15. Ujian Semester Untuk Ayah

Genap satu semester Aluna berkecimpung memutar orak di dunia pendidikan. Tak sekali dua kali absen karena telat bangun, atau jatuh sakit. Semuanya dipertaruhkan seminggu ke depan. Aluna harus mengulang semua mata pelajaran yang dilalui, melampaui kompetensi atau tidaknya di nilai dari hasil ulangan yang akan diadakan. Tata tertib sekolah mengharuskan kelas silang saat ujian. Kebetulan macam apa, yang mengharuskan dirinya satu kelas dengan Niki. Meski tak sebangku, tapi Niki duduk tepat di belakangnya. Tatapan menusuk Niki menjadikan suasana tak nyaman bagi Aluna.

"Kau sudah selesai?" Dimas kakak tingkat yang duduk di sebelahnya sampai terheran karena Aluna hendak mengumpulkan lembar kerja.

"Sudah kak, aku duluan ya." Aluna sopan pada rekan sebangkunya selama beberapa hari ke depan.

"Koreksi lagi, jangan gegabah ini kelas bahasa arab loh. Pak Abdul biasanya amat mengecoh, dia tak memberi celah meski di pilihan ganda saja." Bisik Dimas.

"Kepalaku rasanya mau meledak lama-lama disini kak, doakan saja aku beruntung." Aluna tersenyum cantik lantas meninggalkan ruang ujian.

Rutinitas berulang beberapa hari, Aluna mengerjakan soal ujian dengan tergesa. Selesai paling cepat di semua mata pelajaran. Cemooh di dapat dari teman sekelas dan juga kakak kelas karena di tuding menganggu konsentrasi dan fokus mereka pada soal. Tak tahu saja mereka, Aluna lebih tertekan karena terkadang kursinya di tendang asal oleh Niki, belum lagi tatapan tajam yang terhunus ke arahnya membuat Aluna jauh tak konsentrasi di banding yang lain.

"Hari terakhir nih, jangan buru-buru, nikmati setiap soalnya." Tegur Dimas.

"Yaelah kak, soal ujian geh di nikmati." Celetuk Aluna.

"Siapa tahu dengan menjalin hubungan baik antara kau dan soal ujian, memudahkan kau untuk menyelesaikannya." Timpal Dimas sembari membagikan lembar soal ke kursi belakang.

"Hahaha ada-ada saja pemikiran mu kak." Aluna cukup dekat dengan Dimas karena orangnya hangat dan ramah.

Satu mata pelajaran dihargai dengan empat puluh menit proses pengerjaan. Normalnya begitu, tapi Aluna nekat menyelesaikan di menit-menit dua puluhan. Keluar, dan kabur ke tempat yang ia suka setelahnya. Beberapa hari ini dia tak bertemu Tina atau Bondan. Karena di jam pertama usai ujian Aluna berburu baca di perpustakaan, sedang Tina dan Bondan berburu contekan. Jangan salah, ada edaran gelap dari teman sekelas, menjual foto kopian catatan yang di perkecil entah sampai ukuran berapa. Waktu pulang, Aluna selalu lebih dulu, jadilah sulit bagi mereka bersua.

"Akhirnya aku menemukan mu." Bondan duduk di dekat Aluna yang sedang menenggak sebotol air mineral.

"Seperti judul lagu." Sahut Aluna yang kini meremas bekal botol mineral.

"Sulit sekali bertemu denganmu, padahal kita hanya dibatasi satu tembok pembatas ruang ujian berada beda pulau." Gerutu Bondan.

"Seru sekali ya ujian, rasanya kepalaku benar-benar terpakai kali ini, jika di anime mungkin kepalaku sudah keluar asap tiap harinya." Keluh Aluna, karena merubah tabiat mencontek jadi berjuang dengan belajar giat.

"Sudah ku bilang datang padaku nanti ku beri jimat, kau malah datang telat keluar duluan kau membuat Wahyu kelimpungan, dikira kau mahir tahunya kau melempar dadu peruntungan mu." Bondan menyenderkan kepalanya di bahu Aluna.

"Hiyakkk, jangan letoy, sembrono sekali naruh kepala." Aluna berdiri dari duduknya.

"Nempel dikit doang, biasanya kau peluk-peluk aku dari belakang kalau di bonceng saja aku tak protes, dasar perhitungan." Oceh Bondan.

Reflek Aluna membekap mulut ember Bondan. "Yakk, jaga bicaramu orang lain bisa salah paham."

"Emmm.....emmmmm..mmmm." Oceh Bondan tak jelas.

"Ish kenapa menjilat tanganku sih, iyuh jadi ada liur mu, hoekkkk." Aluna sudah tahu air liur masih saja dicium aromanya.

"Mau kemana?" Bondan ditinggal Aluna yang lari terbirit.

Membuntuti Aluna, membawakan tasnya yang tertinggal, Bondan cekikikan penuh kemenangan. Tak masalah hari ini dia menyelesaikan soal terburu toh kalau masalah penjas dia ahlinya, tak perlu ragu KKM di libas olehnya. Tujuannya hanya satu, dia ingin pulang bareng Aluna melepas rindu. Lama sekali dia tak bertemu, jadi ada yang kurang.

"Kenapa mengikuti sampai kamar mandi?" Aluna melongo melihat Bondan ngintip di sela-sela pintu.

"Apasih, kau tidak bugil ini, kenapa harus teriak-teriak." Mulut Bondan licin.

"Astagfirullah, kau ini semakin hari semakin bengal saja ku rasa." Frustasi Aluna dengan semua tingkah Bondan.

"Dih di kamar mandi jangan bawa-bawa Allah, dosa tau." Nasehat Bondan, meski tak suka tapi ada benarnya.

Bondan ganti motor karena Aluna sering mengeluh dan enggan naik motornya. Jadilah dia ganti motor matic mempermudah pergerakan Aluna. Bukannya pujian justru murka yang di dapat Bondan.

"Motor siapa, ini belum ada platnya?" Aluna penasaran, kali ini motor siapa yang di pinjam Bondan untuk mengantarnya pulang.

"Kemarin minta papa belikan, dengan syarat nilai di atas rata-rata." Bondan memutar kunci di jari telunjuk.

"Kau ganti gaya?" Bondan terkenal dengan motor kerennya menyerupai pembalap.

"Semua demi kau." Timpal Bondan.

"Astagfirullah, jangan jadikan aku tumbal, enak saja demi aku, memangnya aku siapa, kenapa juga harus demi aku, kalau mau gombal jangan seperti itu dong, keterlaluan sekali, lagian ya....."

Ganti Bondan yang membekap mulut Aluna. "Cerewet."

Sampai rumah masih pagi, Aluna hari ini tak ke kedai dia dapat jatah mengurus ayahnya di rumah sakit. Genap enam bulan ayahnya koma dan belum ada tanda pemulihan diri. Tak ada kata menyerah, setiap sepertiga malam bermunajat atas kesembuhan sang ayah, sayang belum diijabah. Menyeret Bondan ke rumah sakit, jangan tuding Aluna memaksa, soalnya Bondan yang ingin ikut. Katanya itung-itung DP depan mertua.

"Halo paman aku Bondan teman Aluna, aku mendoakan untuk kesehatan paman, oh ya nanti kalau sudah siuman angkat aku jadi mantu idaman ya paman." Bisik Bondan tanpa sepengetahuan Aluna yang sibuk menata pengharum ruang dan bunga agar nuansa kamar menjadi hidup.

"Al, sepertinya ayahmu mulai merespon." Ungkap Bondan dengan leher patah-patah menengok ke arah Aluna.

Mendengar perkataan Bondan, Aluna langsung mendekat, mencari kebenaran ucapan itu. Benar saja, jari ayahnya bergerak. Aluna sesegera mungkin memencet tombol pemanggil perawat. Memencet berulang kali namun tak kunjung datang. Bondan lari ke luar kamar mencari perawat jaga, setelah ketemu langsung minta di tilik ke kamar pasien atas nama Ridwan, ayah Aluna.

"Alhamdulillah, nak Aluna nanti tolong telpon Bu Mawar untuk datang ke rumah sakit, sepertinya ada tanda-tanda vital dari organ dalam ayahmu yang memberi respon positif." Terang perawat.

"Alhamdulillah, jadi kapan ayah siuman sus?" Aluna tak sabar.

"Serahkan semua pada Allah, semua kuasanya, banyak-banyak berdoa ya sayang, kalau begitu saya tinggal dulu." Tutur perawat tersebut.

"Bondan, aku...aku tak sangka ayahku akan sembuh." Aluna tak kuasa menahan airmatanya.

Aluna yang duduk di samping ayahnya, dengan air mata berlinang tak luput dari pandangan Bondan. Merasa iba, Bondan memeluk Aluna. "Tenanglah, bukankah kau dengar sendiri ayahmu akan segera siuman. Masa sulit mu akan segera berkahir setelah beliau sadar."

Aluna tak menyahut, hanya mengangguk kecil di dalam pelukan Bondan. Selama ini meski enggan mengakui, Bondan satu-satunya orang yang ada disisinya dalam kondisi apapun. Dia tahu betul kekurangan keluarga Aluna, namun tak bertingkah layaknya super Hero yang menolong berlebihan, Bondan tampil lebih dekat dengan ketulusan. Aluna terpikat dengan semua ketulusan itu. Dimata Aluna Bondan istimewa.

"Jangan menangis terus, coba kau rangsang dengan kalimat dan sentuhan menyenangkan, siapa tahu semakin pesat perkembangannya." Pinta Bondan.

Menyeka airmata, Aluna mengambil tangan ayahnya yang disanding, mengecupnya dengan bulir airmata yang membasahi tangan sang ayah. "Yan, Aluna sudah pakai hijab, Aluna sudah bertarung dengan diri sendiri lebih dari dua bulan, Aluna berjuang tanpa ayah, ayah tahu Aluna sudah semester pertama, nanti Aluna kasih lihat, Aluna pasti juara satu seperti yang ayah harapkan."

Siapa sangka suara Aluna membangunkan saraf ayahnya. Ridwan turut menangis, Aluna menyeka airmata ayahnya. "Ayah, aku tahu ayah bisa melewati semuanya."

"Terimakasih, terimakasih sudah bertahan hidup sejauh ini yah. Aku, Karin dan ibu selalu menunggu ayah." Aluna memeluk ayahnya erat.

Mengecup dahi ayahnya. "Kita tak pernah seromantis ini, hahah lucu ya yah, kita dekat saat musibah melekat."

"Apapun itu, aku tak pernah menyesali takdir. Aku bersyukur semua menjadikan ku lebih dewasa dalam langkah, meski tak sempurna tapi aku sedang berusaha." Tutur Aluna tanpa henti

Kriettt...pintu ruangan di buka, Aluna menoleh, menyembul Karin disana. Aluna selalu menampilkan sosok jagoan di depan sang adik buru-buru menghapus jejak airmatanya yang membekas. "Kau datang?"

"Heheh iya." Karin kikuk, selama ini dia tak pernah melihat Aluna menangis, dalam benaknya apa ada hal tak beres dengan ayahnya, jadilah dia segera mendekati tubuh sang ayah.

"Kenapa kak?" Tanya Karin.

"Ayah ada perkembangan, tadi menggerakkan jari sekarang ayah ikut menangis saat aku bicara." Jelas Aluna.

"Benarkah?" Haru biru terjadi begitu saja, tanpa aba kedua kakak beradik itu berpelukan dan meraung sejadinya.

"Yakk, kalian ini kenapa? Tiba-tiba menangis saja." Bingung Bondan yang sedari tadi mengamati.

Tak ada sahutan justru tangisnya semakin menjadi membuat Bondan mengacak rambutnya semrawut. "Aku pusing kalau begini, jangan buat aku pingsan mendadak."

"Astagfirullah, sudah hentikan."

"Arghhh, lama-lama aku ikut menangis juga ini."

Bersambung

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ𝐕⃝⃟🏴‍☠️Meiling❤️⃟Wᵃf

🍌 ᷢ ͩ𝐕⃝⃟🏴‍☠️Meiling❤️⃟Wᵃf

itu beda cerita Bondan kalau di bonceng mah hal yang lumrah kalau pegangan 🤣🤣

2024-05-13

1

🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅

🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅

semoga kedepannya kamu menjadi pribadi yg lebih baik aluna

2024-03-02

1

🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅

🍒⃞⃟•§¢•🎀CantikaSaviraᴳᴿ🐅

jadikan maza lalumu sebagai pelajaran aluna

2024-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 1. Ambisi Teredam
2 2. Tersandung Masalah
3 3. Inikah Teman
4 4. Hanya Piket
5 5. Kumat
6 6. Terinjak Berulang
7 7. Renggang
8 8. Hijrah
9 9. Airmata Duka
10 10. Mengiba
11 11. Deklarasi Saudara
12 12. Jalan Pertemanan
13 13. Perkara Nomer
14 14. Siap Grak
15 15. Ujian Semester Untuk Ayah
16 16. Tetap Semangat Ini Ujian
17 17. Libur Telah Tiba
18 18. Pundi Rupiah
19 19. Kali Pertama Karin
20 20. Seorang Musuh Dalam Selimut
21 21. Libur Usai
22 22. Senin Tak Ceria
23 23. Kisah Lama Terulang Kembali
24 24. Dan Terluka Lagi
25 25. Luka Ku Luka Mu
26 26. Kekecewaan Tak Berarah
27 27. Kata Hati
28 28. Strata Siswa
29 29. Cinta Turun Ranjang
30 30. Cintaku Bukan Cinta Biasa
31 31. Getaran Yang Sama
32 32. Nasib Baik
33 33. Mukjizat Dari Yang Maha Kuasa
34 34. Sempurna
35 35. Berawal Dari Cintaku Pertama Di Awal Ku Jumpa
36 36. Kau Membuat Ku Berantakan
37 37. Cinta Dan Benci
38 38. Cinta Tak Berbalas Langit Bertindak
39 39. Waktu Bergulir Lambat Merantai Cinta
40 40. Darah
41 41. Dengannya Aku Sempurna
42 42. Selangkah Lebih Jauh
43 43. Sejauh Mata Memandang
44 44. Usai Sudah Segala Penantian Panjang
45 45. Assalamualaikum Jepang
46 46. Terlilit Cinta Karyawan
47 47. Lelaki Gila
48 48. Takoyaki
49 49. Serina
50 50. Lepas Landas
51 51. Pingsan Jama'ah
52 52. Bertukar Takdir
53 53. Tako-Taki
54 54. CEO
55 55. Bisnisku Bukan Bisnismu
56 56. Razia Hape
57 57. Masuk Perangkap
58 58. Terlibat Skandal
59 59. Dia Keliru
60 60. Kesalahan Berulang
61 61. Tiba-tiba Nikah
62 62. Hari Pertama Jadi Istri
63 63. Viral Kesekian Kalinya
64 64. Geger
65 65. Prasangka Baik
66 66. Belenggu Rumah Tangga
67 67. Pisah
68 68. Hari Tanpamu
69 69. Rungkad
70 70. Bosan
71 71. Indahnya Bali
72 72. Mual Muntah Pusing Jijik Melihat Mu
73 73. Aku Jijik Mas
74 74. Kesejahteraan Terancam
75 75. Janin
76 76. Langit Kelabu
77 77. Lampir
78 78. Masa Iya
79 79. Dulu Kita Sahabat
80 80. Ancaman Maut
81 81. Mendadak Sumimasen
82 82. Aku Islam Jalur Kecelakaan
83 83. Mari Bahagia Bersama
84 84. Dejavu
85 85. Ketika Cinta Berlabuh
86 86. Hari Bahagia
87 87. Titik Sempurna
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Ambisi Teredam
2
2. Tersandung Masalah
3
3. Inikah Teman
4
4. Hanya Piket
5
5. Kumat
6
6. Terinjak Berulang
7
7. Renggang
8
8. Hijrah
9
9. Airmata Duka
10
10. Mengiba
11
11. Deklarasi Saudara
12
12. Jalan Pertemanan
13
13. Perkara Nomer
14
14. Siap Grak
15
15. Ujian Semester Untuk Ayah
16
16. Tetap Semangat Ini Ujian
17
17. Libur Telah Tiba
18
18. Pundi Rupiah
19
19. Kali Pertama Karin
20
20. Seorang Musuh Dalam Selimut
21
21. Libur Usai
22
22. Senin Tak Ceria
23
23. Kisah Lama Terulang Kembali
24
24. Dan Terluka Lagi
25
25. Luka Ku Luka Mu
26
26. Kekecewaan Tak Berarah
27
27. Kata Hati
28
28. Strata Siswa
29
29. Cinta Turun Ranjang
30
30. Cintaku Bukan Cinta Biasa
31
31. Getaran Yang Sama
32
32. Nasib Baik
33
33. Mukjizat Dari Yang Maha Kuasa
34
34. Sempurna
35
35. Berawal Dari Cintaku Pertama Di Awal Ku Jumpa
36
36. Kau Membuat Ku Berantakan
37
37. Cinta Dan Benci
38
38. Cinta Tak Berbalas Langit Bertindak
39
39. Waktu Bergulir Lambat Merantai Cinta
40
40. Darah
41
41. Dengannya Aku Sempurna
42
42. Selangkah Lebih Jauh
43
43. Sejauh Mata Memandang
44
44. Usai Sudah Segala Penantian Panjang
45
45. Assalamualaikum Jepang
46
46. Terlilit Cinta Karyawan
47
47. Lelaki Gila
48
48. Takoyaki
49
49. Serina
50
50. Lepas Landas
51
51. Pingsan Jama'ah
52
52. Bertukar Takdir
53
53. Tako-Taki
54
54. CEO
55
55. Bisnisku Bukan Bisnismu
56
56. Razia Hape
57
57. Masuk Perangkap
58
58. Terlibat Skandal
59
59. Dia Keliru
60
60. Kesalahan Berulang
61
61. Tiba-tiba Nikah
62
62. Hari Pertama Jadi Istri
63
63. Viral Kesekian Kalinya
64
64. Geger
65
65. Prasangka Baik
66
66. Belenggu Rumah Tangga
67
67. Pisah
68
68. Hari Tanpamu
69
69. Rungkad
70
70. Bosan
71
71. Indahnya Bali
72
72. Mual Muntah Pusing Jijik Melihat Mu
73
73. Aku Jijik Mas
74
74. Kesejahteraan Terancam
75
75. Janin
76
76. Langit Kelabu
77
77. Lampir
78
78. Masa Iya
79
79. Dulu Kita Sahabat
80
80. Ancaman Maut
81
81. Mendadak Sumimasen
82
82. Aku Islam Jalur Kecelakaan
83
83. Mari Bahagia Bersama
84
84. Dejavu
85
85. Ketika Cinta Berlabuh
86
86. Hari Bahagia
87
87. Titik Sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!