Sungguh aku tak tega melihat keadaan kekasihku sekarang yang sedang terbaring lemah dengan memakai berbagai peralatan medis serta kepalanya yang harus di perban.
" Kak Idho sadar dong aku sedih ngelihat Kakak seperti ini." ucap Mentari sembari mengelus pipi Ridho.
" Kenapa Kakak harus mengalami kecelakaan ini Kak padahal tadi kamu baru aja nganter aku pulang dan kamu baik-baik saja, tapi kenapa sekarang malah keadaan kamu begini. Pantas saja aku gelisah memikirkan kamu terus ternyata ada suatu hal buruk yang terjadi sama kamu." ucap Mentari.
" Sayang pliss aku mohon sadarlah aku ingin melihatmu tersenyum dan mengobrol denganku..." ucap Mentari dan mulai terisak memeluk lengan Ridho.
Cukup lama Mentari menemaninya namun Ridho tak kunjung sadar, akhirnya Mentari memutuskan untuk pulang terlebih dahulu karena hari hampir petang.
Sebelum aku keluar dari ruang rawat Ridho aku mencium keningnya terlebih dahulu dan memeluknya sekejap tak lupa juga aku membisikan sesuatu padanya lalu aku pun pergi untuk pulang.
Saat di depan ruang rawat terdapat Cinta dan Tante Rosa lalu aku langsung berpamitan dengan mereka berdua.
...~~~~~...
Aku mulai tersadar dari tidurku dan aku merasakan ada tetesan air yang membasahi pipiku lalu aku juga mendengar suara seseorang berbisik di telingaku ia berkata " Cepat sadar aku sayang sama Kakak". Aku sangat mengenali suara itu namun ketika aku membuka mataku aku tak melihat siapapun ada diruangan ini.
" Mentari," ucap Ridho kala membuka matanya dan mulai mengedarkan pandangannya melihat seisi ruangan.
" Aku merasa tadi ada Mentari disini tapi dia dimana sekarang." ucapnya bertanya pada dirinya sendiri.
" Kenapa aku bisa ada disini yah kenapa aku sebenarnya." pikir Ridho kemudian ia mulai mengingat kejadian sebelum ia masuk ke rumah sakit.
Di tengah Ridho sedang mengingat kejadian kecelakaan itu, ia mendengar suara pintu terbuka dan ternyata yang masuk ke ruang rawatnya adalah Mama dan adiknya.
" Mama," panggil Ridho.
" Ridho alhamdulillah kamu sudah sadar sayang." ucap Rosa begitu senang saat putranya telah sadar.
" Alhamdulillah akhirnya Kak Idho sadar." ucap Cinta.
Kemudian Rosa menyuruh Cinta untuk memanggilkan Dokter untuk memeriksa Ridho kembali.
Setelah Dokter memeriksa lalu Dokter mengatakan bahwa keadaannya sudah stabil namun Ridho harus bisa menerima keadaannya sekarang.
Betapa hancurnya aku saat Dokter mengatakan bahwa aku mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan itu, aku merasa bahwa sekarang aku adalah pria yang paling lemah aku tak bisa berjalan sendiri dan melakukan apa-apa sendiri.
...****************...
Malah hari telah tiba kini Mentari sedang makan malam bersama kedua orang tuanya.
Aku sedang makan malam bersama kedua orang tuaku namun nafsu ku untuk makan hilang karena aku selalu memikirkan Kak Idho. Jujur sekarang aku ingin kembali menemaninya di rumah sakit tapi pasti kedua orang tuaku tak mengijinkan ku untuk keluar rumah karena hari sudah malam.
" Sayang kok makanannya gak dimakan sih malah dimainin gitu kamu kenapa?" tanya Dewi.
" Aku gak nafsu makan Mami." ucap Mentari.
" Kenapa gak nafsu makan apa makanannya kurang enak atau kamu mau makan di restoran?" tanya Reza.
" Bukan karena itu Papi tapi aku emang gak nafsu makan aku kepikiran terus sama Kak Idho." ucap Mentari.
" Sayang tapi kan kamu tadi siang bukannya sudah menjenguk Ridho berarti kamu udah ketemu sama dia memangnya kata Dokter gimana keadaan dia?" tanya Dewi.
" Waktu aku kesana Kak Idho belum sadar Mami, dan aku sempat denger kabar kalau Kak Idho mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan itu." ucap Mentari.
" Ya Allah kasian sekali dia, Mami gimana kalau kita habis makan malam jengukin Ridho bagaimana pun orang tua Ridho kan teman kita." ucap Reza.
" Boleh aja Papi yaudah nanti habis makan kita langsung siap-siap kesana sekalian Mami juga mau bawain makanan." ucap Dewi.
" Mami sama Papi serius mau jengukin Kak Idho berarti Mentari boleh ikut kan?" tanya Mentari.
" Boleh asal kamu harus makan dulu jangan karena kamu kepikiran terus sama Ridho membuat kamu jadi mogok makan gini." ucap Reza.
" Iya Pih yaudah aku makan sekarang." ucap Mentari lalu mulai memakan makanannya.
Betapa senangnya hatiku kala kedua orang tuaku ingin menjenguk Kak Ridho artinya aku juga bisa ikut menjenguknya lagi.
Beberapa lama kemudian ketika Mentari dan kedua orang tuanya sudah bersiap lalu mereka bertiga langsung pergi ke rumah sakit.
...~~~...
Kini aku dan kedua orang tuaku sudah sampai di rumah sakit dan aku langsung mengajak mereka pergi ke ruang rawat kekasihku. Saat kita bertiga sudah sampai di depan ruang rawatnya aku langsung mengetuk pintu kamar dan tak lama Cinta yang membukakan pintu lalu mempersilahkan kita bertiga masuk.
Tak lupa aku dan kedua orang tuaku mengucapkan salam terlebih dahulu dan kedua orang tua Kak Ridho segera menyambut kedatangan kita. Kemudian kita kita bertiga menghampiri Ridho dan aku sangat senang karena ternyata Kak Ridho sudah sadar.
" Kakak udah sadar Alhamdulillah Ya Allah akhirnya engkau kabulkan doaku dan sekarang Kak Idho sadar." ucap Mentari saat sudah berada di samping brangkar Ridho.
" Ridho gimana nak sama keadaan kamu?" tanya Reza namun tak ada jawaban dari Ridho.
Ridho memang membuka matanya namun ia sedari tadi hanya melamun sehingga tak menyadari kehadiran kekasih serta orang tua kekasihnya.
" Ridho sayang ini ada Om Reza sama Tante Dewi dan Mentari sayang." ucap Rosa mencoba untuk membuyarkan lamunan Ridho.
Dan akhirnya Ridho tersadar dari lamunannya dan melihat kehadiran mereka bertiga.
" Mentari kamu disini." ucap Ridho yang melihat ke arah Mentari.
" Iya Kak aku kesini sama kedua orang tuaku." ucap Mentari.
" Om Tante makasih kalian udah jengukin aku." ucap Ridho.
" Iya nak sama-sama." ucap Kedua ortu Mentari.
Kemudian orang tua Ridho mengajak orang tua Mentari ngobrol sedangkan Mentari duduk di kursi samping brangkar Ridho.
" Sayang kamu kenapa tadi melamun sampai gak sadar kalau aku datang?" tanya Mentari namun Ridho hanya diam
Ridho kembali melamun memikirkan keadannya yang sekarang dan ia berpikir apa dirinya masih pantas menjadi kekasih Mentari.
Tiba-tiba air mata Ridho menetes dan aku segera menghapus air matanya jarang sekali dan hampir tak pernah aku melihat kekasihku meneteskan air matanya. Namun entah kenapa sekarang dia menangis apakah dia sudah tahu tentang keadaannya sekarang.
" Sayang kamu kenapa apa ada yang sakit bilang sama aku." ucap Mentari sedangkan Ridho hanya mengelengkan kepalanya.
" Aku sekarang gak sempurna aku merasa gak pantas untuk kamu. Aku sekarang lumpuh aku gak bisa jagain kamu lagi dan pasti nanti aku akan menyusahkan kamu." ucap Ridho lirih.
" Kamu gak boleh ngomong kayak gitu kamu pantas untukku sayang dan kalau untuk kata sempurna gak ada di dunia ini manusia yang sempurna. Aku yakin kamu pasti nanti bisa sembuh seperti sedia kala." ucap Mentari.
" Aku janji aku akan selalu bersama kamu mau kamu sehat mau kamu sakit atau pun disaat kamu senang dan sedih aku akan selalu ada untuk kamu, aku gak akan meninggalkan kamu sayang jadi pliss jangan bilang kamu gak pantas atau akan menyusahkan aku karena aku sama sekali gak merasa sayang." ucap Mentari.
Kedua orang tua Ridho yang mendengar perkataan Mentari menjadi tersenyum terharu karena mereka berdua beruntung Ridho memiliki kekasih yang tulus dengannya.
" Tuh Kak denger kata Kak Mentari dia itu tulus sama Kakak jadi Kakak gak boleh ngomong kayak tadi yang ada akan membuat Kak Mentari sedih loh." ucap Cinta.
" Kamu denger omongan Kakak tadi?" tanya Ridho.
" Iyalah denger masa enggak sih, udah Kakak sekarang fokus aja untuk sembuh kan Dokter juga bilang kalau Kakak pasti bisa sembuh asal Kakak nanti melakukan terapi." ucap Cinta.
" Tuh masih ada kesempatan kan untuk kamu sembuh jadi kamu jangan pernah menyerah yah tetap semangat pokoknya aku akan selalu untuk kamu?" ucap Mentari.
" Makasih yah sayang aku sangat beruntung mempunyai kekasih seperti kamu maaf yah jika perkataanku tadi menyinggung atau menyakiti hati kamu." ucap Ridho.
" Iya Aa sama-sama gak papa kok aku bisa ngerti." ucap Mentari.
Rosa yang tadinya duduk sekarang menghampiri ketiganya dan mengingatkan Ridho untuk makan karena sedari Ridho sadar dia belum mau makan. Dan Rosa meminta agar Mentari mencoba membujuk Ridho untuk makan dan pada akhirnya Ridho mau makan di suapi oleh Mentari.
Saat malam sudah semakin larut lalu kedua orang tua Mentari mengajaknya pulang karena besok kan Mentari harus kuliah. Sebenarnya Mentari tak mau meninggalkan Ridho namun ia juga harus menuruti perkataan kedua orang tuanya untuk pulang karena hari juga sudah malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments