Hari ini adalah hari keberangkatan Andra dan Reno ke Amerika. Pukul 07.00 tepat Reno sudah berada di rumah Andra sedangkan yang ditunggu belum kelihatan batang hidungnya.
"Bi, Andra mana?" Tanya Reno pada Noni yang menyambutnya.
"Belum bangun Den. Saya ga berani bangunin Tuan." Jawab Noni.
"Biar saya yang bangunin." Ucap Reno yang langsung naik tangga menuju kamar Andra.
"Bro, bangun." Teriak Reno di telinga Andra.
"Ahhh, apaan sih Lo. Budeg ni kuping gue." balas Andra dengan marah.
"Ya ampun, jam berapa ini? Gak jadi lo ke Amerika?" Tanya Reno.
"Jadi lah, tenang dong ini masih pagi." Jawab Andra.
"Buruan ahh males banget sih jadi orang." ucap Reno.
Andra tidak menjawab ocehan Reno kemudian langsung pergi ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi.
"Gue tunggu di bawah Bro." Ucap Reno.
" Iya." Teriak Andra dari kamar mandi.
Dua puluh menit berlalu Andra kelihatan sudah siap. Andra dan Reno mulai sarapan tanpa pembicaraan apapun. Setelah selesai mereka berangkat dengan diantar supir pribadi Andra.
Sesampainya di bandara, perasaan Andra kembali gelisah. Teringat cantiknya gadis itu membuat Andra senyum bahagia tapi perasaan itu berganti kesal saat mengingat ucapan Reno semalam yang mengatakan bahwa dia tidak akan bertemu dengan bidadarinya itu.
#Di Amerika
Setibanya di Amerika, mereka menuju hotel langganan mereka. Meeting akan dilaksanakan besok pagi. Andra berniat untuk pergi ke club yang sama saat ia bertemu dengan bidadarinya itu.
"Bro, tar malem gue ke club ya." Ucap Andra.
"Mau cari bidadari itu ya? Gak bakal ketemu Bro. Gak percayaan banget aoh Lo sama gue? Inget ya, kemaren gue mimpi elo diculik bidadari dan itu nyata kan? Hati elo yang diculik. Kali ini gue yakin elo gak bakal ketemu sama dia. Udah diem aja deh. Istirahat aja ya Bro." Ucap Reno pada Andra.
"Ehh peramal gila, gue yakin bakal ketemu dia. Apa salahnya sih mencoba? Kali aja ada jodohnya." Ucap Andra sambil senyum.
"Terserah dah ahh, gue mau balik ke kamar kerjaan gue masih banyak Bro. Pak Andra yang terhormat lanjutin aja mimpinya ya!" Ucap Reno dengan melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Andra.
"Hallo sayang, tiga hari lagi aku balik ya. Nanti aku bawain kamu oleh-oleh yang banyak." Itu pesan singkat yang di kirim oleh Reno pada Lia.
Banyak wanita yang menjadi kandidat calon istri Reno tapi hanya Lia tempatnya kembali. Kencan dengan siapapun tidak akan berkesan seperti dengan Lia. Reno akan pergi dengan siapapun bahkan tidur dengan setiap wanita teman kencannya tapi dengan Lia, dia bahkan tidak berani menyentuhnya. Dipikiran Reno, Lia adalah calon ibu dari anaknya nanti. Jadi tidak mungkin dia merendahkan kehormatan Lia.
Sebenarnya Lia tidak pernah mencintai Reno. Lia gadis yang berhutang budi pada keluarga Reno karena sudah menyelamatkannya dari kecelakaan lalu lintas yang menewaskan kedua orang tuanya. Semenjak itu, Lia tinggal dan dibesarkan oleh keluarga Reno.
Tidak ada alasan Lia untuk menolak Reno. Dia pria yang tampan, sukses dan baik namun entah kenapa tidak ada perasaan apa-apa ada Reno. Berkali-kali Reno menyatakan cintanya pada Lia membuat Lia yakin kalau Reno serius padanya. Baginya cinta akan datang seiring berjalannya waktu tapi sampai 2 tahun mereka bersama belum ada tanda-tanda rasa itu muncul.
Dengan sabar Lia menunggu rasa itu muncul. Sampai saat ini rasa yang ada hanya rasa peduli, tidak lebih dari itu.
Sebenarnya Reno tahu semuanya namun dengan egoisnya Reno tetap memaksakan perasaannya pada Lia.
"Bro, gue brangkat ya." WA dari Andra masuk ke handphone Reno.
"Gue gak di ajak?" Balas Reno.
"Gak usah, beresin aja kerjaan Lo." Balas Andra.
"Asyiaaaap bapak Andra yang terhormat." Balas Reno.
Andra hanya tersenyum dan memasukkan handphonenya ke dalam saku.
Andra sudah tampil dengan sangat rapi dan wangi karena dia yakin akan bertemu dengan bidadarinya itu. Dengan semangat Andra berangkat menuju club itu dengan perasaan harap-harap cemas. Setibanya di club Andra memandangi sekeliling club tapi yang dicari tidak ada.
Sedang asyik minum sambil memainkn gandphone, tiba-tiba seorang gadis cantik menghampirinya dan tersenyum.
"Bidadari." Ucap Andra spontan.
"Hai, aku Agni." Ucap Agni sambil menyodorkan tangannya.
Andra kelihatan bingung, wajahnya memang sama persis dengan gadis yang ia temui saat itu, tapi perasaannya berbeda. Tidak ada dek-dekan seperti saat itu.
"Hai Ka." Ucap Agni sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah Andra.
"Eh iya, Andra." Ucap Andra sambil menyalami tangan Agni.
"Kakak orang Indonesia ya?" Ucap Agni manja menggoda Andra.
"Iya, kamu juga?" Tanya Andra.
"Iya kak. Kakak ngapain di sini?" Tanya Agni.
"Urusan kerja. Kamu kuliah?" Tanya Andra.
"Iya kak, di kampus X." Jawab Agni sambil tersenyum bangga.
"Ohh hebat ya." Ucap Andra basa basi.
"Kak boleh minta nomor handphone kakak gak?" Pinta Agni dengan menyerahkan handphone nya pada Andra.
"Ini." Ucap Andra setelah memberikan nomor handphonenya pada Agni.
"Aku pulang duluan ya Agni." Ucap Andra.
"Ko buru-buru sih kak? Gak minum dulu sama aku?" Bujuk Agni.
"Aku ada urusan. Lain kali aja ya." Jawab Andra sambil pergi meninggalkan Agni yang terus memandangnya.
Andra pulang menuju hotelnya. Sepanjang jalan dia sangat gelisah memikirkan apa yang terjadi padanya. Padahal baru saja tadi sore dia membayangkan betapa inginnya dia bertemu dengan bidadarinya itu tapi setelah bertemu dengannya perasaan itu malah hilang entah kemana.
"Apa iya gue gak normal kali ya? Sebentar suka sebentar gak. Kok bisa ya? Apa gue harus ke psikiater kali? Ada yang aneh nih sama otak gue. Harus di benerin emang. Gue takut jangan-jangan apa yang dibilang si Reno bener gue gak normal." Gumamnya dalam hati.
Pertanyaan demi pertanyaan pada dirinya sendiri muncul tanpa terhenti. Kepalanya mulai sakit saat harus memikirkan apa yang terjadi padanya beberapa menit yang lalu.
Sesampainya di kamar hotel, Andra langsung merebahkan tidurnya dan memijit kepalanya yang terasa pusing. Entah karena kurang istrirahat atau masih bingung memikirkan perasaannya.
Lama Andra menatap langit-langit kamar hotelnya. Terbayang kembali gadis canti berbaju biru saat pertama bertemu. Dengan tak sadar Andra tersenyum sendiri. Tak lama kemudian Andra mengingat perjumpaannya barusan dengan gadis yang sama. Dia mengerutkan dahinya.
"Kenapa rasa itu hilang?" Tanya Andra pada dirinya sendiri.
Andra menelungkupkan badannya dan menindih kepalanya dengan bantal yang kemudian berusaha untuk memejamkan matanya walaupun itu sulit tapi akhirnya Andra tidur dengan pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
𖣤᭄꧁🌸ⁿᵃᵉᵗᵗʸ—͟͟͞͞𖣘:
deg degan..
2022-05-18
1
Raini Sapitri
Bagaimana mau deg²an hati nya yg di temui andra bukan Arni. Melainkan Agni kembaran nya.
Walaupun wajah nya sama, tp sifat dan sikap nya jauh berbeda.
Cinta pandangan pertama andra itu ada di arni bukan di agni
2021-02-27
1
Revita Elisa
benih benih cinta sejati walow pun wajah sm tp rasa beda...😊😊😊
2021-01-20
0