi Nick.

"Tidak juga, hanya saja jika disini kau jangan mudah percaya dengan apa yang terlihat. Hati-hati, banyak manipulasi bertebaran." Suara Nick memecah ketakjuban Moza. Ia kembali lagi ke dalam mode menyimak cerita Nick.

"Begitu ya? hmm pantas saja aku merasakan aura negatif pada pangeran Dixon dan pangeran Xavier." Tutur Moza. Saat dia membuka mata dan terjebak di dalam tubuh Aurora, sedikit banyaknya gadis itu berinteraksi dengan para pangeran yang kebetulan sedang bertandang di kerajaan Alga.

Nick tersenyum.

"Kenapa kau bilang seperti itu? bukankah kedua pangeran itu yang paling sopan saat berbicara denganmu di banding Rexton dan Jorrel?"

"Entahlah, saat kau bilang banyak manipulasi bertebaran, aku semakin yakin dengan apa yang ku lihat. Ketika dia mengatakan biru, justru aku melihat pancaran matanya berkata hijau. Jika dia berkata yang baik-baik, pancaran matanya berkata sebaliknya."

"Kau memang benar Moza."

Moza melirik sekilas pasa Nick sebagai respon dari pembenaran cowok itu. Dia tidak menanggapi hal itu lebih lanjut dan memilih bertanya pada Nick soal kelanjutan dirinya berada di jaman ini.

"Nick, aku benar-benar tidak tahu harus apa setelah ini. Aku harap kau sungguh-"

"Salam tuan putri," sang pelayan membungkuk hormat.

"Salam juga, ada yang bisa saya bantu?" seru Moza yang membuat pelayan itu terperangah. Seorang putri dari orang kedua berpengaruh di Alga menawarkan bantuan pada pelayan adalah hal yang membuat legiun pengawal terasa di bombardir.

"Tidak tuan putri, saya hanya ingin menyampaikan bahwa tempat untuk tuan putri mandi sudah siap," jawab gugup si pelayan dengan wajah yang terus tertunduk.

"Oh baiklah, saya akan segera kesana."

Namun pelayan itu geming di tempat dengan wajah yang semakin pias.

"Ada apa?" tanya Moza karena ia menyadari kekhawatiran sang pelayan.

"Tugas kami melayani tuan putri sampai selesai membersihkan diri. Maaf jika pelayanan kami buruk hingga tuan putri tidak berkenan untuk kami layani."

Nick yang tahu situasinya terkekeh di samping Moza.

Nick, tes tes tes, apakah kau mendengar suara hati ini?

Dengar. Pasti kau mau bertanya situasi ini ya? baikah, karena aku orang yang rendah hati, maka aku jelaskan apa yang sesungguhnya terjadi. Mandi di sini tidak sama dengan mandi di jamanmu. Kau harus di temani pelayan dari awal sampai berdandan. Sikapmu barusan telah membuat pelayan merasa kau tidak mau dilayani. Jika seperti itu, mereka akan berpikir dirinya tidaklah berguna.

Oh begitu rupanya. Jadi aku harus bagaimana?

Kau ikuti mereka, nanti kau akan berendam bermandikan taburan bunga dan pelayan wanita akan memijit punggungmu. Disini tidak seperti di tempatmu yang bermandikan air hujan.

Itu bukan hujan, itu shower namanya. HEI KENAPA KAU BISA TAHU CARAKU MANDI? KAU MENGINTIP YA?!

Sedikit he he he.

Nick aku ingin menimpuk dirimu sekarang!

Aku hanya bercanda Moza. Aku juga hantu yang masih punya harga diri, mana mungkin melakukan pengintipan seperti itu.

Katanya tidak mau disebut hantu, tapi kau malah menyebut dirimu seperti itu!

Oh baiklah aku ralat, aku pria tersesat yang masih punya harga diri. Cepatlah mandi Moza, setelah ini kau harus ikuti petunjuk dariku yang akan kau temukan di dalam kotak itu.

Setelahnya, suara pria itu tidak lagi terdengar di telinga Moza. Nick pergi sambil menyebut 'kotak itu' tanpa menunjuk pada benda yang dimaksud. Meskipun seperti itu, Moza sudah tahu apa yang dimaksud Nick karena di dalam kamarnya hanya ada satu kotak yang terlihat misterius.

Moza!

Kenapa kau kembali lagi? aku sudah tahu kotak mana yang kau maksud, yang di sudut sana kan? Moza menunjuk dengan ekor mata.

Ah iya benar. Selain itu ada hal penting yang ingin aku sampaikan sebelum terlambat. Selama kau membantuku disini, sebaiknya kau tidak boleh jatuh cinta.

Kepadamu?

Bukan, kepada siapa saja yang ada disini. Jangan di langgar, kalau sampai terjadi, tanggung sendiri konsekuensinya. Aku tidak ikut bertanggungjawab karena sudah mengingatkan.

Wussssh..

Moza: yang benar saja? aku sendiri tidak yakin bisa merasakan jatuh cinta disepanjang hidup ini. Melihat Nick yang tampan dan siaga saja aku biasa-biasa saja. (ini lah sepenggal kalimat yang ada dalam benak Moza, ia tidak berani menggerutunya meskipun cuma dalam hati)

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

RE💜

RE💜

Dan akhirnya pd siapa Moza jatuh cinta, oke next 🤭

2024-02-10

1

Teteh Lia

Teteh Lia

2 iklan dan 🌹 meluncurrrrr...

2024-01-21

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Oh ya ampun Nick😀

2024-01-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!