Kini Ridho sudah pulang ke rumah bersama Novi karena hari sudah sore dan Mama Ridho yang terus menyuruh Ridho pulang untuk istirahat.
" Assalamu'alaikum." ucap Ridho diikuti Novi.
" Waalaikumsalam Ridho, Novi kalian akhirnya pulang juga. Ridho kamu kemana aja sih nak pulangnya kok sampai sesore ini inget loh Dho kamu baru pulih harus banyak istirahat jangan malah keluyuran." ucap Rosa.
" Aku dari rumah sakit Mah. Mentari keserempet motor gara-gara nolongin aku." ucap Ridho.
" Innalilahi Ya ampun Mentari keserempet motor! terus sekarang gimana keadaanya Dho?" tanya Rosa.
" Ridho belum tahu gimana kondisinya sekarang karena Dokter hanya memberitahu soal kondisi Mentari pada ayahnya Mentari Mah, jadi Idho belum tahu persis gimana kondisinya." ucap Ridho.
" Tapi tadi pas Idho disana Mentari belum sadar-sadar sampai akhirnya Mama nelponin Idho untuk pulang yaudah akhirnya Idho terpaksa ninggalin Mentari." lanjutnya.
" Semoga aja gak ada yang serius sama kondisinya Mentari yah. Gimana ceritanya sih sampai Mentari bisa keserempet motor?" tanya Rosa.
" Mentari tadi nolongin Idho yang hampir aja tertabrak motor karena tadi kursi roda Idho berjalan lebih cepat dan Mentari melihatnya lalu dia segera berlari dan menahan kursi roda Idho supaya berhenti sampai akhirnya dia yang keserempet motor Mah." jelas Ridho.
" Astagfirullah Mentari kamu sampai rela mengorbankan nyawa kamu untuk menolong Ridho nak semoga kamu gak terluka parah nak. Dho terus gimana sama kamu, kamu baik-baik aja kan?" tanya Rosa.
" Aku baik-baik aja Mah, tapi tadi pas Idho bawa Mentari ke rumah sakit dia begitu kesakitan Mah Ridho takut Mentari kenapa-napa kalau sampai Mentari kenapa-napa Idho gak bisa maafin diri Idho sendiri karena Idho gak bisa melindungi Mentari." ucap Ridho.
" Dho kamu jangan ngomong gitu Mentari keserempet juga karena salahnya sendiri, udah tahu kamu mau bicara baik-baik sama dia tapi dia malah main pergi gitu aja ya akhirnya kena batunya sendiri lah." ucap Novi.
" Nov kamu kok malah ngomong seperti itu sih." ucap Ridho tak terima dengan ucapan Novi.
" Loh kan memang jelas tadi Mentari main pergi gitu aja dia gak mau dengerin kamu dulu hingga akhirmya kamu ngejar dia dan kamu gak perhatiin jalan sampai akhirnya kamu hampir aja kan ke tabrak." ucap Novi.
" Nov Mentari gak akan pergi kalau dia gak sedang salah paham sama aku gara-gara kita berduaan di kantin dan dia ngeliat kita pas kita lagi saling suap-suapan." ucap Ridho.
" Ridho, Novi udah kalian kenapa malah jadi berantem sih dan kamu Nov seharusnya kamu jangan bicara seperti itu harusnya kamu mendoakan semoga keadaan Mentari membaik." ucap Rosa.
" Iya tante maaf tante cuma aku masih panik aja karena tadi aku ngeliat Ridho hampir ke tabrak motor gara-gara ngejar Mentari." ucap Novi.
" Makanya Nov kamu kan tahu kalau Ridho sudah mempunyai kekasih yaitu Mentari harusnya kamu sama Ridho bisa dong jaga perasaannya Mentari bukan malah asyik berdua dan malah suap-suapan pasti Mentari berpikirnya kalian ada apa-apa lah." ucap Rosa.
" Ihh kenapa tante Rosa jadi salahin aku sih." batin Novi.
" Iya tante aku minta maaf lain kali aku akan jarak sama Ridho supaya mentari tidak salah paham lagi." ucap Novi.
" Kamu Ridho nanti kamu harus jelasin dengan jelas yah sama Mentari Mama gak mau hubungan kalian renggang gara-gara ini. Mentari itu gadis yang baik dan setia sama kamu pokoknya kamu harus pertahanin dia yah." ucap Rosa.
"Bagaimana bisa aku mempertahankan hubungan ku dengan Mentari kalau Om Reza saja sudah tidak merestui kami berdua." batin Ridho.
" Iya Mah yaudah aku ke kamar yah Mah." ucap Ridho.
" Iya Dho." ucap Rosa.
" Tante aku juga mau ke kamar." ucap Novi dan hanya diangguki Rosa.
Ridho sudah sampai di kamarnya dan ia masih memikirkan omongan Reza yang memintanya untuk menyudahi hubungannya dengan Mentari.
" Aku sangat mencintai Mentari tapi dengan kondisiku sekarang percuma aku hanya punya cinta untuk dia tapi aku tak bisa menjaganya melindunginya." ucap Ridho.
" Apa memang takdir cinta kita harus berakhir di tengah jalan, apa aku sanggup hidup tanpanya dia yang selalu menemani hari-hariku dan membuat hidupku semakin berwarna tapi sekarang apa aku harus menyakiti hatinya dengan aku mengakhiri hubunganku dengannya."
" Sayang aku sangat mencintai kamu aku juga sangat menyayangi kamu aku ingin membuatmu bahagia tapi maaf sayang aku tak bisa membuatmu bahagia malah aku akan membuat kamu bersedih. Tapi aku yakin setelah hubungan kita berakhir kamu akan dapatin pria yang lebih baik lebih sempurna dari aku dan dia sayang sama kamu dan bisa selalu melindungi kamu."
" Maafkan aku jika aku harus mengakhiri hubungan kita ini demi kebahagiaan kamu sayang, dan ini juga bentuk rasa hormat aku untuk menghargai Papi kamu." ucap Ridho.
3 Hari sudah Mentari di rawat di rumah sakit dan kini kondisinya memang sudah stabil tetapi Dokter belum memberitahu kapan Mentari di perbolehkan pulang.
" Mami Papi kapan sih aku boleh pulang, aku udah bosan disini terus." ucap Mentari.
" Sayang kamu sabar yah nanti kita coba tanya sama Dokter kapan kamu boleh pulang." ucap Dewi.
" Iya Mami tanyain yah Mentari pengin pulang ke rumah." ucap Mentari.
" Iya sayang, oh ya sekarang kamu makan dulu yuk." ucap Dewi.
" Aku gak mau mami aku bosan sama makanan rumah sakit." ucap Mentari.
" Sayang di makan dong biar perutnya gak kosong nanti masuk angin loh. Atau gini deh Papi beliin makanan yang kamu mau gimana?" tanya Reza.
" Aku sebenarnya ingin Kak Ridho disini nemenin aku dan dia juga nyuapin aku makan, sebenarnya mau makanan rumah sakit atau bukan aku mau-mau aja kok makan tapi asal sama Kak Idho." (batin Mentari).
" Sayang itu Papi kamu nanya kok kamu malah diam sih." ucap Dewi namun Mentari tetap diam.
Akhirnya Dewi mengajak Reza untuk bicara di luar. Dan Reza menurutinya.
" Ada apa sih Mami?" tanya Reza saat mereka berdua sudah di luar ruang inap.
" Papi apa gak sebaiknya Papi telpon Ridho suruh dia kesini kasian Mentari Papi dia sepertinya mau Ridho ada disampingnya." ucap Dewi.
" Mami gimana sih masa Mami suruh Papi untuk telpon Ridho dan menyuruhnya kesini kan Mami tahu Papi sudah meminta Ridho untuk tidak mendekati Mentari bahkan Papi memintanya untuk mengakhiri hubungannya." ucap Reza.
" Iya Mami tahu, tapi Mentari kasian Papi Masa dia gak mau makan terus sih. Pih barang kali kalau Ridho disini dia bisa membujuk Mentari untuk makan." ucap Dewi.
" Papi mau Mentari drop, gak kan Pih apalagi sekarang kondisinya sudah mulai stabil." lanjut Dewi
" Hmm yaudah Papi akan telpon Ridho biar dia kesini." ucap Reza.
" Iya Pih makasih yah Papi." ucap Dewi.
Satu jam kemudian kini sudah jam 8 malam namun Mentari tetap tidak mau makan padahal kedua orang tuanya sudah membujuknya.
Tok tok tok ( suara ketuk pintu)
Dewi segera membukakan pintu dan ternyata Ridho lah yang datang. Lalu Dewi mempersilahkan Ridho untuk masuk dan ia segera mengajak suaminya untuk keluar.
Kini posisi Mentari menghadap kesamping jadi dia belum tahu siapa yang datang, sampai pada akhirnya ia mendengar suara seseorang yang sangat di kenalnya.
" Sayang." panggil Ridho saat sudah berada di samping brangkar Mentari.
" Apa aku gak salah denger, tadi aku mendengar seseorang memanggil sayang dan suaranya...." batin Mentari dan ia perlahan membalikkan tubuhnya dan dapat ia lihat siapa orang yang datang.
" Kak Ridho." ucap Mentari.
" Hai gimana kamu udah baikan sayang?" tanya Ridho.
Bukannya menjawab malah Mentari berusaha duduk dan segera memeluk Ridho. Sedangkan Ridho membalas pelukan Mentari dengan mengelus punggung Mentari.
" Sebentar lagi aku tak akan merasakan pelukan hangat ini lagi dari kamu sayang." (batin Ridho).
" Maafin aku yah maafin aku karena udah..." ucap Mentari terhenti.
" Syuttt sayang kamu gak perlu minta maaf aku bisa mengerti perasaan kamu waktu itu. Justru aku yang meminta maaf karena aku udah membuat kamu salah paham. Sayang dengerin aku yah aku tak pernah mempunyai hubungan spesial dengan siapapun ataupun dengan Novi kamu percayakan sama aku?" tanya Ridho.
Mentari pun melepaskan pelukannya dan menatap dalam mata Ridho dapat Mentari lihat bahwa tak ada kebohongan dimatanya.
" Iya aku percaya sama kamu maafin aku yah aku gak dengerin penjelasan kamu dulu, tapi kemarin kamu gak kenapa-napa kan?" tanya Mentari.
" Aku gak papa sayang aku baik-baik aja itu semua berkat kamu, tapi sekarang kamu malah harus terbaring disini karena kamu menyelamatkan aku, seharusnya aku yang disini bukan kamu." ucap Ridho.
" Aku gak akan biarin kamu kenapa-napa Kak karena aku sayang sama kamu." ucap Mentari.
" Aku juga gak mau kamu kenapa-napa sayang aku ingin selalu melindungi kamu tapi maafin aku sayang aku gak bisa melindungi kamu sekarang dengan kondisiku yang sekarang." ucap Ridho.
" Kamu gak perlu minta maaf sayang aku yakin secepatnya kamu akan sembuh dan bisa berjalan seperti sedia kala." ucap Mentari.
" Sayang kamu kemana aja sih dari kemarin gak jengukin aku padahal aku pengin kamu disini." ucap Mentari.
" Aku harus jawab apa yah gak mungkin kan aku bilang bahwa Papinya melarangku untuk kesini." (batin Ridho).
" Sayang kok diam sih." ucap Mentari.
" Gini sayang kemarin supir aku cuti makanya gak ada yang bisa anterin aku kesini kalau minta Mama yang anterin kan gak enak takutnya Mama punya kesibukan yang lain makanya aku gak bisa jengukin kamu." ucap Ridho.
" Kan biasanya juga sama Novi kenapa kamu gak minta dia aja yang anterin kamu." ucap Mentari dan dapat Ridho lihat raut wajah mentari kini berubah.
" Sayang aku mau menjaga perasaan kamu aku kan tahu kamu lagi salah paham sama aku dan Novi, kalau aku minta dia yang anterin aku nanti kamu tambah salah paham gimana." ucap Ridho.
" Udah sekarang kamu makan dulu yah ini tadi aku sebelum kesini sempat beli roti bakar kesukaan kamu biar kamu nafsu makan." ucap Ridho mengalihkan pembicaraan.
" Aku suapin yah." ucap Ridho dan diangguki Mentari.
" Rasanya aku ingin agar waktu bisa berhenti sejenak agar aku bisa berlama-lama dengan kamu sayang karena sebentar lagi saat kamu udah keluar dari rumah sakit tepatnya saat kamu udah kembali ke kampus Papi kamu memintaku untuk segera mengakhiri hubungan kita." (batin Ridho).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments