Jihan bernafas lega, dia berhasil kabur dari situasi yang mendebarkan jantung.
Jihan memasuki kamar kos nya, dan langsung mengunci dari dalam. Takut nanti bapak kos malah masuk ke kamarnya tanpa aba aba.
"Apa tadi, kenapa aku malah terlena." Gumam Jihan, tangannya terangkat untuk mengusap bibirnya.
Ciuman Rian benar benar membuat Jihan mabuk. Hampir saja dia jatuh ke dalam pelukan pria itu.
Gadis itu terduduk di tepi ranjang yang hanya berukuran untuk dua orang, sangat kecil dan sempit.
Bayangan pak kos mencumbuinya kembali terbayang.
"Aiss... Apa apaan sih kamu Jihan, " Jihan menepis pikiran kotornya. Dia memutuskan untuk membersihkan wajahnya dengan toner, kemudian berbaring dan tidur. Besok adalah ujian pertama nya dan dia harus datang pagi pagi sekali agar bisa membayar uang ujian dan bisa mengikutinya.
Sementara di ruang tamu rumah besarnya. Rian menatap datar pada wanita yang dia yakin di urus oleh kedua orang tuanya.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Rian to the poin tanpa basa basi terlebih dahulu.
Gadis yang bernama Celsi itu sedikit terkejut mendengar pertanyaan dari pria yang akan di jodohkan kepadanya.
"Rian, aku yakin kamu sudah tahu mengapa aku datang ke sini"
"Tentu aku tahu, karena itulah aku berharap kamu juga sudah tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya."Balas Rian semakin sinis.
"Cih, kamu terlalu angkuh Rian. Apa karena kejadian masa lalu mu, membuat sikap mu seperti ini?" Celsi berdecak dan sengaja menyindir Rian.
"Tutup mulut mu, sebaiknya-"
"Cih, kamu gagal move on?"
Glek, Rian jatuh telak. Ucapan Celsi membuatnya tak bisa berkata lagi. Memang benar dia terjebak di masa lalu. Bukan karena dia tidak bisa move on. Namun, dia sudah tidak bisa mempercayai wanita karena masa lalunya. Itu saja.
Melihat sikap Rian seperti itu, membuat Celsi semakin yakin. Jika pria ini masih bergelut dengan masa lalunya.
"Tenang saja, aku bisa membantu mu." Ucap Celsi meyakinkan. Dia yang semula duduk bersebrangan dengan Rian, berpindah menjadi bersebelahan.
Rian cukup terkejut dengan sikap Celsi, tapi dia berusaha untuk terlihat biasa saja. Ingin rasanya pria itu menendang jauh gadis yang dia yakin tidak lah sepolos wajahnya.
"Aku tidak perlu bantuan mu, aku juga tidak butuh kamu di sini" Tolak Rian.
Celsi tidak putus asa, dengan gesit dia semakin menggoda Rian. Dia yakin, pria dewasa seperti Rian menyukai sentuhan erotis.
Tangan Celsi merayap kemana mana, meskipun Rian sudah menepisnya. Namun, dia tetap gencar untuk menggoda pria itu.
"Apa yang kau lakukan?" sanggah Rian saat tangan lentik itu berada di atas perunggu nya.
Celsi hanya tersenyum manis, sesekali dia menunjukkan ekspresi menggodanya.
Rian berusaha untuk menahan diri, nafsunya yang sudah menggebu akibat bercumbu dengan Jihan tadi, kini terpancing kembali oleh sentuhan Celsi.
Melihat reaksi itu,. membuat Celsi semakin semangat. Dia berpikir bisa menaklukan Rian dengan godaan rendah seperti ini.
"Aku yakin, kamu tidak akan bisa menolak Ku" Gumam Celsi di dalam hati penuh percaya diri.
Gadis itu semakin menggila, tanpa malu dia duduk di atas pangkuan Rian dan langsung menyerang bibir pria itu.
Meskipun Rian tidak merespon apapun, setidaknya dia tidak menolak aksi gadis liar ini.
"Ahh..." Desah Rian di kala tangan Celsi terus menggoda perunggu nya bersamaan dengan ciuman panasnya.
"Apa kau sering melakukan ini pada pria lain?" Tanya Rian di sela sela ciuman Celsi.
Gadis yang kini duduk di pangkuan Rian dengan saling berhadapan melepaskan ciumannya. Dia tersenyum miring.
"Tentu saja, setiap orang menjalin hubungan pasti melakukan hal ini bukan?"
Jawaban yang sangat simple dan terbilang bodoh menurut Rian.
Mendengar jawaban dari Celsi, membuat dirinya semakin tidak berharga di mata Rina.
Bruk!
Dalam sekali dorong, tubuh Celsi sudah terhenyak di lantai.
"Awh..." Pekiknya merasa sakit di bokong.
"Kasar sekali, apa kau selalu begini pada wanita?" Protesnya. Dia berdiri dan menatap Rian nyalang. Rasa penasaran dan ingin menaklukkan pria angkuh itu semakin kuat.
"Tentu saja, Aku akan melakukan hal yang lebih kasar pada wanita yang tidak ada harganya" Jawab Rian datar. Tatapan matanya seakan ingin menelan, lalu meludahi Celsi jauh dari hadapannya.
"Kau-"
Rian mengabaikan gadis itu, berlalu pergi meninggalkan Celsi begitu saja di ruang tamu yang besar.
"Hei, aku belum selesai ngomong!"
"Hei... Aiss, dasar pria angkuh. Lihat saja nanti, aku pasti akan mendapatkan kamu.!!!" Teriak Celsi memaki maki dan bertekad kuat.
Rian tetap tidak peduli, di dalam pikirannya hanya ada Jihan, Jihan dan Jihan. Selama setahun dia mencari cara bagaimana bisa mendapatkan gadis itu. Sekarang, di saat dia sudah memilikinya, malah ada gangguan.
"Kenapa sih, papa dan mama tidak bosan bosan mengganggu ketenangan aku!" Gerutunya kesal pada kedua orang tuanya.
Celsi merupakan seorang model papan atas. Dia di jodohkan oleh kedua orang tuanya untuk menjadi calon istri Pemuda kaya.
Demi masa depan yang cerah, Celsi mau menjadi calon istri seorang Rian. Dia berpikir menikahi pria kaya dan berwajah tampan merupakan aset ternyaman dan teraman bagi dirinya dan keluarganya di bandingkan berkarya di dunia modelnya. Namun, tidak tahu jika pria bujang lapuk itu akan sekasar itu.
"Pantas saja dia tidak memiliki kekasih, tidak laku. Kelakuan nya seperti itu!" Dengusnya kesal.
Celsi masuk ke dalam mobil, saat akan masuk dia tidak sengaja melihat ke deretan kos milik Rian.
"Lihat lah, banyak gadis yang mengontrak di sini, tapi malah tidak ada satupun yang mencantol kepadanya. Cih, pasti karena sikapnya!" Cibirnya.
Mobil itu pun melaju pergi, meninggalkan pekarangan rumah mewah nan elegan milik Rian.
Keesokan pagi nya, Jihan sudah bersiap akan berangkat ke kampus. Stelan kemeja putih lengan panjang di padukan dengan celana jins Dongker, membuat lekuk tubuhnya semakin terekspos.
Pria mana pun yang melihatnya pasti akan meneteskan air liurnya. Termasuk Rian.
Pria itu baru saja terbangun dari tidurnya. Dia berjalan ke balkon kamarnya sekedar ingin menghirup udara segar di pagi hari.
Tanpa sengaja mata tajam itu menangkap sosok Jihan yang berjalan menuju ke pagar.
"Astaga, gadis itu benar benar membuat aku semakin gila!"
"Apa dia sengaja mengenakan pakaian seperti itu untuk menggoda laki laki " Gerutunya asal menuduh.
"Jihan!!" Teriak Rian dari atas.
Gadis itu menoleh, dia menghentikan langkahnya.
"Gawat, pria tua itu sudah bangun!" Pekiknya dalam hati. Cepat cepat Jihan berbalik dan berjalan cepat keluar dari pekarangan rumah.
"Hei, berhenti." Teriak Rian lagi dari atas. Dia akan menyusul Jihan ke bawah. Tapi, gadis itu sudah keburu masuk ke dalam taxi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments