Pagi sekali Arni sudah bangun dan bersiap untuk ke kampus. Sesekali matanya melirik ke kamar Agni yang masih tertutup rapat. Ada rasa sakit yang mendalam kala mengingat bahwa tidak ada yang dia punya kecuali adik kembarnya.
"Kamu dimana Dek? Telepon mu gak bisa dihubungi." Gumam Arni.
Arni pergi ke dapur dan melihat Nenti sedang memasak. Aroma makanan sama sekali tidak menggugah selera makan Arni. Saat ini dipikirannya hanya adik kembarnya.
"Mba, Agni belum pulang ya?" Tanya Arni basa basi karena sebenarnya dia tahu Agni memang belum pulang.
"Belum Non. Udah jangan terlalu dipikirkan Non, kan mau kuliah. Semangat ya, fokus belajar." Jawab Nenti.
"Aku gak bisa fokus mba." Ucap Arni sedih.
"Jangan gitu Non, inget sama almarhum bapak Non." Nenti mengingatkan.
"Emmmm.. Iya siap mba. Aku berangkat ya!" Ucap Arni.
"Gak sarapan dulu non?" Tanya Nenti.
"Aku gak laper ah mba. Nanti sarapan di kampus aja." Jawab Arni.
"Saya siapin bekal aja ya Non, biar nanti bisa di makan pas Non udah lapar. Makanan di rumah kan lebih higienis non." Ucap Nenti.
"Ya udah mba boleh deh." Ucap Arni.
Setelah bekalnya siap Nenti memberikannya pada Arni dan Arni menerima dengan senang. Bekal itu dimasukkan dalam tas.
"Mba, Aku pamit ya. Kalo agni udah pulang bilangin suruh nelepon aku ya mba!" Pinta Arni pada Nenti.
"Iya Non jangan khawatir, udah fokus kuliah aja." Jawab Nenti.
"Ya udah aku berangkat mba." Pamit Arni.
"Iya Non." Jawab Nenti.
Setibanya di kampus Arni melihat ke sekeliling, berharap bertemu dengan Andra. Andra yamng dirindukan Arni juga sedang merasakan hal yang sama.
Bangun tidur Andra melihat Reno sudah duduk di kursi dengan memainkan handphone.
"Nyenyak tidurnya bos?" ejek Reno.
"Hey gimana Lo udah enakan?" Tanya Andra.
"Gue udah siap pulang. Ayo cepetan mandi." Ucap Reno.
Andra senyum, bahagia setelah melihat sahabatnya sudah tidak pucat seperti malam kemarin.
"Ren, pulangnya agak siang ya! Gue mau ke kampus dulu." Pinta Andra dengan tersenyum.
"Ngapain Lo? Di undang lagi?" Tanya Reno.
"Gak, gue mau nyari bidadari itu. Semalem udah gue telepon tapi gak bisa dihubungi." Ucap Andra.
"Darimana Lo tahu nomornya? Kan yang Lo kasih nomor gue Bro?" Tanya Andra.
"Itu Lo tau, berarti gue tahu nomornya dari handphone Lo. Hahah" Jawab Andra sambil terkekeh dan pergi ke kamar mandi.
"Ey kurangajar Lo buka handphone orang sembarangan." Ucap Reno.
"Gue tahu semua isi hp lo. Gue pegang semua kartu as lo. hahaha" Ucap Andra dari dalam kamar mandi.
"Ishh, jadi bos kok seenaknya." Gerutu Reno.
"Gue balik ke kamar, terus mau ke kampus dulu ya. Cuma sebentar kok. Elo mau ikut?" Ucap Andra setelah selesai dari kamar mandi.
"Ogah, mending gue tidur." Jawab Reno.
"Tidur mulu, gak kenyang Lo dari bayi tidur?" Ledek Andra.
"Kagak." Balas Reno ketus.
Andra kembali ke kamarnya dan bersiap untuk pergi ke kampus dan berharap bertemu dengan bidadarinya itu.
Dengan perasaan harap-harap cemas Andra menuju kampus dengan serangkaian doa dalam hatinya.
"Dia?" gumam Andra sambil memegang dadanya.
"Jantung ini?" Andra terus memegang dadanya dan mencoba mendekati Arni.
"Hay!" sapa Andra.
"Bapak?" Balas Arni dengan sangat kaget.
"Bapak siapa?" Andra melihat ke kiri dan kanan mencari bapak-bapak yang dimaksud Arni.
"Kamu maksudku." Ucap Arni sambil tersenyum.
"Heh, emang kamu pikir aku bapak mu? Sembarangan." Jawab Andra ketus.
Arni tidak menjawab, dia hanya tersenyum melihat ketampanan pria yang dikaguminya berada di hadapannya.
"Gak masuk kelas?" Tanya Andra membuka percakapan.
"Lagi istirahat pak." Jawab Arni.
"Jangan bilang pak dong! Kayak tua banget gue ah." Pinta Andra.
"Terus?" Tanya Arni.
"Sayang." Jawab Andra singkat.
"Sayang?" Tanya Arni heran.
"Apa sayang?" Ledek Andra.
"Ih apaan sih?" Arni tersipu malu dan salah tingkah.
"Oh iya, aku Andra." Ucap Andra memperkenalkan diri.
"Udah tahu." Jawab Arni singkat.
"Kayak peramal aja. Sok tahu. Atau karena saking kamu ngefans ya sama aku? " Ledek Andra.
"Ih GR banget sih pak? Kan bapak kemarin jadi narasumber di acara sharing kampus. Siapa sih yang gak tahu nama bapak? Andra Atma Geraldo. Pengusaha sukses lulusan S2 di kampus X dengan predikat nilai terbaik." Ucap Arni panjang lebar.
"Widihhh hapal bener nih, tapi jangan panggil bapak lagi." Ucap Andra.
"Kenapa?" Tanya Arni.
"Aku bukan bapakmu bidadari." Jawab Andra.
"Bidadari dimana?" Tanya Arni yang kebingungan dan mencari siapa yang dimaksud bidadari oleh Andra.
"Ini." Jawab Andra sambil mencubit hidung Arni.
"Aw, gak sopan." Ucap Arni sambil memukul tangan Andra.
"Aku bukan bidadari, namaku A.." Ucapan Arni tertahan ketika telunjuk Andra menempel di bibir mungil milik Arni.
"Aku tahu siapa namamu. Bagiku kamu adalah bidadariku dan aku akan memanggilmu bidadari. Jangan protes!" Perintah Andra ketika Arni sudah mulai membuka mulutnya yang akan protes.
Arni bingung dan menyangka kalau Andra tahu namanya dari kampus karena mahasiswa dari Indonesia bisa dihitung jari.
Padahal Andra belum tahu nama Arni karena yang dia tahu namanya adalah Agni.
Andra pertama bertemu dengan Arni sedangkan dia berkenalan dan bertukar nomor handphone dengan Agni.
"Udah sarapan belum?" Tanya Arni mencairkan suasana yang mulai sepi karena mereka mulai merasa semakin deg-degan.
"Belum. Kenapa? Perhatian banget sih." Goda Andra.
"Ih, aku cuma gak mau kakak pingsan di sini. Kalo sampe kejadian kan aku juga yang repot." Arni mencoba mengelak.
"Kirain perhatian." Ucap Andra.
"Emang perhatian, cuma aku malu. Masa iya harus jujur?" Gumam Arni dalam hatinya.
"Ko bengong? Ayo katanya mau ngajak makan. Aku tahu tempat yang enak." Ajak Andra yang sudah berdiri.
"Aku bawa bekal, mau makan ini gak?" Tanya Arni malu-malu kemudian mengeluarkan kotak bekalnya.
"Nasi goreng?" Tanya Andra dengan raut wajah sedih.
"Iya, kenapa? Gak suka?" Tanya Arni.
"Suka, itu kesukaanku." Jawab Andra dengan mata yang berkaca.
"Terus kenapa malah sedih gitu?" Tanya Arni.
"Aku inget almarhum mama. Nasi goreng adalah menu spesial yang mama buat kalau aku ada di rumah." Jawab Andra yang kembali mengingat Asyita.
"Maaf ya kalo aku bikin sedih. Ya udah gak jadi deh. Kita makan di tempat yang enak itu aja." Ucap Arni.
"Jangan. Kita makan di sini." Ucap Andra dengan merebut kotak bekal milik Arni yang hampir dimasukkan lagi ke dalam tas miliknya.
"Kakak yakin?" Tanya Arni.
"Yakin. Ayo makan." Ajak Andra yang membuka bekal Arni kemudian mereka makan bersama.
Ada raut wajah yang terlihat sangat bahagia diantara mereka berdua. Rasa yang sama sekali belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
Neti Jalia
selalu mendukung🤗🙏
*hujan dibalik punggung
*suamiku ceo ganas
2021-04-28
0
Raini Sapitri
Asyiikkk akhirnya mereka bisa bertemu dan mengobrol. Tp itu arni bukan agni, andra.
Takut nya nnti kamu mlh menghubungi agni, sdgkan kamu hanya punya no. agni bukan no. arni
2021-02-27
1
R_armylove ❤❤❤❤
hadir Kaka
2020-12-15
1