Jika berkenan beri rate 5.dan jika tak suka lebih baik tinggalkan saja jangan jatuhkan cerita author.Cari cerita yang readers suka.
Dina dan Maya sedang duduk menikmati menu favorit mereka masing-masing.
"Dina.." sapa seseorang dari belakangnya.
"Mba Yanti,lama sekali baru datang?" tanya Dina.
"Iya,tiba-tiba tadi ada urusan di restoran" kata Yanti.
"Kenapa berdua saja,mas Dika mana?" Dina tak melihat keberadaan Dika.
"Terpaksa bagi tugas,Dika tetap berada di restoran.Kami yang harus ke sini." kata Yanti.
"Ayo mba ambil makanannya." ucap Dina.
"Sebentar lagi Dina,Rose kalau mau makan gih ambil sana." kata Bundanya.
Rose mengikuti saran bundanya,dia berjalan menuju tempat makanan yang tertata dengan rapi.
Rose melihat Simon dan Melisasedang duduk menikmati makanannya.
"Kak Simon selamat ya,Mel selamat juga.Kamu sekarang sudah jadi istri." kata Rose dengan memberikan selamat kepada Simon dan Melisa.
"Terimakasih ya Rose." kata Melisa kepada Rose.
"Akibat campur tanganmu,akhirnya aku menikah Rose." suara hati Simon.
"Kak Simon kenapa melamun?" tanya Melisa,karena dia melihat Rose dengan serius.
"Tidak apa-apa kakak hanya mencari keberadaan Jason dan Jesy " kata Simon.
"Permisi ya,Rose mau ketempat bunda." Rose meninggalkan Melisa dan Simon.
"Kakak kenapa tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Rose?" tanya Melisa.
"Sudah Melisa mewakili kakak,untuk apa kakak bicara" ucap Simon dan kembali melanjutkan makannya.
"Hih.....kemana Jason,apa dia sudah tahu Rose berduri sudah datang." batin Simon.
"Mel,ada lihat Jason?"tanya Simon pada Melisa.
"Tadi Melisa lihat lagi bersama Jesy." ujarnya.
"Oh bersama Jesy ya." Simon menarik napas lega,karena Jason bersama Jesy.
"Ada apa sih sebenarnya,kenapa kakak melihat Rose seperti melihat mahluk aneh saja?" tanya Melisa.
"Sebenarnya ada hal yang kami sembunyi dari Melisa dan Jesy,tentang peristiwa yang terjadi di vila." kata Simon.
"Ceritakan kak,kalau tidak kakak ceritakan.Melisa tidak mau tinggal bersama kakak di apartemen." ancam Melisa.
"Aduh ancamanmu sama sadisnya seperti Daddymu." kata Simon.
"Ayo ceritakan?"
Dengan terpaksa Simon menceritakan semua peristiwa di vila,tanpa ada ditambah-tambahinya dan dikuranginya.
"Sudah error otaknya,kenapa sih dia masih di undang." geram Melisa mengingat cerita Simon.
"Mommy belum tahu semua ini." kata Simon.
"Seharusnya jangan disembunyikan dari mommy,bagaimana kalau dia menyakiti mommy?" Melisa merasa mommynya harus tahu kelakuan Rose.
"Makanya kita harus mengawasinya." kata Simon.
"Mana dia?" mata Melisa mengitari lokasi pesta untuk mencari sosok Rose.
"Dia sepertinya ingin ke toilet." kata Simon,setelah dia tadi sempat melihatnya menuju arah toilet.
Rose menuju toilet,setelah tanpa sengaja tadi bajunya kecipratan saos.
"Wow...siapa ini pengantin baru." Rose bertepuk tangan ketika bertemu Jesy didepan toilet.
"Kak Rose.." sapa Jesy dengan ramah.
"Tidak usah sok keramahan anak manja,kamu tahu seharusnya pernikahan kamu tidak terjadi dengan Jason." kata Rose.
"Apa maksud kakak?" Jesy heran mendengar perkataan Rose.
"Oh...kau belum tahu rupanya ya,baiklah aku akan ceritakan hasil ciptaan ku." ucap Rose.
Rose menceritakan semua perbuatan yang direncanakan terhadap Melisa dan Jesy dengan bangganya.
"Seharusnya kau itu tidur dengan para berandala yang ku sewa,tapi entah kenapa malah Jason yang tidur bersamamu.Kau sungguh beruntung." Rose tertawa ngekeh.
"Kau jahat kak Rose!" seru Jesy.
"Gadis bodoh,aku telah menolongmu.Hingga kau bisa menikah dengan Jason,jika aku tidak menjebakmu.kamu tidak menikah dengan Jason." kata Rose dan tangannya menarik rambut Jesy.
"Kau betul-betul sudah gila,lepaskan.!!" teriak Jesy,dia berusaha melepaskan tarikan dirambutnya.
"Teriak saja,tidak ada yang akan menolongmu." Rose mendekati Jesy.
"Seharusnya Jason milik aku." tarikan di rambut Jesy makin kencang,sehingga Jesy berteriak ke sakitan.
"Lepaskan.." rontaan Jesy tidak membuatnya terlepas dari cengkeraman Rose,malah Rose makin mencengkeramnya dengan kuat.
"Apa yang kau lakukan Rose...!" teriakan Dina membuat Jesy terlepas dari cengkeraman Rose.
"Mommy..!"suara Jesy lirih.
Dina berjalan mendekati Rose yang berdiri dengan angkuhnya didepan Dina.
"Apa yang kau lakukan terhadap Jesy?" tanya Dina,dan matanya tajam menatap Rose.
"Aku memberikannya pelajaran yang tidak akan dilupakan." jawab Rose.
"Siapa kau,bisa-bisanya ingin memberikan pelajaran terhadap keluargaku?"tanya Dina lagi.
"Siapa kau...!" teriak Dina kepada Rose,sedangkan Jesy berdiri dibelakang Dina.Pipi Jesy mengeluarkan darah akibat terkena kuku Rose.
Dina makin mendekatkan dirinya ke Rose,tanpa disadarinya tiba-tiba Rose mendorong Dina hingga Dina terjatuh ke lantai.
"Aw...sakit..!" Dina memegangi perutnya.
"Mommy...!" Jesy histeris ketika dilihatnya,dari sela paha Dina keluar darah.
"Rose apa yang kau lakukan..!" teriak Jesy,ketika dia melihat Rose menolak Dina hingga jatuh kelantai.
Setelah melihat Dina terbaring di lantai akibat dorongannya,Rose pergi meninggalkannya.
"Jesy,panggil Daddy." perintah Dina,dengan cepat Jesy berteriak memanggil Johandy.
"Daddy...!"teriak Jesy dengan kencang,sehingga semua menoleh kearahnya.
"Dad,mommy jatuh." Jesy langsung menarik tangan Johandy.
"Jatuh!" dimana?" Johandy kaget.
"Toilet..!" seru Jesy
Johandy langsung lari ke toilet,diikuti Jason dan opa Sam.
"Honey...!"Johandy mengangkat Dina.
"Langsung ke rumah sakit Jo." kata Opa Sam yang mengikutinya dari belakang.
Setibanya diluar mobil Johandy sudah berada didepan,setelah masuk kedalam mobil Johandy memerintahkan sopirnya melaju kerumah sakit.
"Honey..!"Johandy memeluk Dina.
"Mas sakit." lirih suara Dina.
"Sebentar lagi kita sampai." ucap Johandy pada Dina.
"Mas anak kita.." Dina menanyakan tentang babynya.
"Anak kita pasti selamat honey,tenang saja.Anak kita kuat." Johandy berusaha menenangkan Dina,walau dalam hatinya ada rasa ketakutan akan kehilangan anak mereka.
Setibanya di rumah sakit,Johandy langsung membawanya ke UGD.Dan dokter yang telah lama menangani Dina sudah menunggu,karena tadi Jason telah disuruh Johandy untuk menghubunginya.
"Tunggu dulu diluar pak" perintah suster yang menangani Dina.
Ketika keluar dari UGD,semua sudah menunggu diluar dengan cemas.
"Bagaimana Jo?" tanya opa Sam.
"Aku takut om,Dina begitu banyak mengeluarkan darah." terlihat celana Johandy basah terkena darah Dina.
Sedangkan Jesy terus menangis karena dia takut akan hal buruk menimpa Dina.
"Ini semua gara-gara Rose,kalau dia tak mendorong mommy Dina.Mommy tidak mungkin pendarahan seperti itu." perkataan Jesy membuat semua yang mendengar begitu kaget.
"Rose yang melakukan ini semua?" tanya Johandy pada Jesy.
Jesy menceritakan semua apa yang dikatakan Rose,hingga Dina melihat Rose menganiayanya.
"Ini Rose yang melakukannya?" Jason melihat darah dipipi Jesy sudah mengering.
"Iya kak." jawab Jesy.
"Anak itu sudah gila,kita harus melaporkan." kata opa Sam.
"Seharusnya aku menceritakan semua pada Dina mengenai anak itu,ini salahku." Johandy menyalahkan dirinya,hingga Dina mengalami ini semua.
"Bukan salah siapa-siapa,kita juga tak menyangka dia tega mendorong Dina." kata opa Sam.
"Jason bawa Jesy berobat." opa Sam menyuruh Jason mengobati3 luka dipipinya.
"Dad,bagaimana mommy..?" Melisa dan Simon baru saja tiba setelah mengganti bajunya.
"Masih didalam." jawab Johandy,dan pandangan matanya terus menatap lantai rumah sakit.
**Bersambung
Hai semua kasih rate 5.dan jika reader tak menyukainya silakan tinggalkan saja**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Widi Nuhgraeni
bagus banget ceritanya
2022-06-16
0
Pauline Ekasanty
jangan kasih ampun buat orang yg sudah niat mencelakakan nyawa org lain spt Rose ini
2021-02-17
0
Venni Rahmadhani
ljut
2021-01-28
1