Selesai makan, Andra dan Arni sama-sama terdiam dan berkali-kali mereka saling mencuri pandang.
"Aku.." Ucap Andra dan Arni berbarengan.
Mereka tertawa bersama.
"Jodoh kali ya, Kamu aja dulu." Ucap Andra.
"Kakak aja duluan." Ucap Arni malu-malu.
"Eh lady first dong." Ucap Andra.
"Ahh gak, kakak aja duluan." Arni senyum menatap Andra yang sedang menatapnya juga.
"Ya udah, Bidadari sebenernya aku.." Belum selesai Andra bicara handphonenya berdering.
"Sebentar ya." Ucap Andra pada Arni.
"Iya kak." Arni mengangguk.
"Hallo.. Ada apa lagi? Aku sibuk. Jangan macam-macam kamu. Aku gak peduli. Terserah."
Tut.. tut.. tut
Andra mematikan teleponnya. Dia terlihat marah ketika mengangkat telepon.
"Maaf ya cantik." Ucap Andra yang mulai memperbaiki raut wajahnya.
"Gak apa-apa kak." Jawab Arni dengan menyembunyikan rasa ingin tahu yang besar.
"Emm, aku mau ngmong apa ya tadi? lupa." Tanya Andra pada Arni.
"Mana aku tahu kak. Biasa kak kalo udah umur emang begitu, suka gampang lupa. hahaha" Jawab Arni sambil nyengir.
"Dasar, udah berani kamu ya." Ucap Andra sambil mengacak rambut Arni.
Kriiiing
Handphone Andra kembali berdering.
"Duh mau apa lagi sih?" Gerutu Andra.
"Sebentar ya." Ucap Andra.
Arni hanya mengangguk yang berarti menyetujuinya.
"Reno?" Dahi andra berkerut saat melihat panggilan di handphonenya.
"Apaan sih? Ganggu aja." Ucap Andra.
"Lexa Bro.." Belum selesai Reno menjelaskan Andra langsung memotong pembicaraanya.
"Iya gue tahu, tadi dia nelepon gue. Udah gak usah di tanggepin lah." Potong Andra.
"Dia bikin kekacauan Bro. Dia teriak-teriak di kantor. Dia juga ngancem bakal bunuh diri di kantor elo kalau elo gak balik sekarang." Ucap Reno dari balik sambungan teleponnya.
"Gue sih gak peduli." Jawab Andra singkat.
"Elo harus peduli karena ini bakalan berdampak sama perusahaan. Reputasi perusahaan bakalan jelek Bro. Elo kayak gak tahu aja gimana nekadnya Lexa." Ucap Andra.
Andra berpikir sejenak memang benar Lexa adalah perempuan nekad yang akan melakukan apapun demi keinginannya terpenuhi.
"Ya udah kita balik sekarang." Ucap Andra sambil menutup sambungan teleponnya.
"Aku harus pulang sekarang. Ada masalah di perusahaan." Andra pamit.
"Iya kak, hati-hati. Semoga masalahnya cepat selesai." Ucap Arni.
"Aku berangkat ya." Andra berlalu meninggalkan Arni yang masih duduk di tempat mereka makan.
Andra semakin menjauh dan melambaikan tangannya pada Arni yang kemudian di balas oleh Arni dengan senyuman yang manis.
"Ko Kak Andra gak minta nomor handphone gue sih?" Arni bicara pada dirinya sendiri.
Berbeda dengan Andra yang sangat percaya diri karena sudah mempunyai nomor handphone Arni. Padahal nomor yang dia simpan adalah nomor Agni, bukan Arni.
Sesampainya di Indonesia, Andra mulai menghubungi Arni. Jawabannya masih sama. Nomornya belum aktif.
"Sial, kemana dia?" gerutu Andra.
"Kenapa sih?" Reno yang mendengar Andra menjadi kepo.
"Nomornya gak aktif." Jawab Andra.
"Siapa? Lexa?" Tanya Reno.
"Ihh amit-amit, ngapain gue nelepon dia?" Andra ketus.
"Ya kali aja elo kangen. hahaha..." Ledek Reno.
"Kurang kerjaan banget gue kalau harus kangen sama nenek lampir kaya dia." Jawab Andra.
"Terus siapa?" Tanya Reno.
"Bidadari gue lah." Jawab Andra.
"Tadi kan elo udah ketemu, kenapa gak lo tanyain?" Tanya Reno.
"Gue udah mau nanya tadi, cuma si Lexa keburu nelepon gue. Keburu lupa deh."
"Hahaha... Kalau udah tua emang gitu. Pengaruh umur." Ucap Reno dengan tertawa puas.
"Ah kayak Lo ga pelupa aja. Gue masih inget banget elo kencan sama si Lena tapi dipanggil Lia. Kena gampar bolak balik kan Lo?" Andra kembali mengejek Reno.
"Sialan, masih inget aja Lo. Nyesel gue curhat sama Lo." Ucap Reno kesal.
Andra dan Reno tiba di kantornya. Betapa terkejutnya mereka ketika mendapati Lexa sedang membawa pisau untuk mengancam akan bunuh diri.
Lexa yang melihat kedatangan Andra langsung membuang pisau itu dan berlari memeluk Andra.
"Sayang, kamu dari mana aja? Aku kangen." Tanya Lexa manja.
Andra sudah sangat kesal, tapi dia tetap menahan kekesalannya karena dia tahu kondisinya sedang tidak baik. Andra hanya diam ketika Lexa memeluknya dengan manja.
"Kenapa kamu kembali? Uangnya kurang? Bukannya kartu kredit mu tanpa limit?" Tanya Andra pada Lexa.
"Aku butuh kamu, bukan cuma uang sayang." Ucap Lexa.
"Kembali ke apartemen mu! Tinggal sebutkan apa yang kamu butuhkan." Pinta Andra karena tidak ingin Lexa terus-terusan mengikutinya.
"Aku butuh kamu. Jadi untuk malam ini, besok dan seterusnya aku akan tinggal bersama mu." balas Lexa.
"Gak bisa." Andra ketus
"Gak bisa? Jawaban apa itu?" Lexa geram.
"Kamu mau ini?" Desak Lexa yang kemudian mengambil kembali pisau itu dan mengancam untuk bunuh diri lagi.
Andra yang butuh saran langsung menatap Reno. Reno yang sudah mengerti langsung mengangguk. Andra tahu harus berbuat apa.
"Ikut aku! Aku capek mau istirahat." Ucap Andra.
Lexa yang sangat kegirangan langsung mengikuti Andra dan bergelayun manja di tangan kekarnya.
Muka Andra merah, dia sangat kesal dengan Lexa tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Sedangkan Reno hanya tersenyum melihat nasib sahabatnya itu.
"Kasian elo Bro, bidadari yang elo kangen-kangenin malah gak bisa dihubungin. Eh giliran anak singa maen nemplok aja di tangan lo. Nasib lo emang naas Bro." Reno senyum sendiri melihat kelakuan Andra yang terlihat kaku dan kesal.
Andra dan Lexa pulang ke rumah mewah Andra sedangkan Reno masuk ke kantor sekedar membereskan berkas untuk persiapan meeting besok kemudian pulang untuk beristirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
Titi Hasanah
bukan nya dr Amerika ke indo itu jaraknya belasan jam ya,,. harus transit jg sana sini..
2023-11-21
0
Hasda Wati
aku bingung sendiri andra diamerika trus jarak amerika keindonesia itu beberapa jam gk sebntr emg iya si lexa itu masih dlm kondisi yg sama pas tiba dikantor itu cma kritik doak 😍
2021-04-08
1
Raini Sapitri
Lexa perempuan gila,
2021-02-27
0