Malapetaka bertubi, teman dekat selalu sibuk saat itu terjadi. Alibi tak bisa menolong selalu menjadi tameng. Situasi kondisi sering tak di lokasi, atau ada kesibukan mendesak hingga tak bisa bantu. Satu dua kali tragedi Aluna tulalit, lambat laun paham akan topeng seorang Tina. Tak ambil pusing, tekad diri jadi kuat walau tak punya teman menuju pribadi yang lebih baik. Mengejar segala ketertinggalan dalam bidang akademik, namun tidak dalam ekstrakurikuler. Bukan tak ingin, Aluna tak bisa, karena baginya ekstrakurikuler tak hanya dilakukan di sekolah di pasar jauh lebih nyata.
"Awas pecah kacanya kau tatap garang seperti itu." Hanung menegur Aluna dalam canda.
"Eh paman, tahu saja aku sedikit garang saat diam." Malu Aluna, diam-diam mengetuk diri sendiri.
"Ada masalah?" Hanung duduk di dekat Aluna, ngemper di depan tokonya.
"Paman jangan duduk sembarangan, nanti kotor bajunya ayo pindah!" Seru Aluna.
"Kau ini mengejek atau bagaimana, tak lihat lantai toko ku kinclong seperti masa depanmu?" Sebal Hanung.
"Aih, hehe lupa kalau toko berlian dan perhiasan paman selalu nomor satu dalam keberhasilan. Numpang ngadem sebentar paman, apa aku begitu menganggu pemandangan, sampai-sampai paman meledekku dengan duduk ngampar disini?" Aluna melempar keluhan.
"Makan bakso kang Rusli enak kayaknya." Hanung malas berdebat dengan bocah ingusan yang selalu pandai membalikkan kata.
"Iya mana hujan, uap ngebulnya udah kebanyang." Aluna terngiang-ngiang bakso favorit warga pasar.
"Ku traktir, ayo cepat!" Hanung mendahului Aluna.
"Jangan sombong kau orang tua, mentang-mentang kaya segala mentraktir ku, kali ini aku yang traktir." Sohib Aluna sejati adalah Hanung, lelaki nyaris menginjak lima puluh tahun.
"Cih, punya uang berapa kau?" Hanung tahu Aluna sedang sulit, mana tega makan dari hasil jerih payahnya.
"Banyak, tenang saja paman ayo ikut." Ganti Aluna yang memimpin jalan.
Benar saja, Aluna membahayar tagihan bakso dua porsi dengan dua gelas jeruk hangat. Hanung tertegun, saat Aluna membayar pesanan mereka dengan uang selebaran dan sisanya uang receh. Tekad Aluna diakui jempolan oleh Hanung. Sebab itu pula Hanung nyaman ngobrol ngalor ngidul dengan bocah. Tak ada karyawan atau kerabat toko yang dekat dengannya melebihi kedekatan mereka. Aluna bagai punya magnet yang mampu menarik Hanung untuk terus dekat.
Usai makan, Aluna minta imbalan agar diajarkan cara jadi pedagang sukses. Menuntut ilmu dengan bayaran semangkok bakso. Hanung dengan telaten menjabarkan semuanya, memberikan wawasan berdasarkan pengalaman pribadi. Dasarnya Aluna anak pandai yang tertutup prilaku nakal, cepat tanggap prihal apapun. Hanung senang merasa nyambung, dia bahkan tak sungkan menawarkan untuk jadi mentor kesuksesan gadis belia itu.
"Sudahlah paman, untuk saat ini cukup. Aku harus bantu ibu, jangan sampai dia keluar tanduk karena aku terlalu lama keluyuran." Tutur Aluna.
"Harusnya kau pergi daritadi, tak lihat aku sudah menguap ingin tidur?" Timpal Hanung.
"Itu masalah mu paman, habis makan selalu mengantuk makanya bibi cerewet padamu. Beruntung ada aku yang berguru, jadi hari ini kau bebas omelannya." Aluna membanggakan diri.
"Yakkkk...kau benar sih."
Tawa mereka lepas, mengundang keirian seisi pasar yang menyaksikan. Banyak orang ingin seperti Aluna, bebas keluar masuk toko berlian tanpa ditatap teliti. Punya dukungan penuh dari pemilik toko, hingga karyawan tunduk padanya. Bahkan kalau Aluna masuk, semua sibuk menjelma jadi manusia paling baik untuk dilirik.
Aluna yang bahagia karena bisa bebas berkeluh-kesah dengan Hanung akan isi kepalanya, menguap begitu saja karena Tina menyusulnya ke kedai keluarga. Aluna mengabaikan teman sebangkunya yang datang lengkap dengan tentengan ayam goreng kesukaan. Hendaklah ia kabur, namun ibunya lebih dulu sadar akan hadirnya, jadilah ia di panggil untuk menemui Tina yang sudah cukup lama menunggu.
"Sayang, ini ada Tina." Andai ibunya tahu kalau Tina penyebab kesulitan dalam kisah SMA Aluna, apa mungkin menyambut Tina dengan seantusias itu.
"Hmm." Menyahut tanpa membuka mulut.
Aluna masuk kedai tanpa mempersilahkan Tina masuk. Kedai orangutannya tak begitu besar, hanya berukuran dua kali tiga. Tempat yang menjual nasi dan tiwul dengan lauk pauk Nusantara. Jarang orang makan langsung di tempat, selain tukang parkir dan penjaga toko tak ada kerjaan. Kebanyakan beli dibungkus di bawa pulang atau di makan di toko-toko sekitar. Walau begitu ibunya amatlah sibuk, banting tulang seorang diri, nyaris tak tidur untuk mempersiapkan dagangan setiap hari. Dari situlah Aluna iba, dan tak merelakan jam pulang sekolahnya habis sia-sia ikut ekstrakurikuler.
Aluna tahu Tina menelisik kedainya untuk dipamerkan lagi pada teman sekelas. Aluna yakin, Tina datang mencari kesengsaraan hidup yang akan diadukan lantas jadi bahan olok-olok. Dasarnya anak PNS tak tahu saja, kalau kadang keuangan ibunya lebih baik daripada gaji orangtua Tina. Hanya saja, kebutuhan sedang menghimpit hingga ibunya tak bisa bernafas, babibu mencari nafkah.
"Tak usah duduk, disini penuh minyak, nanti baju mahalmu kena noda." Sarkas Aluna.
Mawar sempat tersentak, kenapa Aluna bisa sekasar itu pada temannya, namun Mawar menahan semua agar mereka menyelesaikan masalah sendiri. "Ibu mau antar pesanan dulu, titip warung ya."
"Jangan lama-lama Bu." Timpal Aluna.
Kepergian Mawar semakin memberi Aluna ruang untuk mengusir Tina. "Kenapa, kumuh ya? Sana pulang, tempatmu bukan disini!"
"Aluna kenapa begitu, aku tahu kau kecewa karena aku tak bisa menolong mu kemarin, tapi aku juga piket kelas dan Bu Sisil memang memanggilku." Jelas Tina.
Aluna acuh, membuang muka sambil duduk memandangi sayur matang di etalase warung. Tina duduk di dekat Aluna yang sedikit beringsut. "Kau tahu, aku menyusulmu ke kelas setelah urusan usai, tapi kau tak ada."
"Sangkamu aku buta, aku lihat sendiri kau cekikikan di UKS sembari melihatku yang jalan dengan menyeret kaki." Skakmat, Tina terdiam.
Memutar otak, akhirnya Tina tahu apa yang mungkin bisa meluluhkan hati Aluna. "Maaf lagi-lagi aku berbohong, aku memang terus berbohong tapi semua karena aku di tekan Eva. Aku tak sekuat dirimu, aku tak bisa dimusuhi mereka, makanya aku membodohi diri dengan pura-pura senang atas akal-akalan mereka terhadap mu."
"Wow mengharukan sekali." Aluna menjeda bicaranya.
"Ku pikir karena kau kesal Bondan tahu kelakuan busukmu, makanya kau kesal denganku dan provokasi pada Eva." Tuduh Aluna tanpa bukti.
"Astagfirullah, aku...aku...tahu aku memang busuk Aluna...hiksss, bahkan aku sering berbohong, tapi..aku...aku tak sejahat itu.. Kau salah sangka padaku." Tina menangis.
"Hah, simpan airmata mu aku tak butuh. Apa tiga hari aku mendiamimu setelah kejadian tak memberimu pelajaran? Aku tak sudi berteman denganmu lagi." Aluna berdiri, membuka tirai kedainya dan mempersilahkan Tina pergi.
"Kau keterlaluan." Tina pergi dengan tangis, tapi tangannya tetap menenteng ayam goreng yang tak jadi di berikan pada Aluna.
Aluna meraba dadanya yang sesak, sedari tadi dia menahan tangis. "Harusnya aku yang kecewa disini."
"Astagfirullah, ibu bisa tidak jangan nongol tiba-tiba?" Belum genap meratap nasib, ibunya muncul dari balik tirai.
"Kau apakan anak orang?" Ibunya sampai syok karena Tina tak menanggapi sapanya malah lari menahan tangis.
"Sedang ada lomba akting sedih, dia mendalami peran Bu." Aluna mengambil nampan dari tangan Mawar.
"Wow, bisa jadi calon aktris tanah air si Tina." Mawar menyahuti sembari mengelus mesra rambut anaknya.
Mawar menahan tangis, gadis kuatnya sedang terluka batin. Mawar sempat menguping, dan Mawar bukan anak kecil yang bisa dibodohi Aluna setiap hari. Alasan terjatuh sampai terkilir dengan bercak oli di mana-mana karena tak lihat jalan, terasa janggal di teling. Mawar tak sanggup bertanya lebih jauh, hanya mendoakan yang terbaik untuk Aluna. Tabiatnya Aluna, dia tak suka keluarga tahu kelemahan dirinya. Tunggu sampai dia bercerita, baru keluarga boleh masuk di dalamnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf༓☾αɱҽʅ lí́α☽༓・
dasar wanita drama, jgn mau di bodoh-bodohi sama dia luna
2024-05-13
1
❤️⃟Wᵃf༓☾αɱҽʅ lí́α☽༓・
kenapa tdk langsung di jauhkan saja sih si tina itu
2024-05-13
1
Ney🐌🍒⃞⃟🦅
kasiann
2024-04-02
1