Kini kedua sahabat Mentari juga sahabat Ridho sudah datang ke rumah Ridho untuk menjenguknya.
" Gimana tante sama Ridho?" tanya Tama.
" Ridho ada di kamarnya dia udah mendingan tapi yah gitu susah sekali untuk makan, mumpung kalian kesini tolong bujuk Ridho yah supaya mau makan." ucap Rosa.
" Iya tante pasti." ucap Tama.
" Oh iya ini yang datang cuma kalian Mentari gak ikut?" tanya Rosa.
" Mentari gak ikut tante soalnya lagi ada urusan." ucap Audi.
" Hmm padahal kalau Mentari ikut kan dia pasti bisa bujuk Ridho makan karena biasanya Ridho mau makan kalau sama Mentari." ucap Rosa.
Mereka pun hanya saling diam bingung mau menjawab apa lagi sampai akhirnya Tama angkat bicara.
" Hmm coba nanti kita yang bujuk siapa tahu Ridho mau makan tante." ucap Tama.
" Iya yaudah Tam kamu ajak teman-teman kamu ke kamar Ridho yah tante mau buatin minuman dulu." ucap Rosa.
" Iya siap Tante." ucap Tama.
Tama terlebih dahulu mengetuk kamar Ridho dan tak lama kemudian terdengar suara Ridho yang mempersilahkannya masuk. Barulah mereka masuk ke kamar Ridho.
" Kalian ternyata yanh datang." ucap Ridho dengan suara yang lemas.
" Iya Dho kita kesini sengaja mau jengukin lu." ucap Tama.
Dapat mereka lihat Ridho seperti mencari keberadaan seseorang yang tidak ada dengan mereka, dan sudah mereka tebak pasti Ridho mencari Mentari.
" Gak mungkin dia datang kesini aku kan sudah menyakitinya." (batin Ridho).
" Dho lu cari siapa?" tanya Tama.
" Gak gue gak cari siapa-siapa." ucap Ridho.
" Lu pasti cari Mentari kan, Dho gue tahu lu masih sayang sama Mentari tapi kenapa sih lu harus ngelepasin dia." ucap Tama.
" Lu kenapa malah jadi bahas dia sih orang gue sama dia udah gak ada hubungan apa-apa dan gue pun udah gak cinta sama dia." ucap Ridho.
" Dho lu bisa berbicara seperti itu tapi dalam hati lu belum tentu lu bisa berkata seperti itu gue tahu Dho lu masih mencintai Mentari kan gue inget banget dulu gimana perjuangan lu buat dapetin Mentari dan gimana dalamnya cinta lu sama Mentari gak mungkin lu bisa mudah lupain Mentari begitu aja." ucap Tama.
" Kalau kedatangan lu mau bahas dia mending pergi aja deh dari sini gue males bahasnya." ucap Ridho.
" Kak Tama udah jangan bahas Mentari dulu kan kita kesini niatnya mau jengukin Kak Ridho, jangan bikin suasana jadi runyam deh." ucap Tasya.
" Iya sorry Sya." ucap Tama.
" Kak Ridho tadi tante Rosa bilang katanya Kakak belum makan yah?" tanya Audi.
" Jya belum gue gak nafsu makan." ucap Ridho.
" Kakak makan dong biar gak sakit-sakit lagi kasian tahu orang tua kakak pasti sedih lihat kakak sakit, kita pun juga ikut sedih iya gak teman-teman." ucap Audi.
" Iya betul Kak kita juga ikut sedih, Kakak makan yah biar kakak sehat yah." ucap Tasya.
Berbagai cara mereka membujuk Ridho untuk makan namun Ridho tetap tak mau makan. Salah satu dari mereka akhirnya menelpon Mentari untuk datang ke rumah Ridho namun Mentari menolak untuk datang.
" Maaf Sya aku tak bisa datang kesana karena aku bukan siapa-siapanya sekarang dan aku tahu bukan aku lagi yang di butuhkan oleh Kak Ridho sekarang." ucap Mentari setelah menerima telpon dari Tasya.
Aku sebenarnya khawatir dengan keadaan Kak Ridho sekarang tapi aku membuang jauh-jauh rasa kekhawatiranku ini, aku harus bisa melupakan dia aku harus bisa menghapus rasa cintaku ini padanya.
Flashback on.
Saat itu Mentari dan Ridho masih duduk di bangku SMA. Pada suatu ketika Ridho tak masuk sekolah dan saat itu Mentari tak mendapat kabar apapun kenapa Ridho tak masuk.
Sampai akhirnya Mentari bertanya kepada kedua sahabat Ridho dan kata mereka Ridho sedang sakit makanya Ridho tak masuk. Mentari pun sedikit kecewa kenapa dia tak diberitahu oleh Ridho bahwa dirinya sedang sakit padahal kan Mentari adalah kekasih Ridho.
Dan sepulang sekolah Mentari segera bergegas ke rumah Ridho untuk menjenguknya bersama kedua sahabat Ridho.
" Assalamu'alaikum Kak Ridho." ucap Mentari yang memasuki kamar Ridho.
" Waalaikumsalam Sayang kamu kesini." ucap Ridho.
" Iya Kak kamu sakit kenapa gak ngasih tahu aku sih, malah aku tahu dari mereka berdua." ucap Mentari.
" Aku gak mau buat kamu cemas sayang jadinya aku gak ngasih tahu kamu, jangan marah yah." ucap Ridho.
" Iya aku gak marah tapi aku cemas sama keadaan kamu, sekarang gimana kamu udah minum obat?" tanya Mentari.
" Belum sayang." ucap Ridho.
" Kenapa? hmm yaudah biar aku yang siapin obatnya, obat kamu ini kan?" tanya mentari saat melihat obat Ridho yang ada di nakas.
" Iya itu obatnya." ucap Ridho.
" Oh ya terus kamu udah makan belum?" tanya Mentari.
" Belum aku dari pagi gak nafsu makan." ucap Ridho.
" Yaudah biar kamu mau makan gimana kalau aku yanh masakin buat kamu." ucap Mentari.
" Emangnya kamu bisa masak?" tanya Ridho.
" Bisa dong sayang bentar yah aku masak dulu buat kamu." ucap Mentari.
" Iya nanti kalau kamu butuh bantuan panggil Bibi aja yah." ucap Ridho.
" Okey sayang yaudah Kak Tama sama Kak Awan disini yah jagain Kak Ridho." ucap Mentari.
" Okey siap Mentari." ucap keduanya.
Beberapa menit kemudian Mentari datang membawakan sebuah makanan untuk Ridho.
" Sayang ini udah jadi makanannya maaf yah aku cuma buat nasi goreng pake telor kamu suka gak?" tanya Mentari.
" Suka dong sayang keliatannya enak aku jadi mau makan tapi kamu suapin yah." ucap Ridho.
" Okey aku suapin." ucap Mentari.
" Gimana enak gak?" tanya Mentari saat Ridho mulai memakan makanannya.
" Hmmm...." Ridho masih merasakan makanannya sedangkan Mentari takut Ridho tak suka dengan makanannya.
" Enak sayang tapi karena mungkin aku masih sakit jadi agak pahit di lidah tapi aku yakin makanannya pasti enak banget kalau aku makan pas lagi gak sakit." ucap Ridho.
" Tapi kamu suka kan sama makanannya?" tanya Mentari.
" Suka dong sayang." ucap Ridho.
" Enak lu Dho lagi sakit malah dibuatin makanan di suapin pula sama doi." ucap Tama.
" Makanya lu cari pacar biar ada yang perhatian pas lu sakit." ucap Ridho.
" Kak makan lagi yah." ucap Mentari dan kembali menyuapi Ridho.
Flashback of.
Mentari mengingat saat-saat ia merawat Ridho saat dia sedang sakit pasti Mentari ada di sampingnya namun sekarang sudah berbeda.
Drettt drettt drettt ( panggilan telpon masuk).
" Kak Agung tumben dia telpon." ucap Mentari dan segera mengangkat telponnya.
Agung Prasetyo adalah Sepupu Mentari Putra tunggal dari pasangan suami istri bernama Gilang Prasetyo dan Dahlia. Sejak Agung berusia 10 tahun ia ikut kedua orang tuanya tinggal di Malaysia dan sekarang ini saat usianya sudah 21 tahun ia akan melanjutkan pendidikannya di Jakarta di tanah kelahirannya.
Setelah menjawab telpon dari Agung, Mentari benar-benar merasa senang karena ia mendengar kabar bahwa sepupunya itu yang sudah ia anggap sebagai Kakaknya sendiri akan segera pulang ke Jakarta.
" Akhirnya dia pulang juga jadi gak kesepian lagi deh aku." ucap Mentari dengan tersenyum gembira.
" Ya walaupun ngeselin sih tapi kalau ada dia kan rame semoga aja dia beneran mau nginep disini." ucap Mentari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments