Bapak Kos Yang Aneh

Jihan tiba di rumah, dia merasa lega setelah melihat pintu rumah bapak kos nya tertutup rapat. Dengan santai Jihan melenggang menuju ke kamar kosnya sedikit bersenandung senang.

Hari ini cukup melelahkan, niat hati ingin menenangkan pikiran dari semua beban masalah yang melanda, eh malah makin di serang oleh rasa kekhawatiran karena bertemu dengan bapak kos menyebalkan itu.

Jihan merasa dirinya sudah menjadi budak pria itu. Memang tida bisa di pungkiri jika dirinya yang menyetujui kesepakatan ini. Tapi, di dalam surat itu tidak seperti yang di lakukan oleh pria ini.

Rian sudah kelewatan, bahkan dia seperti menguntit Jihan kemana pun ia pergi.

Jihan membuka pintu kamarnya, kemudian dia langsung menutup dan menguncinya dari dalam.

Saat berbalik, Jihan berteriak keras karena terkejut.

"Astaga!!!" Pekiknya yang langsung di bekap oleh Rian.

Pria yang sejak tadi dia hindari ternyata sudah berada di dalam kamarnya.

"Bagaimana bisa bapak masuk ke kamar saya?" tanya Jihan setelah melepaskan tangan Rian dari mulutnya.

Rian menunjukkan kunci ganda kamar kos ke hadapan Jihan.

"Curang, ini sudah melanggar privasi penyewa. Anda bisa di penjara pak!" Protes Jihan kesal.

"Silahkan, jika kamu ingin melapornya!" Dengan santai Rian berjalan menuju ke ranjang kecil milik Jihan.

"Pak, saya minta anda keluar sekarang juga!" Pinta Jihan tegas.

"Kalau saya tidak mau?" balas Rian menantang, dia malah tiduran di ranjang itu. Membuat Jihan semakin geram.

Gadis itu mendekati Rian, menarik pria itu agar segera keluar dari kamarnya.

Bukannya beranjak dari tempatnya, Jihan malah terjungkal dan jatuh di atas tubuh Rian.

Brukk..

Jihan segera bangkit, tapi tangan Rian lebih cepat menahan pinggang nya, kemudian membalikkan posisi mereka.

"Kamu sendiri yang datang padaku kan?"

"pak.." cicit Jihan mulai takut. Situasi mereka saat ini sangat membahayakan dirinya.

"Kenapa? apa kamu mau kabur lagi?"

Jihan menggeleng, bukan itu permasalahan nya. Namun, Rian yang melanggar aturan lah yang menjadi permasalahannya.

"Bapak sudah kelewat batas, saya meminjam kepada anda dengan imbalan cumbuan, buka. menjadi tawanan."

Rian tersenyum miring, tanpa membalas ucapan Jihan. Rian langsung membungkam bibir ranum yang menjadi candunya.

Jihan hendak menolak, tapi pria ini terlalu lihai dan pintar memainkan nafsu seorang wanita.

"Ehhm..." Lihat lah, dalam sekejap Jihan langsung mendesah do buatnya.

Akal sehat Jihan mulai memudar, sentuhan demi sentuhan yang Rian berikan membuat dirinya melayang.

"Pak, stop... Ehm.." Lenguhan itu semakin kuat ketika tangan Rian merambat masuk ke dalam baju Jihan.

"Apa apaan ini, kenapa aku malah menikmatinya" Rontah Jihan dalam hati. Dia berusaha memulihkan akal sehatnya, namun tidak bisa. Benar benar nikmat sentuhan pria ini.

Melihat reaksi tubuh Jihan, membuat Rian semakin bersemangat.

"Aku tahu, kamu juga menyukai nya" kekeh Rian, Jihan langsung bersemu merah.

Di lain tempat, celsi mengamuk di rumahnya. Di hadapan kedua orang tuanya dia terlihat begitu tidak berdaya.

"Menarik perhatian pria seperti Rian saja kamu tidak becus!" Hardik seorang wanita paru baya pada Celsi. wanita itu adalah mama nya.

"Mama tidak tahu, dia seperti tidak menyukai wanita."

"Kamu gila, dia itu normal, bukan pria non tulen!" balas wanita itu.

Celsi membuang muka, dia juga kecewa dengan dirinya sendiri.

"Mama gak mau tahu Celsi, kamu harus mendapatkan Rian bagaimana pun cara nya."

"Tapi ma, dia itu terlalu angkuh!" Balas Celsi, dia masih ingat bagaimana perlakuan Rian kepada dirinya siang tadi.

"Kamu saja yang kurang becus!" Dengus wanita itu, lalu pergi meninggalkan Celsi begitu saja.

"Aiss... Mama gak tahu saja, dia itu benar benar bukan pria biasa!" balasnya menatap mamanya pergi.

"Lihat saja, aku pasti akan mendapatkan pria itu. Bukan hanya hartanya, tapi karena harga diri ku yang sudah dia jatuhkan!" Telat Celsi.

Seumur hidupnya, baru kali ini ada pria yang menolaknya. Dan itu tidak akan Celsi lepaskan begitu saja. Dia akan menaklukkan Rian dan membuat pria itu bersujud di kakinya.

Kembali pada kamar sempit milik Jihan. Suara desahan semakin terdengar memenuhi isi kamar. Beruntung, setiap kamar kos yang Rian miliki kedap suara, ini sudah menjadi fasilitas khusus bagi penyewa. Sehingga, Rian tidak perlu khawatir jika ada anak kos lainnya yang akan mendengar kenikmatan yang Jihan rasakan.

Jihan sudah bertelanjang dada, dia tidak tahu sejak kapan pakaian atasnya di lepaskan oleh pria ini.

"Pak sudah cukup, ini sudah di luar kesepakatan!" Protes Jihan berusaha menghentikan Rian. Dia juga harus mempertahankan masa depannya.

"Salahkan dirimu sendiri Jihan, kamu kabur dari tanggung jawab mu. Maka, dada indah mu ini yang akan menanggung akibatnya." Jawab Rian yang langsung menyerang buah melon milik Jihan.

Buah melon bulat, dengan pucuk berwarna pink muda. Ketika wajah Rian terbenam di antara keduanya, di saat itu pula Jihan menengadah keatas.

"Ouwh... Kenapa senikmat ini" teriaknya dalam hati. Jihan benar benar tidak bisa menahannya.

"Stop... Pak stop" Jihan semakin menjadi jadi, dia tidak sanggup menahannya lagi. Dia sudah seperti cacing kepanasan di bawah Kungkungan tubuh kekar Rian.

"Nikmati saja Nisa, jangan di tahan. Mendesah lah jika kamu mau"

"Tidak, tolong berhenti. Jangan lakukan ini lagi"

Bruk!!

Rian terjatuh dari tempat tidur, dorongan Jihan terlalu kuat di dadanya. Dia yang belum siap langsung terjungkal.

"Aws.. Kamu ini"

Cepat cepat Jihan bangkit dan mengenakan selimut sebagai penutup tubuhnya. Setelah itu dia membuka pintu dan bersiap untuk berteriak.

"Jika bapak tidak keluar, maka saya akan teriak!" ancamnya.

Fyu.

Mau tidak mau Rian terpaksa menerima kekalahan ini. Dia keluar dari kamar Jihan setelah menyebutkan beberapa akibat.

"Ini belum selesai Jihan, tapi untuk hari ini cukup puas!" Bisik Rian.

Jihan merinding, dia langsung menutup pintu kamarnya dan langsung menguncinya.

Fyuu..

Jihan bernafas lega, meskipun ucapan Rian sedikit mengganggunya.

"Sangat melelahkan!" lenguh Jihan terbaring di atas ranjang kecilnya.

Bayangan nikmat sentuhan Rian kembali menghantui benaknya. Rasa ingin lebih muncul di relung hatinya.

"Astaga, apa yang aku inginkan. Kenapa aku mulai gila dengan semua ini!!!" Jihan guling guling di atas tempat tidurnya seperti orang gila.

Sisa sisa kenikmatan semu mengiringi Jihan menuju ke alam mimpi.

Sedangkan di luar sana Rian tersenyum lebar, dia tidak menyangka ternyata gadis pujaannya berhasil dia taklukkan.

"Cepat atau lambat kamu akan menjadi milik ku!" Gumamnya yakin.

Rian masuk ke dalam rumah, dia terkejut melihat sang mama dan papa duduk di ruang tengah rumah miliknya.

"Mama? Papa??"

Kedua orang itu hanya menatapnya datar, tidak ada ekspresi apapun yang mereka perlihatkan.

Terpopuler

Comments

Liswati Angelina

Liswati Angelina

ngaku aja ryan jika kamu sudah punya calon sendiri

2024-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!