Part 5.Buronan .

**Hai jumpa lagi😘😘

Happy reading guys**.

Johandy dan keluarga menunggu Dina sadar dari efek biusnya.

"Kenapa mommy lama bangunnya Dad?" Melisa tidak sadar menunggu mommynya sadar.

"Sebentar lagi mommy sadar,sabar ya.Sudah lihat princess kecil kita?" tanya Daddynya pada Melisa.

"Sudah Dad,tadi dengan kak Jason dan Jesy.Tapi adik sangat kecil Dad,sangat rapuh kelihatannya ." Melisa terlihat sedih ketika menceritakan melihat adiknya.

"Adik pasti kuat,dia seorang Dirgantara." Jason menghampiri Daddynya dan Melisa yang duduk disisi ranjang mommynya yang masih tidur.

"Mana Jesy?" tanya Johandy,karena tidak melihat keberadaan Jesy.

"Tadi Jason suruh pulang." kata Jason.

"Jangan biarkan pergi sendiri,Rose belum ketangkap.Bahaya masih ada disekitar kita." ingatkan Daddynya.

"Kenapa sih dia membenci kami?" tanya Melisa,karena selama ini hubungannya dengan Rose baik-baik saja.

"Mungkin ada perkataan kalian menyinggungnya?" tanya Daddynya.

"Apa..?"apa mungkin karena perjodohan yang dikatakan mommy tidak terlaksana,dia marah." Melisa mencari sebab Rose dendam dengannya dan Jesy.

Pintu kamar tempat Dina dirawat terbuka,dan muncul Maya dan Badi.

"Jesy mama ma?" tanya Jason karena dia tak melihat kedatangan Jesy dengan mama dan papanya.

"Om Sam mengajak Jesy untuk membeli makanan,kalian pasti belum makan kan." kata Maya.

"Simon kemana?" tanya Maya.

"Menghantar mamanya balik ." kata Melisa.

"Pengantin baru tidur dirumah sakit nih.." goda Maya pada Melisa,membuat wajah Melisa merah karena malu.

"Kalian pulang saja." kata Daddynya.

"Tidak Dad,Mel mau bersama mommy." tolak Melisa untuk pulang.

"Kamu sekarang sudah menikah,kamu harus mengurus suami.Apa yang diajarkan mommy selama ini Melisa lupa?" tanya Daddynya.

"Melisa tidak lupa,tapi ini dalam keadaan darurat." kata Melisa kembali kepada Daddynya.

"Baiklah,Daddy tidak bisa menang berdebat denganmu." kata Daddynya.

"Heuh...!" keluar dari bibir Dina dan matanya masih terpejam.

"Honey!" kamu sudah sadar?"Johandy senang mendengar suara Dina.

"Mommy..!" panggil Melisa,begitu juga dengan Jason.Dia mendekati mommynya dari dekat kepala ranjang.

Mata Dina berangsur-angsur terbuka,dan dilihatnya suami dan anak-anaknya berada di dekatnya.

Maya sampai menitikkan air mata begitu melihat Dina telah sadar.

Dina meraba perutnya,dan dia kaget begitu meraba perutnya sudah datar.

"Mas,dimana anak kita?" Dina menangis dan pikiran buruk sudah berada diotaknya.

"Tenang sayang,putri kita selamat.Walaupun belum waktunya lahir tapi dia selamat." ucap Johandy yang berusaha menenangkan Dina.

"Betul,mas tidak bohong?"

" Betul mom,adik Jason cantik Walaupun dia sangat kecil." kata Jason .

"Adik Melisa,cewek mom.." selama ini Dina dan Johandy tidak ingin mengetahui jenis kelamin anaknya,biar surprise katanya.

Dina tertawa gembira,karena anaknya selamat dilahirkan.Walaupun belum cukup umurnya.

Maya mendekati Dina dan menggenggam tangan sahabatnya itu.

"Kamu membuat kami khawatir Dina." kata Maya.

"Maaf." ucap Dina.

"Rose,sangat jahat.Waktu itu aku melihatnya sedang menganiaya Jesy." Dina teringat kepada Rose yang mengakibatkan dirinya melahirkan bayi prematur.

"Sudah honey,tenang ya." ucap Johandy pada Dina,dia tak ingin Dina stres mengingat perbuatan Rose.

"Mana bisa Dina tenang mas,dia sengaja mendorong Dina!" kata Dina dengan emosi.

"Jason,Jesy tidak apa-apakan?" tanyanya pada Jason.

"Jesy tidak apa-apa mom." kata Jason pada mommynya.

"Honey,istirahat saja ya.Semua ini sudah ditangani oleh polisi." kata Johandy.

Pintu terbuka dan terlihat om Sam dan Jesy masuk.

"Mommy..!" Jesy langsung mendekati Dina,begitu melihat Dina sudah sadar.

"Maaf mommy,Jesy tidak sempat menolong mommy.Sehingga mommy sampai terjatuh." ucap Jesy sembari menangis.

"Kenapa Jesy menyalahkan diri sendiri,ini juga salah mommy.Karena mommy tidak waspada,sehingga dia bisa mendorong mommy." Dina mengusap pipi Jesy yang telah basah dengan air mata.

"Sudah gembul jangan nangis,nanti banjir ruangan ini." kumat lagi jiwa usil Jason yang telah lama tidak mengganggu Jesy.

"Jason..!" tegur Dina.

" Sorry mom." kekeh Jason.

"Kak Jason,awas ya.Besok Jesy kembali ke asrama,tidak tidak mau pulang sampai tamat." ancam Jesy.

"Kakak jemput,sekolah itu punya teman Daddy." balas Jason tidak mau kalah.

"Sebel.." Jesy mendaratkan cubitan ke lengan Jason,sehingga Jason meringis kesakitan.

Tawa pecah didalam ruangan tersebut,terlupa sejenak mereka dengan yang orang yang bernama Rose.

 

🌼🌼🌼

 

Dan ditempat yang berbeda,Dika dan Yanti duduk disisi tempat tidur.Muka mereka lusuh dan letih,sudah berjam-jam mereka mencari keberadaan Rose tapi nihil hasilnya.Sepertinya Rose hilang ditelan bumi,mereka juga sudah menghubungi teman-temannya Rose.Tapi mereka juga tidak mengetahui keberadaannya.

"Ada apa dengan anak itu mas?" Yanti tak habis pikir,betapa beraninya dia mendorong Dina yang sedang hamil.

"Mas juga tak tahu,apakah ada yang mempengaruhinya.Selama ini dia anak yang lurus-lurus saja." Dika mengusap mukanya dan dia juga memijat keningnya.

"Selama ini kita selalu menuruti segala keinginannya." kata Yanti lagi.

"Apa kita selalu menuruti keinginannya,membuat dia jadi salah arah." kata Dika lagi.

"Entahlah mas,Yanti juga bingung." Yanti berbaring dan matanya menerawang menatap langit-langit kamarnya.

"Besok kita ke rumah sakit,untuk melihat Dina." kata Dika,dan dia ikut membaringkan badannya.Dan berusaha untuk memejamkan matanya,sama seperti Yanti.Dika tak dapat untuk memejamkan matanya juga.

Hanya kebisuan yang ada didalam kamar itu,Dika dan Yanti sepertinya enggan untuk saling mengeluarkan suara,mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

 

🌷🌼🌷🌼

 

David masih berbincang dengan opa Sam,Simon dan juga Jason di kantin rumah sakit.Sedangkan Melisa,Maya dan Jesy sudah kembali pulang diantarkan oleh Badi papanya Jesy.

"Bagaimana opa sudah ada perkembangan,dengan kasus Rose ini?" tanya David.

"Belum,Rose seperti hilang ditelan bumi.Kamu sudah menghubunginya?" tanya opa Sam pada David.

"Sudah om,tapi mereka juga tidak mengetahuinya." kata David.

"Apa ada temannya,yang tidak kamu kenal?" tanya Simon.

"Tidak ada,semua teman Rose aku kenal semua." kata David lagi.

"Teman kampusnya?" tanya Jason.

"Rose tidak mempunyai teman yang banyak dikampus,dia termasuk anak yang kurang pandai bergaul." cerita David mengenai kehidupan Rose di kampusnya.

"Sejak kapan kau mengenal Rose?" tanya Jason.

"Sejak SMA,kami sekelas.Tapi di universitas kami beda jurusan ." kata David.

"Masa SMA Rose anak yang periang,tapi tiba-tiba dia berubah.Dia seperti membenci keluarga yang bahagia." cerita David.

"Apakah dia ada masalah di rumahnya?" tanya opa Sam.

"Dia sering cerita,ayah dan bundanya kerab bertengkar jika ketemu dirumah.Mulai sejak itu sifatnya berubah,dia sering membully orang-orang yang dilihatnya dalam keadaan senang ." Simon melanjutkan ceritanya.

"Apakah karena pertengkaran orangtuanya,dia lampiaskan kemarahannya keluar rumah." kata Simon.

"Mungkin juga,mungkin ada tekanan dalam dirinya yang tidak dapat dikeluarkannya.Apa dia tak ada teman bicara?" tanya Jason.

"Ada Lisa,tapi dia tinggal diluar kota.Dan dia juga lumpuh." kata David.

"Kau sudah menghubunginya,ada kemungkinan dia berada disana." kata opa Sam.

"Saya sudah menghubunginya opa,dan Lisa berkata.Rose sudah lama tidak menghubunginya." kata David.

"Coba kau ingat lagi David,mungkin ada satu tempat yang terlewat.Dan kemungkinan dia disana." ucap Simon.

"Apa mungkin dia disana." ujar David.

"Dimana..?" tanya Jason.

"Ketempat Lucia.." jawab David.

"Dimana,ayo kita kesana?" ajak Simon.

"Makam.." sahut David.

"Buset dah..!" celetuk Simon.

"Makam,Lucia tinggal di makam?" Jason heran mendengar perkataan David.

"Lucia sudah meninggal." kata David.

"Tidak mungkin dia tinggal dimakam." kata Simon.

"Tempat yang tidak disangkakan adalah tempat paling bagus untuk bersembunyi ." kata opa Sam.

"Iya opa." kata Jason.

"Ayo kita kekantor polisi untuk menyampaikan informasi ini,mungkin ada petunjuk baru dari informasi yang kita berikan " kata opa Sam.

Opa Sam beranjak meninggalkan kantin,untuk pergi ke kantor polisi.Dan diikuti ketiga laki-laki yang bersamanya.

 

🌼🌼🌼

 

Jason membuka pintu kamarnya,dan dilihatnya Jesy sudah dalam keadaan tidur,dan didadanya ada buku yang terbuka sepertinya sedang dibaca sebelum dia tertidur.

Jason mengambil buku tersebut dan diletakkannya diatas nakas,dan dilihatnya Jesy membaca buku fisiologi.

"Kenapa si gembul baca buku fisiologi?" suara hati Jason.

Jason mengambil baju tidurnya di walk in closet dan membawanya ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai,Jason membaringkan badannya di samping Jesy.Dan kemudian dibawanya Jesy kedalam pelukannya,dan tak lupa Jason menberikan kecupan dikeningnya.

🌺🌺🌺

Jesy terbangun dan kaget ketika dilihatnya Jason tidur dan dirinya berada dalam dekapannya.

"Kak bangun..!" Jesy menggoyang-menggoyangkan badan Jason untuk membuat Jason jadi terbangun.

"Apa..?" Jason menyahut tapi matanya masih terpejam.

"Kenapa kakak di rumah,siapa yang jaga mommy?" tanya Jesy.

"Mommy ada Daddy yang jaga,dan Daddy menyuruh kakak untuk menjaga istri gembul kakak ini." kata Jason,dan dia menariknya untuk kembali tidur.

"Kasihan Daddy jaga sendiri kak." kata Jesy.

"Daddy sudah terlatih jaga malam anaknya ada 3,kakak yang belum terlatih.Karena kakak belum punya anak." ucapnya dengan tidak jelas,karena masih dalam kondisi yang masih mengantuk.

"Hih kakak ini,ngomong apa sih." Jesy gagal paham apa mau dikatakan Jason.

Jesy melepaskan diri dari pelukan Jason,dan turun dari ranjangnya menuju kamar mandi.

Setelah selesai melaksanakan ritual mandi pagi,Jesy mengeluarkan koper kecil dan menyusun baju yang ingin dibawanya keasrama.Setelah menyusun bajunya kedalam koper Jesy keluar dari kamar.

"Ma,jam berapa mau kerumah sakit?" tanya Jesy ketika dilihatnya mamanya sedang berada didapur.

"Cepat kali bangunnya?" tanya mamanya.

"Tidak bisa tidur lagi mom.." sahut Jesy dan kemudian duduk disamping mamanya.

"Jam berapa mau ke rumah sakit ma?" tanya ulang Jesy.

"Selesai membuat sarapan pagi,biar sekalian bawa untuk Johandy." kata Maya.

"Jesy hari ini kembali ke asrama?" tanya mamanya.

"Iya ma,agak siangan " kata Jesy.

"Rajin belajar ya,kalau kondisi Dina dan bayinya stabil.Mama akan kembali 2 hari lagi,sedangkan papa dan Rendy besok." kata mamanya.

"Dan lagi ingat pesan mama,jangan pergi sendirian.Rose masih berkeliaran."

"Baik ma." jawab Jesy.

🥀🥀🥀🥀

Dipinggiran kota,seorang gadis duduk ditempat yang gelap.Matanya terus terbuka,dan mulutnya terus berkata.

"Aku tidak bersalah,mereka yang bersalah.Kenapa mereka membuatku marah!" Rose berbicara sendiri dalam gelap.

"Lisa,apa yang terjadi pada Rose.Sepertinya dia terjaga sepanjang malam." kata bundanya Lisa.

"Tidak tahu bunda,Lisa sudah tanya.Tapi Rose menolak untuk mengatakannya." jawab Lisa.

"Dimana dia bunda?" tanya Lisa.

"Dikamarnya " jawab bundanya.

**Next

Hai jangan lupa like n rate ya kakak cantik dan bunda cantik😘😘

Happy reading guys

😘😘😍😍😍😍😍😍😘😘**

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Lha katanya tadi udah di suruh pulang,kenapa nanya lg??🤔🤔

2024-06-13

0

Srhy

Srhy

rose stress..

2021-04-02

0

Sept September

Sept September

semangat kakakkkk 🤗

2020-09-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!