Hari ini mood dan emosiku sedang tidak stabil, alhasil aku memutuskan untuk membatalkan semua jadwal ku hari ini.
Aku segera pulang ke rumah ku sendiri bukan rumah ku bersama Elea, dan di sanalah aku melampiaskan kemarahan ku yang sudah tak terbendung lagi, aku membanting dan memukul semua barang yang ada di hadapan ku saat ini.
terus berteriak melontarkan kata kata kasar yang sejak tadi aku tahan.
Setelah semua nya hancur, aku sedikit merasa lega perlahan amarah ku mulai reda, tapi rasa perih mulai aku rasakan Di kedua tinju ku. aku baru menyadari tangan ku terluka cukup dalam sehingga darah segar mengalir cukup banyak.
Dengan nafas terengah aku mencuci lalu membalut luka ku dengan hanya seutas perban lalu aku pergi ke balkon untuk merokok.
Amarah ku sudah mereda tapi kekesalan ku masih menumpuk dalam hati ku, beberapa pikiran buruk beberapa kali tersirat di pikiran ku dan seringai jahat muncul di bibir ku.
" wanita itu, dia harus bertanggung jawab ! dia telah mengusik kehidupan sempurna ku jadi dia harus bertanggungjawab !" aku terus mengucap kan kata kata itu dalam gumaman layak nya mantra.
tapi akal sehat ku masih berkuasa atas diri ku yang sedang kacau ini, mencegah diriku sendiri untuk melakukan hal hal yang tak berguna.
" Tidak aku tidak boleh melakukan nya, bagaimana pun nama baik ku lebih penting dari apapun." benak ku untuk menenangkan diri ku sendiri pada akhirnya.
Setelah beberapa saat, menenangkan diri rokok ku pun sudah hampir habis satu bungkus namun pada batang terakhir ada sebuah pemikiran lain tersirat.
Sumber dari semua masalah ini adalah Elea jadi aku membuat dia menggugat cerai lebih dulu dan aku bisa kembali ke kehidupan ku yang sempurna.
Aku kembali mengambil jaket ku dan segera pergi ke rumah pengantin baru ku, saat tiba aku tidak mendapati Elea dimana pun, hingga aku berakhir di depan pintu sebuah ruangan yang tidak boleh aku masuki.
Di depan pintu sana ada sebuah batas yang aku buat sendiri untuk tidak aku lewati.
Dengan penuh tenaga aku mengetuk pintu kamar milik Elea itu, namun setelah 3 kali mengetuk tidak ada jawaban dari dalam sana.
" Kemana wanita itu !" Teriak ku kesal. Meski awal nya ragu namun pada akhir nya aku menerobos masuk ke dalam kamar untuk memeriksa nya, dan memang Elea tidak ada di dalam sana.
Namun sesuatu yang aneh tiba-tiba aku rasakan, suasana kamar milik Elea sangat nyaman dengan warna cat di dominasi oleh warna pastel , wangi aromaterapi yang tercium langsung membuat perasaan lebih tenang.
Tidak aku sadari aku malah berkeliling ke sekitar kamar itu, semua nampak tertata rapih dan bersih, lalu pandangan ku terhenti di sebuah foto keluarga yang tergeletak di atas kasur.
" Kenapa foto nya di simpan disini ." ucap ku heran sambil meraih foto itu yang adalah foto keluarga, di sana ada Elea yang masih kecil sekitar usia 6 tahunan dan kedua orangtuanya namun wajah mereka seperti sengaja di porong.
" Kenapa wajah orang tua nya di potong begini ?" Tanya ku lagi pada diri ku sendiri, laku aku kembali menaruh foto secara acuh tak acuh di tempat nya semula.
Puas berkeliling, aku kembali ke luar tapi Elea belum juga datang padahal hari sudah hampir gelap.
Bahkan sampai tengah malam pun Elea masih belum juga pulang.
Aku menunggu nya bukan karena apa apa, tapi aku hendak mendesak nya untuk segera membuat gugatan cerai.
Mau menghubungi dia pun aku gengsi, akhirnya aku menyuruh maneger ku untuk mencari keberadaan nya.
Maneger ku bilang Elea tidak punya jadwal apapun hari, hal itu membuat ku berpikir hal yang lain lain.
" Apa mungkin dia pergi menemui pacar nya secara diam-diam lagi ?" Pikir ku.
" Hah, egois sekali dia masih bisa pacaran sedang kan aku harus menjaga jarak bahkan dengan lawan main ku ." gerutu ku.
Aku terus merasa kalau pernikahan ini hanya membatasi kehidupan pribadi ku tapi tidak dengan dia, dia masih bebas melakukan apapun yang dia mau tanpa mempedulikan apapun.
sementara aku selalu berhati-hati dalam bersikap demi nama baik ku yang juga akan menyeret nama baik nya.
Hingga pagi hari Luna masih belum pulang, aku semakin merasa marah karena bisa bisa nya dia bersikap tak peduli saat dia membawa nama baik ku juga.
" Awas saja kalau kamu membuat onar lagi, aku akan membuat mu jatuh sampai ke ujung jurang ," gerutu ku.
Sampai pukul 9 pagi, Elea baru pulang aku yang tengah olahraga treadmill langsung menghentikan nya dan segera menghampiri Elea yang pulang dalam keadaan santai sambil memainkan ponsel nya.
" Dari mana saja kamu !?" Tanya ku ketus, Elea yang tidak menyadari kedatangan ku bereaksi kaget.
Tapi dia tidak menjawab ku, dia hanya menatap ku keheranan, tentu saja aku yang biasa nya cuek, tidak peduli dan tidak pernah menegurnya tiba-tiba bertanya seperti itu walau pun sebenar nya aku sendiri pun heran.
Tapi untuk sekarang itu tidak penting, yang penting sekarang aku akan meminta nya untuk segera mencerai kan ku.
" Kamu pasti habis bermalam dengan pacar mu ya, kan? Setelah memanfaat kan ku seperti ini kau sudah sangat percaya diri lalu mulai bersikap semau mu, hah ?"
Elea malah mengkerut kan kening nya membuat aku jadi kesal karena dia terlihat seperti mengejek ku.
Aku mulai tidak bisa mengendalikan emosi ku lagi, aku mendorong badan Elea hingga dia mentok ke tembok cukup keras sampai membuat nya mengerang kesakitan.
" Apa yang kamu lakukan !" Protes nya lantang.
" Harus nya aku yang bertanya seperti itu ! Kenapa kau melakukan ini pada ku ? Kau membuat hidup ku menjadi berantakan dengan pernikahan palsu ini ! Kau dan ambisi mu itu sungguh menjijikan kau tahu itu !! " bentak ku tepat di wajah nya.
Wajah Elea yang awal nya meringis kini berubah menjadi kesal, kedua mata nya membulat sempurna menyorotkan tatapan tajam ke arah ku.
" Jangan menghakimi ku seperti ini kalau kau tidak tahu apa apa ." ucap nya tegas.
" Tidak tahu apa-apa kata mu ? Semua nya sudah cukup jelas bahkan kakek mu rela melakukan apapun demi membuat nama cucu nya kembali naik, itu sudah menjelaskan semua nya bahwa kau lah penyebab semua nya kalau kamu tidak minta ingin kembali menjadi aktris lagi dia tidak akan datang menemui ku dan pernikahan bodoh ini tidak akan pernah terjadi !!" ungkap ku.
Membuat Elea tak bisa menjawab lagi, aku menatap wajah nya dengan seksama, tatapan mata nya kini berubah lagi sekarang kedua pupil matanya nampak bergetar.
Lalu dia menarik nafas panjang setelah itu dia membuang muka dari ku dan mendorong badan ku menjauh dari hadapan nya.
Aku tahu kalau semua ucapan dan nada bicara ku selalu kasar dan menusuk hati nya, tapi aku tidak bisa berhenti melakukan nya.
" Buat surat cerai sekarang, aku sudah muak dengan semua ini ." ucap ku kini merendah kan nada suara ku namun tetap tegas.
" Kamu kira aku menginginkan ini semua, hah ? Aku juga terpaksa melakukan nya !" Tukas nya lantang lalu dia pergi masuk ke kamar nya meninggal kan ku yang masih belum selesai bicara.
" Hei buka ! Aku belum selesai bicara !" Teriak ku sambil menggedor-gedor pintu kamar nya.
Tapi dia tidak mempedulikan ku, alhasil aku menyerah dengan kekesalan yang masih membumbung ini.
" Lihat saja nanti, aku akan membuat mu menderita sampai kau menangis memohon ampun." ancam ku sambil mengepalkan kedua tangan ku.
Dua jam kemudian, suasana di dalam rumah mulai kondusif, aku berusaha untuk tidak emosian lagi saat aku menghadapi Elea nanti.
Aku yang tengah tiduran mendengar suara kulkas yang terbuka, aku tahu itu siapa, aku langsung terperanjat bangun lalu menghampiri nya langsung untuk menyuruh dia segera membuat surat cerai.
Aku berjalan santai ke arah nya yang tengah makan sendirian di meja makan dengan wajah dingin nan datar.
Elea nampak tak ingin mempedulikan ku, dia tetap fokus makan meski aku sekarang tengah berdiri di hadapan nya.
" Ajukan gugatan cerai sekarang , Aku mau segera mengakhiri pernikahan bodoh ini ! "
" Jangan bahas itu sekarang ,aku sedang makan ." jawab nya santai.
Aku yang sedang mencoba bersikap tenang langsung mangambil piring yang masih berisi makanan dan membuangnya ke wastafel.
Elea terlihat pasrah dan hanya menatap ku dengan tatapan tajam tanpa berkata apapun.
" Aku bilang sekarang ya harus sekarang ." tegas ku.
" Aku tidak punya kendali apapun, minta saja sama kakek ku ." jawab nya sambil beranjak pergi dari kursi.
" Aku sudah melakukan nya, tapi kakek mu belum mau melakukan nya karena itu aku meminta mu karena kalau kamu mau cerai dia akan menuruti nya, jadi aku minta dengan sangat kepada nona muda yang terhormat ini untuk segera melakukan nya!" ujar ku sedikit lantang.
Langkah nya pun terhenti, lalu dia membalikan badan nya menghadap ku yang berada cukup jauh dari nya.
" Apa yang dia katakan ?" Tanya nya pelan, aku menghela nafas karena dia malah balik bertanya.
" Dia minta aku untuk terus berpura-pura sebagai suami mu sampai kontrak berakhir, tapi aku tidak mau melakukan itu, aku ingin pernikahan palsu ini segera berakhir, jadi cepat lah minta kakek mu untuk buat surat cerai !" tukas ku sambil berjalan pergi dari hadapan Elea.
Saat hendak masuk ke dalam kamar, langkah ku terhenti lalu aku kembali menengok ke belakang, aku melihat Elea masih berdiri di tempat nya tadi sambil memijat keningnya.
Saat dia menyadari bahwa aku tengah memperhatikan nya, Elea langsung pergi dan masuk kembali ke dalam kamar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Anita Jenius
Lanjut ceritanya kak.
mantap banget alurnya.
jangan lupa mampir ceritaku ya kak
thanks
2024-04-03
1
ArlettaByanca
punya samsak u pelampiasan jd tdk merusak...wkwkwkwk
2024-03-22
1