20. Seorang Musuh Dalam Selimut

"Jangan menatapku begitu, aku tak suka!" Sungut seorang gadis yang numpang tidur di karus Aluna.

Aluna melempar handuk ke gadis itu. "Mandi sana, segarkan diri ayo beraktivitas."

"Enak saja, aku sedang malas." Tolaknya lalu masuk dalam selimut.

"Benar-benar definisi musuh dalam selimut." Geleng kepala lantas ganti baju.

Keluar kamar mandi temannya itu masih bergelung di balik selimut. "Kau tak mau sarapan?"

Tak ada pergerakan, Aluna melompat tepat di atas gundukan manusia yang tertutup selimut. "Awwwwww, buset minggir!"

"Hoshhh, hahhhh engap Aluna!" Teriaknya dengan nafas memburu.

Takut temannya mati kehabisan nafas, Aluna menyibak selimut paksa. "Cepat bangun, jangan malas-malasan di rumah ku!"

"Aku ini tamu, kenapa diperlakukan seperti tak berharga?" Protesnya.

"Kau musuhku, kau selalu kelahi denganku, apa peduliku." Sungut Aluna.

"Tapi aku sudah minta maaf, sudahlah susah memang bicara denganmu, lebih baik numpang sarapan." Ujarnya lantas melenggang ke ruang makan.

"Orang gila tak tahu diri satu itu, benar-benar ya." Geram Aluna.

Pasalnya dia harus membereskan ranjang bekas tidur sendiri. Melihat selimut, merapikan seprei dan menata bantal. Setalah itu mengenakan hijab, menyusul ke meja makan. Hari ini terakhir jadi karyawan pak Joko, saatnya pindah ke toko perhiasan Hanung. Maklum karyawan teladan jadi rebutan para pemilik toko.

Di meja makan sudah lengkap dengan ibunya. Kali ini sang ibu tidak ke kedai karena ayahnya akan melakukan serangkaian cek up rutin bulanan. Ibunya bahkan memperlakukan musuhnya dengan amat baik, melayani dan memberi makan, dan senyuman hangat di pagi hari. Aluna sedikit tak terima, tapi hatinya yang sedang masa perbaikan berkata mungkin hal buruk akan terganti jika kita terus berbuat baik.

"Jadi Eva kenapa kabur dari rumah?" Mawar mulai bertanya karena merasa Eva sudah nyaman dan dekat dengannya.

"Hal sepele, tapi aku berontak Tante, lagian jadi orangtua kok pilih kasih, segala aku di tampar terus." Adu Eva.

"Tak ada orangtua yang seperti itu, kau ini persis sekali Aluna." Mawar teringat masa-masa Aluna urakan seperti Eva.

"Bu jangan samakan aku dengan Eva, dulu meski nakal aku tak sampai kabur dari rumah." Aluna mendengus tak suka.

"Iya-iya maaf, sudah makan lagi." Mawar tahu dia harus berhenti bertanya jika tak ingin anaknya ngambek.

"Eh, kakak beneran bukan teman kak Eva." Karin mencuri kesempatan tanya.

"Bukan!" Timpal Aluna.

"Teman sekelas." Timpal Eva.

"Kita orang asing bahkan di kelas, bisa-bisanya kau mengaku begitu." Aluna mendelik tak percaya.

"Ih seram, sepertinya memang tak berkawan merek Bu. Tapi kok bisa musuhnya di bawa ke rumah segala, aneh kakak itu." Karin tak bisa mencerna pemikiran sang kakak.

Cerita tragis bagi Eva namun lucu di mata Aluna mengharuskan keduanya bertemu dalam kesempatan tak terduga. Kala itu Eva lari dari kejaran beberapa sekawan anak-anak punk, di pojokan sampai ke toko-toko tutup nyaris di serang namun selamat karena Aluna sedang sial dan lewat situ. Jadi penjamin dan bersumpah di atas perbuatan buruk Eva, Aluna malah dibuntuti sampai kedai ibunya. Belum lagi Eva merengek di depan Mawar minta di tampung. Semuanya belum parah karena entah ide darimana sang ibu meminta Aluna tidur dengan Eva. Sejarah mengerikan terukir dalam kisah Aluna.

Hari kemarin, waktu menunjukkan pukul lima sore banyak toko sudah tutup. Orang-orang sibuk berburu angkutan umum dan mengendari sepeda motor untuk pulang. Aluna yang jatah mengepel pulang lebih lama dari biasanya, untungnya sang ibu juga berkata akan pulang sedikit telat karena ada pesanan dadakan oleh pelanggan dalam jumlah seratus porsi. Jadilah Aluna jalan dengan santai, menyusuri toko-toko yang tutup dan mulai sepi. Ide nakal terbesit, mengambil jalan pintas menuju kedai ibunya agar cepat sampai, Aluna memilih menerobos gang sempit dalam pasar.

Brukkkkk

Aluna dikagetkan dengan suara benda yang sengaja dibanting. Merinding takut setan sudah mulai bekerja mengingat ini malam Jum'at. Langkahnya mendadak cepat, dan berakhir di segerombolan anak yang sedang menyerang satu orang anak terpojok.

"Yakkkk, ku kira setan ternyata calon setan. Ngapain disini?" Teriak Aluna lantang.

"Woy mantan teman, tak usah ikut campur sana geser kita mau bantai orang tak sopan satu ini." Ucap dedengkot anak punk sekitar pasar.

"Beuh sadis, coba lihat mana bentukan manusia tak sopan itu?" Aluna melongok ke arah korban atau tersangka itu.

Mata Eva yang bertemu pandang dengan Aluna dan mendengar suaranya dari tadi memohon dengan belas kasih paling tulus. Aluna tertegun, dia merasa iba. Tapi iba bukanlah hal baik, ingat tragedi mendorong motor Eva malah di dorong ke gentong air membuat Aluna sedikit kapok. Berbalik badan, berpura tak tahu juga bukan masalah. Toh baru beberapa hari lalu, Eva membuat ulah mengharuskannya menunda pekerjaan karena piring pecah dan kekacauan di ruang karyawan. Sial sekali baru selang tiga hari harus bertemu lagi.

"Tolong aku." Eva dengan sisa keberanian melepaskan diri dan berhasil meraih tangan Aluna yang hendak meninggalkan keributan.

Aluna menepis tangan itu, dia berbalik dan ingin mengolok, tapi airmata Eva yang lolos begitu berpandangan membuat Aluna goyah. "Jangan sentuh temanku."

"Sejak kapan kau punya teman tak sopan, jangan melindunginya Aluna. Tak ada toleransi, dia menempati tempat nongkrong kita, diusir malah meludahi ku, mengolok kaum kami. Apa pantas diberi maaf?" Murka Ketua geng.

Aluna mendekati Filman, mereka dekat tempo dulu. "Maaf, bisakah kali ini kau membantuku. Lepaskan dia, apa kau tega menyakiti hatiku dengan menyiksanya. Apa tak cukup luka lebam yang diterimanya?"

"Kau harus disiplinkan bedebah satu itu!" Firman masih murka.

"Aku janji dia tak akan seperti itu, aku meminta maaf atas namanya." Aluna berharap hubungan baik mereka dulu bisa menolong Eva.

"Kalau bukan kau yang minta, aku tak perduli penjara atau neraka dia ku siksa sampai bosan." Terdengar ngeri isi kepala Firman.

Rombongan yang Firman meninggal tempat, tapi tetap saja ada yang meludahi Eva, beberapa juga bersorak tak terima. Dua orang malah sempat menggeplak kepala bagian belakang Eva. Eva tak berdaya, langkahnya saja diseret karena kakinya diinjak entah oleh siapa sampai nyeri dirasa. Aluna tak berkata apapun dan pergi meninggalkan Eva. Siapa sangka Eva berhasil menyusulnya sampai kedai dengan langkah tertatih.

"Loh....loh temannya kenapa sayang?" Mawar yang menenteng dua plastik kantong sampah tergopoh mendekati Eva.

"Bukan temanku." Timpal Aluna masuk ke dalam kedai.

Eva meringis nyeri di depan Mawar. "Halo Tante aku Eva teman sekelas Aluna, maaf menyapa dalam kondisi seperti ini."

"Yakk Aluna ini temanmu terluka, coba di tolong dulu." Teriak Mawar lupa menanggapi Eva.

"Malas, buang saja Bu." Teriak Aluna.

"Mulutmu, cepat kemari ibu mau buang sampah dulu." Pinta Mawar.

"Ish, ibu ini dibilang dia bukan teman ku kok ngeyel." Dengus Aluna namun tetap menghampiri ibunya dan Eva.

"Yasudah kau yang buang sampah." Mawar memberikan kantung sampah pada Aluna, Mawar tahu pasti anaknya menolak.

"Mana sini!" Siapa sangka Aluna memilih buang sampah daripada Eva.

"Eee... sepertinya hubungan kalian kurang baik." Tukas Mawar.

"Begitulah Tante, tapi seburuk apapun aku padanya, Aluna tetap menolong ku." Beber Eva.

"Ya Allah, sini masuk kedai biar Tante obati lukamu, kok bisa begini sih." Mawar tak tahu apa yang terjadi yang jelas Eva habis kena pukul.

"Aw...perih Tante." Eva meringis nyeri saat kapas alkohol mengenai kulitnya.

"Kau wanita harus pandai menjaga badan." Mawar seperti melihat Aluna dalam diri Eva, makanya di rawat dengan tulus.

Eva menangis. "Tapi yang harusnya menjagaku melakukan hal keji, memukuli ku dengan dalih mendidik. Aku dipukul ayah, dan ibuku hanya diam saja. Aku benci rumah!"

Mawar tersentak, sepertinya anak ini dalam pelarian. "Hei tenangkan diri, ayo ke rumah Tante kita sama-sama berpikir dengan kepala dingin."

"Aku tak mau di kembalikan ke rumah, aku tahu akhirnya akan di pukul." Adu Eva.

Mawar tak tahu senakal apa Eva, tapi memukul anak bukan hal yang bisa di benarkan. "Ayo pulang ke rumah Tante."

Berkat itulah, Aluna harus berbagi selimut dengan Eva. Manusia yang tak manusiawi namun butuh sisi kemanusiaan orang lain. Aluna pikir Mawar akan berubah sikap saat tahu anaknya dirundung di sekolah oleh Eva. Tapi mawar berkata, kali ini mungkin semua berbeda, siapa tahu Eva akan jadi garda terdepan untuk Aluna suatu hari nanti.

Bersambung

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ⧗⃟ᷢApri_Zyan🦀🧸

❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ⧗⃟ᷢApri_Zyan🦀🧸

ooohhhh, eva kabur dari rumahnya sehingga dibawa pulang sama ibunya aluna

2024-05-13

1

🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅

🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅

bauk sekali Bu mawar sudah tau Eva jahat pada anaknya

2024-03-18

1

🟡ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐

🟡ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐

wah Aluna bisa bisa mental ya yg kena krn setiap melakukan kesalahan ortu y selalu melakukan kekerasan Fisik

2024-02-11

2

lihat semua
Episodes
1 1. Ambisi Teredam
2 2. Tersandung Masalah
3 3. Inikah Teman
4 4. Hanya Piket
5 5. Kumat
6 6. Terinjak Berulang
7 7. Renggang
8 8. Hijrah
9 9. Airmata Duka
10 10. Mengiba
11 11. Deklarasi Saudara
12 12. Jalan Pertemanan
13 13. Perkara Nomer
14 14. Siap Grak
15 15. Ujian Semester Untuk Ayah
16 16. Tetap Semangat Ini Ujian
17 17. Libur Telah Tiba
18 18. Pundi Rupiah
19 19. Kali Pertama Karin
20 20. Seorang Musuh Dalam Selimut
21 21. Libur Usai
22 22. Senin Tak Ceria
23 23. Kisah Lama Terulang Kembali
24 24. Dan Terluka Lagi
25 25. Luka Ku Luka Mu
26 26. Kekecewaan Tak Berarah
27 27. Kata Hati
28 28. Strata Siswa
29 29. Cinta Turun Ranjang
30 30. Cintaku Bukan Cinta Biasa
31 31. Getaran Yang Sama
32 32. Nasib Baik
33 33. Mukjizat Dari Yang Maha Kuasa
34 34. Sempurna
35 35. Berawal Dari Cintaku Pertama Di Awal Ku Jumpa
36 36. Kau Membuat Ku Berantakan
37 37. Cinta Dan Benci
38 38. Cinta Tak Berbalas Langit Bertindak
39 39. Waktu Bergulir Lambat Merantai Cinta
40 40. Darah
41 41. Dengannya Aku Sempurna
42 42. Selangkah Lebih Jauh
43 43. Sejauh Mata Memandang
44 44. Usai Sudah Segala Penantian Panjang
45 45. Assalamualaikum Jepang
46 46. Terlilit Cinta Karyawan
47 47. Lelaki Gila
48 48. Takoyaki
49 49. Serina
50 50. Lepas Landas
51 51. Pingsan Jama'ah
52 52. Bertukar Takdir
53 53. Tako-Taki
54 54. CEO
55 55. Bisnisku Bukan Bisnismu
56 56. Razia Hape
57 57. Masuk Perangkap
58 58. Terlibat Skandal
59 59. Dia Keliru
60 60. Kesalahan Berulang
61 61. Tiba-tiba Nikah
62 62. Hari Pertama Jadi Istri
63 63. Viral Kesekian Kalinya
64 64. Geger
65 65. Prasangka Baik
66 66. Belenggu Rumah Tangga
67 67. Pisah
68 68. Hari Tanpamu
69 69. Rungkad
70 70. Bosan
71 71. Indahnya Bali
72 72. Mual Muntah Pusing Jijik Melihat Mu
73 73. Aku Jijik Mas
74 74. Kesejahteraan Terancam
75 75. Janin
76 76. Langit Kelabu
77 77. Lampir
78 78. Masa Iya
79 79. Dulu Kita Sahabat
80 80. Ancaman Maut
81 81. Mendadak Sumimasen
82 82. Aku Islam Jalur Kecelakaan
83 83. Mari Bahagia Bersama
84 84. Dejavu
85 85. Ketika Cinta Berlabuh
86 86. Hari Bahagia
87 87. Titik Sempurna
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Ambisi Teredam
2
2. Tersandung Masalah
3
3. Inikah Teman
4
4. Hanya Piket
5
5. Kumat
6
6. Terinjak Berulang
7
7. Renggang
8
8. Hijrah
9
9. Airmata Duka
10
10. Mengiba
11
11. Deklarasi Saudara
12
12. Jalan Pertemanan
13
13. Perkara Nomer
14
14. Siap Grak
15
15. Ujian Semester Untuk Ayah
16
16. Tetap Semangat Ini Ujian
17
17. Libur Telah Tiba
18
18. Pundi Rupiah
19
19. Kali Pertama Karin
20
20. Seorang Musuh Dalam Selimut
21
21. Libur Usai
22
22. Senin Tak Ceria
23
23. Kisah Lama Terulang Kembali
24
24. Dan Terluka Lagi
25
25. Luka Ku Luka Mu
26
26. Kekecewaan Tak Berarah
27
27. Kata Hati
28
28. Strata Siswa
29
29. Cinta Turun Ranjang
30
30. Cintaku Bukan Cinta Biasa
31
31. Getaran Yang Sama
32
32. Nasib Baik
33
33. Mukjizat Dari Yang Maha Kuasa
34
34. Sempurna
35
35. Berawal Dari Cintaku Pertama Di Awal Ku Jumpa
36
36. Kau Membuat Ku Berantakan
37
37. Cinta Dan Benci
38
38. Cinta Tak Berbalas Langit Bertindak
39
39. Waktu Bergulir Lambat Merantai Cinta
40
40. Darah
41
41. Dengannya Aku Sempurna
42
42. Selangkah Lebih Jauh
43
43. Sejauh Mata Memandang
44
44. Usai Sudah Segala Penantian Panjang
45
45. Assalamualaikum Jepang
46
46. Terlilit Cinta Karyawan
47
47. Lelaki Gila
48
48. Takoyaki
49
49. Serina
50
50. Lepas Landas
51
51. Pingsan Jama'ah
52
52. Bertukar Takdir
53
53. Tako-Taki
54
54. CEO
55
55. Bisnisku Bukan Bisnismu
56
56. Razia Hape
57
57. Masuk Perangkap
58
58. Terlibat Skandal
59
59. Dia Keliru
60
60. Kesalahan Berulang
61
61. Tiba-tiba Nikah
62
62. Hari Pertama Jadi Istri
63
63. Viral Kesekian Kalinya
64
64. Geger
65
65. Prasangka Baik
66
66. Belenggu Rumah Tangga
67
67. Pisah
68
68. Hari Tanpamu
69
69. Rungkad
70
70. Bosan
71
71. Indahnya Bali
72
72. Mual Muntah Pusing Jijik Melihat Mu
73
73. Aku Jijik Mas
74
74. Kesejahteraan Terancam
75
75. Janin
76
76. Langit Kelabu
77
77. Lampir
78
78. Masa Iya
79
79. Dulu Kita Sahabat
80
80. Ancaman Maut
81
81. Mendadak Sumimasen
82
82. Aku Islam Jalur Kecelakaan
83
83. Mari Bahagia Bersama
84
84. Dejavu
85
85. Ketika Cinta Berlabuh
86
86. Hari Bahagia
87
87. Titik Sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!