Aku dan kedua sahabatku serta kedua sahabat Kak Ridho sudah sampai di rumah sakit kita semua sudah berada di ruang rawat Kak Ridho.
Aku melihat makanan Kak Ridho masih utuh akhirnya aku membujuknya untuk makan namun ia tak mau makan. Aku juga merasa sikapnya berubah denganku dia terlihat cuek dan seperti sedang marah denganku akhirnya aku pun bertanya apa yang terjadi dengannya.
" Sayang makan yah." ucap Mentari.
" Aku gak laper." ucap Ridho.
" Dho makan dong emangnya lu gak laper apa?" tanya Tama.
" Gak usah sok sok an manis di depan gue Tam!" bentak Ridho.
Aku pun bingung apa yang terjadi sama Kak Idho gak biasa-biasanya Kak Idho membentak sahabatnya sendiri.
" Apa sih Dho siapa juga yang sok sok an manis orang gue cuma nyuruh lu makan." ucap Tama.
" Kak Idho kamu kenapa kok kamu malah marah sama Kak Tama?" tanya Mentari.
" Kamu mau tau kenapa aku marah dengan dia." ucap Ridho dan diangguki Mentari.
" Gue salah apa Dho sama lu semalam aja gue kesini jenguk lu dan kita masih baik-baik aja kenapa sekarang lu marah banget sama ke gue." ucap Tama.
" Ini semua karena lu mau nikung gue kan lu mau rebut Mentari dari gue kan!" ucap Ridho.
" Dho lu ngomong apa sih siapa yang mau nikung lu gue juga gak mau rebut Mentari dari lu kan dia pacar lu." ucap Tama.
" Lu gak usah bohong deh emangnya gue gak tahu lu sama Mentari gimana di belakang gue!" ucap Ridho.
Aku pun bingung kenapa Kak Ridho bicara seperti itu apa jangan-jangan Novi sudah bicara yang bukan-bukan soal aku dan Kak Tama pada Kak Ridho hingga membuat Kak Ridho salah paham.
" Sayang kita berdua gak ada apa-apa pliss kamu percaya dong sama aku." ucap Mentari.
" Iya Dho gue sama Mentari gak ada hubungan apa-apa kita hanya teman. Lu kenapa bisa sih nuduh gue mau rebut Mentari dari lu?" tanya Tama.
" Kalau kalian gak ada hubungan apa-apa terus ini apa hah!" ucap Ridho sembari menunjukkan beberapa foto di handphone.
Ridho memperlihatkan beberapa foto Mentari dan Tama yang sedang bersama dari foto mereka makan berdua dan foto saat Tama mengantar Mentari ke kampus.
" Aku gak nyangka sama kamu Mentari kamu waktu itu bilang sendiri kalau kamu gak akan berpaling dariku tapi ini apa hah kamu tega-teganya bermain di belakang ku dengan Tama sahabatku sendiri." ucap Ridho dengan tatapan kecewa.
" Sayang aku bisa jelasin iya memang benar aku dan Kak Tama sempat makan berdua tapi itu gak sengaja kita bertemu di tempat makan kan semalam aku udah ceritain memangnya kamu gak denger pas aku semalam cerita?" tanya Mentari.
Dan Ridho mengingat bahwa semalam Mentari memang bercerita tak sengaja bertemu Tama di sebuah restoran dan akhirnya mereka berdua makan bersama.
" Lalu kenapa kamu berangkat berdua dengan Tama?" tanya Ridho.
" Sayang awalnya aku berangkat memakai mobilku sendiri dan saat di jalan tiba-tiba ban mobilku kempes dan gak sengaja Kak Tama lewat dia menolongku dan mengantar aku ke kampus karena kan kampus kita sama dan kalau aku gak di antar sama Kak Tama pasti nanti aku telat sampai di kampusnya." jelas Mentari.
" Iya Dho apa yang dikatakan Mentari itu benar aku cuma menolongnya. Jadi lu jangan berpikiran negatif tentang kita." ucap Tama.
" Maaf yah Kak Idho kalau aku ikut campur tapi emang benar apa yang dikatakan Mentari tadi pagi memang Kak Tama mengantar Mentari ke kampus tapi itu karena mereka gak sengaja bertemu di jalan." ucap Audi.
" Dho Tama kan sahabat lu juga, kita bertiga udah lama bersahabat dan lu udah kenal Tama, gak mungkin Tama akan menghianati persahabatan ini dengan merebut Mentari dari lu." ucap Awan.
" Iya Dho gue berani bersumpah gue gak ada niat untuk merebut Mentari gue cuma menganggap dia teman " ucap Tama.
" Kamu sekarang percaya kan kalau kita gak ada hubungan apa-apa. Sayang aku gak mungkin menghianati kamu aku kan udah janji aku akan selalu bersamamu dalam keadaan apapun." ucap Mentari sembari memegang pipi Ridho sehingga Ridho menatapnya.
" Iya aku percaya maaf tadi aku sudah menuduh kamu memiliki hubungan dengan Tama karena melihat kondisiku yang seperti ini hingga membuat aku berpikir kamu akan mudah berpaling dariku." ucap Ridho.
" Dho gak mungkin lah Mentari berpaling dari lu dan gak mungkin juga gue merebut Mentari dari lu kan gue juga udah punya Billa ." ucap Tama.
" Iya sorry Tam gue udah terlanjur emosi saat melihat foto itu hingga membuat gue salah paham" ucap Ridho.
Mereka pun bertanya kenapa Ridho bisa mempunyai foto-foto itu dan ternyata Ridho mendapatkan foto-foto itu dari Novi.
Sudah aku duga ini pasti dari Novi karena semalam Novi sempat bertemu denganku dan Kak Tama di sebuah restoran dan yang kedua kenapa bisa ada foto saat aku di bonceng Kak Tama dan kata Kak Ridho foto itu juga dari Novi berarti tadi di kampus Novi sempat melihatku diantar Kak Tama. Tapi apa untungnya sih dia harus memfoto kita berdua saat tak sengaja berdua untuk di kirimkan ke Kak Ridho. Maksud dia apa coba?
" Sekarang semuanya udah jelas kamu juga udah percaya sama aku dan Kak Tama. Berarti sekarang waktunya kamu makan yah." ucap Mentari.
" Iya tapi kamu suapin yah." ucap Ridho.
" Iya sayang." ucap Mentari dan mulai menyuapi Ridho dengan telatennya.
Sahabat-sahabat mereka pun menjadi senang melihatnya karena sudah tidak ada lagi salah paham diantara ketiganya.
2 jam kemudian Mentari dan kedua sahabat Ridho pamit dengan Mama Rosa untuk pulang ke rumah masing-masing sedangkan kedua sahabatnya sudah pulang terlebih dahulu.
" Sayang aku juga pamit yah soalnya ini udah kesorean takutnya Mami aku nyariin. Oh iya Nanti malam kamu harus makan loh jangan sampai gak makan yah." ucap Mentari.
" Iya untuk hari ini makasih yah karena kamu udah kesini nanti malam jangan lupa telpon aku yah lewat handphone Cinta." ucap Ridho.
" Iya sama-sama. Dan iya nanti malam aku pasti telpon kamu." ucap Mentari.
" Guys makasih yah kalian udah jengukin gue juga." ucap Ridho kepada kedua sahabatnya.
" Iya sama-sama Dho." ucap Tama dan Awan.
" Mentari gimana mau bareng atau gak?" tanya Tama.
" Aku naik taksi aja Kak sekalian mau ngambil mobil di bengkel." ucap Mentari.
Ridho merasa kasian jika kekasihnya harus naik taksi seorang diri akhirnya ia meminta agar diantar Tama saja.
" Sayang kamu diantar sama Tama yah biar aman." ucap Ridho.
" Tapi Kak aku gak mau terjadi salah paham lagi." ucap Mentari.
" Aku udah percaya sama kamu sayang udah sekarang kamu sama Tama aja pulangnya. Tam tolong yah anterin Mentari jangan sampai dia kenapa-napa." ucap Ridho.
" Iya siap okey Dho pasti gue anter dengan selamat." ucap Tama.
" Yaudah aku pamit yah Kak Idho kamu baik-baik disini." ucap Mentari diangguki oleh Ridho sembari tersenyum.
" Tante aku pamit yah assalamu'alaikum." ucap Mentari.
" Waalaikumsalam." ucap Rosa dan Ridho.
" Kita berdua juga pamit yah tante Dho." ucap kedua sahabat Ridho.
" Iya kalian hati-hati yah Tam jagain calon menanti tante yah." ucap Rosa.
" Okey siap tan. Assalamu'alaikum." ucap Tama diikuti Awan.
" Waalaikumsalam."
Saat malam tiba seperti biasa Mentari sedang sibuk dengan tugas kuliahnya hingga. tiba-tiba terdengar dering handphonenya dan sudah ia duga pasti itu dari Cinta. Dan benar saja saat Mentari lihat dilayar handphone ternyata memang dari Cinta.
Via telpon on.
" Hallo assalamualaikum Cinta." salam Mentari.
" Waalaikumsalam sayang ini aku bukan Cinta." ucap Ridho.
" Oh kamu sayang maaf yah aku belum telpon kamu duluan malah kamu yang telpon aku." ucap Mentari.
" Iya gak papa sayang kamu lagi apa sekarang udah makan belum?" tanya Ridho.
" Ini aku masih ngerjain tugas tapi bentar lagi selesai kok. Aku belum makan sayang." ucap Mentari.
" Kamu makan dulu dong ngerjain tugasnya di lanjut nanti lagi yah." ucap Ridho.
" Iya bentar sayang ini sedikit lagi selesai kok aku janji kalau tugasnya udah selesai aku kerjain pasti aku makan." ucap Mentari.
" Yaudah aku tutup dulu telponnya biar kamu bisa fokus ngerjainnya tapi ingat kalau udah selesai kamu makan yah jangan sampai telat makan." ucap Ridho.
" Iya sayang aku selesaiin dulu yah habis ini aku langsung makan terus telpon kamu." ucap Mentari.
" Okey sayang yaudah aku tutup telponnya yah assalamu'alaikum." ucap Ridho.
" Waalaikumsalam." ucap Mentari.
Via telpon of.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments