Nama ku Arash Batara aji Saat ini usiaku akan menginjak 30 tahun, tentu saja sudah sangat matang untuk menikah namun sampai sekarang ini aku belum menemukan seorang wanita yang benar benar ingin aku nikahi.
Hingga tiba-tiba aku di suruh menikahi seorang wanita berusia 25 tahun yang tidak pernah aku kenal sebelum nya.
Sampai membuat ku bingung, apa ini adalah sebuah lamaran atau pemaksaan.
Hari ini pak Genta mengajak ku bertemu lagi untuk membuat sebuah skenario yang natinya akan kami perankan di hadapan para wartawan dan penggemar yang tentu saja akan kaget dengan kabar yang akan kami berdua bawa.
Kali ini dia datang tidak hanya sendiria, tapi juga dengan cucu nya yang ingin dia nikah kan dengan ku yaitu Elea.
Dari kejauhan aku melihat seorang wanita cantik, dia tidak terlalu tinggi mungkin sekitar 165 cm, proporsi tubuh nya pun ideal, dengan pinggang yang sangat kecil dan lekukan tubuh yang begitu menawan.
Cara jalan nya sangat anggun dengan balutan mini dress berwarna hitam sangat menonjolkan kharisma nya yang kuat, aku akui bahwa dia memang sangat cantik, Tapi entah kenapa aku tidak menyukai nya walau ini baru pertemuan pertama kita.
" Kalian belum pernah bertemu kan, mulai sekarang kalian harus saling mengakrabkan diri ," suruh pak Genta.
Aku hanya bisa tersenyum dengan hanya menaikan sedikit ujung bibir ku, lalu Elea menjulurkan tangan kanan nya untuk berjabat tangan.
" Elea ." singkat nya dengan senyuman nya yang kecut, saat aku hendak memperkenal kan diri dia memotong ucapan ku.
" Aku sudah tahu, kamu Arash aku sering melihat wajah mu berseliweran dimana mana ."
" Baiklah ." jawab ku malas sambil memalingkan wajah.
Menejerku menuntun kami masuk kesebuah ruangan VIP di sebuah restoran, tentu saja tidak boleh ada yang tahu tentang kebohongan yang akan kami buat sekarang ini.
Pak Genta memberi tahu aku dan Elea skenario tentang bagaimana kami harus bercerita tentang awal kami bertemu dan juga bagaimana kami harus bersikap di depan publik.
Semua nya sudah sangat rinci, aku sampai terheran-heran bagaimana seseorang bisa sangat mahir membuat sebuah skenario untuk di lakonkan dalam kehidupan nyata.
Aku melihat Elea terus mengangguk mengerti dengan apapun yang kakek nya katakan, dia nampak bersemangat atau memang ini adalah kemauan dia untuk memanfaatkan ketenaran ku untuk nya numpang tenar.
" Menyebalkan ." benak ku.
Meski baru pertama bertemu tapi dia sudah membuat ku muak , terlebih dia seperti sedang memanfaat kan koneksi kakek nya juga, mungkin dia pikir akan mudah mendapatkan apapun dengan status yang dia punya itu.
Kakek nya yang mempunyai pengaruh di dunia entertainment itu memang sudah berhasil menyelesaikan masalah skandal nya terdahulu tapi publik telah kehilangan respect kepada Elea.
Dan sekarang aku harus berpura-pura menyukainya lalu aku harus terus memuji dan berkata yang baik baik tentang dia di hadapan orang orang.
' Menjijikan .' cela ku dalam hati, kalau aku tidak terikat jasa kepada pak Genta aku tidak akan sudi melakukan hal rendahan seperti ini.
*.·:·.✧.·:·.*
Dua minggu kemudian kami mengumumkan kepada publik bahwa kami telah menjalin hubungan dan akan segera menikah, tentu saja hanya dalam hitungan jam kabar pernikahan ku itu langsung trending di seluruh negeri.
Kabar yang kami berdua bawa membuat semua orang kaget dan bertanya tanya dengan keputusan yang tiba-tiba itu.
Namun tidak semua orang bereaksi setuju, terlebih sebagian fans ku dan orang orang yang tidak menyukai Elea mereka mengecam pernikahan kami bahkan sampai mengirim truk protes ke kantor angensi ku.
Namun dengan kekuatan pak Genta itu bukan masalah, mereka dengan sigap menangani nya.
Dan dua bulan kemudian kami mengadakan pesta pernikahan yang di gelar secara private yang di hadiri oleh beberapa tamu undangan penting dan keluarga besar dari pak Genta dan keluarga ku.
Penggemar ku banyak yang benar-benar kaget dengan plot twist yang tidak terduga ini, jangan kan mereka aku sendiri pun masih tidak percaya bahwa aku akan melakukan pernikahan settingan ini.
Untung nya banyak penggemar ku yang ikut berbahagia dan mendukung ku meski beberapa dari mereka masih banyak yang mempertanyakan bagaimana aku bisa menyukai seorang wanita yang punya skandal kekerasan di masa lalu.
Aku berterima kasih karena mereka mengkhawatirkan keadaan ku.
Tapi tentu saja di saat itu lah aku di tuntut untuk bisa membuat nama Elea menjadi baik di mata publik.
Meski aku tidak tahu menahu mengenai kepribadian Elea tapi aku selalu memberi tahu para penggemar ku bahwa Elea adalah wanita yang baik dan tidak seburuk seperi apa yang mereka kira.
Bahkan aku juga di paksa untuk menunjukan kebucinan ku kepada Elea di hadapan para penggemar.
Hal itu sangat membuat ku muak dan hal itu membuat ku semakin tidak menyukai Elea terlebih sikap nya yang angkuh.
*.·:·.✧.·:·.*
Seminggu setelah kami menikah, kami di hadiahi oleh pak Genta sebuah apartemen yang sangat mewah.
Kami tidak akan pergi berbulan madu karena kami punya peraturan tentang beberapa hal.
Namun kepada publik kami beralasan bahwa kami sedang sibuk jadi menunda bulan madu kita.
Sekarang kami akan satu rumah untuk membuat publik percaya bahwa kami adalah pasangan.
Tapi tidak, pada realita nya kami adalah orang asing yang telah di setting dan di paksa untuk bersama dan menjalin sebuah ikatan pernikahan yang palsu ini.
Saat kami masuk ke dalam rumah, kami tidak saling bicara sepatah kata pun, entah kenapa aku malas bicara dengan nya bahkan melihat wajah nya saja aku merasa sangat malas.
Aku masuk duluan, tapi aku lihat Elea masih berdiri mematung di depan pintu masuk.
Aku tidak mau mempeduli kan nya, karena kita hanya akting jadi aku tidak mau dia melewati batas kalau aku terlalu memperhatikan nya.
Meski kami menikah secara resmi tapi kami tidak benar benar terjalin suatu ikatan pernikahan, jadi aku dan Elea akan tidur terpisah.
Seperti sebelum nya semua nya sudah di atur termasuk rumah ini, ada dua kamar yang akan kami huni masing-masing.
Dan kami berdua punya daerah masing-masing dan masing-masing dari kami tidak ada yang boleh masuk ke daerah pribadi itu.
Setelah beberapa saat, Elea akhirnya masuk, aku yang tengah duduk sambil melemaskan pinggang dan pundak ku di atas sofa tidak bisa untuk tidak melihat nya yang melintas di samping ku.
" Harus nya kau terlihat senang melakukan hal rendahan yang kamu inginkan ini." ujar ku membuat langkah Elea terhenti.
" Kau ingin melihat ku menangis sekarang karena telah menikah dengan seorang aktor hebat seperti mu ?"
Elea berbalik menghadap ku sambil menyilang kan kedua tangan di dada nya.
" Tidak perlu, setidak nya tunjukan kalau kau menikah karena terpaksa bukan karena mau ," tukas ku seraya beranjak dari tempat duduk dan berlalu pergi menuju ke kamar yang sudah di sediakan .
" Kau kira aku mau menikah dengan mu, dasar pria angkuh ! " Teriak nya lalu dia melangkah dengan langkah kaki yang di hendak kan keras lalu masuk ke kamar nya sambil membanting pintu.
Aku tidak mau mempedulikan nya karena memikirkan bahwa sekarang aku sudah menikah pun sudah cukup membuat pikiran ku lelah.
Aku menghela nafas berat lalu aku menjatuhkan badan ku di atas kasur.
Kontrak pernikahan yang kami buat selama dua tahun cukup membuat ku tertekan karena selama itu aku harus berhadapan dengan wanita menyebalkan itu.
Terlebih dia masih orang asing bagi ku, sungguh membuat ku tidak nyaman berada di satu rumah apalagi dia seorang perempuan.
" Sial ! Kenapa aku melakukan hal bodoh ini," Umpat ku lagi pada akhirnya aku menyesali semuanya. Aku masih tidak percaya dan tidak menyangka kalau aku mau melakukan pernikahan ini.
*.·:·.✧.·:·.*
Jam menunjukan pukul 4 sore, Setelah aku menjatuhkan badan ku di kasur perlahan mata ku terasa lelah dan setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi.
Sampai aku terbangun hari sudah gelap, aku lihat jam sudah menunjukan pukul 9 malam.
Aku segera beranjak dari tempat tidur ku, dan membasuh wajah ku.
Perut ku sudah merasa lapar, aku putuskan untuk memesan makanan.
' Haruskah aku memesan untuk dua orang ?' Pikir ku, aku merasa bimbang karena ini benar benar membuat ku merasa aneh, karena selama ini aku selalu tinggal sendirian.
Tapi sudahlah, aku pesan hanya untuk diri ku sendiri, karena jam segini perempuan itu pasti sudah tidur.
Beberapa saat kemudian pesanan makanan ku tiba, setelah aku menutup pintu tiba-tiba Elea keluar dari kamar nya.
Dia Menatap ku curiga dengan tatapan yang terarah ke apa yang aku bawa.
" Apa itu ?" Tanya nya ketus.
" Ini makanan ku ."
" Makanan ku ? Kau memesan makanan hanya untuk diri mu sendiri ?" Ucap nya lagi terlihat kesal.
" Memang nya kenapa ? Kalau kamu mau makan ya pesan saja sendiri. " jawab ku datar sambil melintas di hadapan Elea menuju ke meja makan.
Elea mengikuti ku ke sana, raut wajah nya terlihat sangat kesal namun mata nya sesekali mencuri pandang ke arah makanan yang aroma nya menyebar ke seluruh ruangan.
Aku menikmati makanan ku tanpa mempedulikan Elea yang berdiri di belakang ku sambil meminum air.
Lalu Elea membuka pintu kulkas yang masih kosong, aku mendengar dia menghela nafas berat.
Membuat ku menyeringai kecil, membuat nya merasa kesal ternyata sedikit menghibur ku.
Lalu Elea kembali melintas di belakang ku dan pergi dari dapur dengan langkah kaki yang di hentakan keras.
" Hei !" Panggil ku, Elea menghentikan langkah nya dan menoleh, dengan wajah penuh harapan.
Mungkin dia kira aku akan membagi makanan ku, tapi bukan itu aku tidak berniat untuk berbagi makanan dengan dia tapi untuk memberi nya peringatan.
" Kau ingat dengan syarat yang aku buat ? Apa kau membaca nya ?" Ucap ku tegas dan dingin.
Elea membuang nafas kasar dengan mata yang menjuling.
" Kalau kau sudah membaca nya pasti kau sudah tahu, tapi aku hanya ingin mengingat kan nya saja ," lanjut ku
" Kau mau bilang apa ?! " Bentak nya.
" Jangan berisik apalagi mengajakku bicara selama kita di rumah, keep silent ok." singkat ku.
Elea refleks mendecakan lidah, terlihat dia mengepal kan kedua lengan nya dengan mata yang berapi-api.
Aku kira dia akan bicara dengan suara yang lantang karena kesal, tapi rupanya dia mencoba bicara dengan tenang.
" Baik, aku tidak akan mengeluarkan suara sekecil apapun sesuai keinginan mu dan anggap saja aku tidak ada saat kita berpapasan, ini ucapan ku yang terakhir , jadi silakan lanjutkan makan nya ," ucap nya dengan nada yang di tekankan untuk mengejek ku.
Lalu dia kembali melanjutkan langkah nya dan kembali masuk ke kamar nya.
Aku menatap dingin pintu kamar yang sudah tertutup itu, pada awal nya aku mengira Elea adalah wanita yang pendiam dan lemah lembut.
Tapi rupanya aku salah, dia tidak gentar sedikit pun saat aku menatap nya dengan tajam atau pun dingin dia malah balas menatap ku tanpa rasa terintimidasi.
Bahkan saat aku melontar kan perkataan kasar untuk mengejek nya dia seperti acuh tak acuh.
Dia lebih menarik dari yang aku duga, dia membuat ku ingin semakin mengintimidasi nya sampai dia tidak berani menatap mataku dengan tatapan nya yang tajam.
Aku ingin melihat dia tertunduk takut saat berhadapan dengan ku dan berbicara dengan bibir yang gemetar dan kata yang terbata.
Aku jadi ingin membuat nya patuh dan tunduk kepada ku, memikirkan hal itu membuat ku menyeringai puas.
*.·:·.✧.·:·.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
ArlettaByanca
walopum keinginannya bukan hal bagus....tp disitu sang aktor sdh ingin terlibat dg Elea walo bukan hal baik.
2024-03-22
1