Malam Yang Panjang

Jihan terus berusaha menahan Rian untuk tidak melakukan hal yang lebih jauh, meskipun hal itu mustahil ia lakukan. Apalagi kondisi tubuhnya yang sudah polos.

"Ahh pak, hentikan ini sudah terlalu jauh.." Desahan dan larangan yang secara bersamaan Jihan tunjukan pada Rian.

"Sudahlah Jihan, kamu nikmati saja. Aku jamin kamu akan keenakan dan ketagihan."

"Tidak mau pak, aku tidak mau masa depan ku hancur."

"Kamu tenang saja, aku akan menjamin semua masa depan kamu." Balas Rian yang langsung menyerang dua buah besar milik Jihan. Tangannya menggenggam erat lalu menyapu bersih dengan mulutnya.

Jihan terus memberontak, melawan Rian yang semakin menjadi jadi. Lihat lah Tampa sadar oleh nya dia sudah tidak mengenakan sehelai benang pun.

Berbagai rayuan pria itu layangkan, berbagai cara ia lakukan untuk membuat Jihan terbuai.

Benar saja, lama kelamaan Jihan tak dapat melawan lagi. Akal sehatnya sudah hilang dan kini dia sudah berhasil di kuasai oleh pria tampan yang tak bukan dan tak lain adalah bapak kos nya sendiri.

Ruangan yang tadinya dingin, terasa semakin hangat. Terlihat dari keringat yang bercucuran di tubuh kedua anak manusia yang masih bergelimang kenikmatan.

Malam itu menjadi saksi terbukanya segel gadis milik Jihan. Seutuhnya dia sudah menjadi milik pria yang tidak ia ketahui dalam pengaruh obat. Jika di pikir pikir, ada pengaruh obat atau tidak. Rian tetap merasakan hal yang sama setiap kali bertemu dengan Jihan.

Cukup lama mereka bergelut manja, kini keduanya sama sama terkulai lemas. Jihan memejamkan mata seraya mengumpulkan semua kekuatannya. Sedangkan Rian sudah terlelap di samping Jihan.

Sebelum benar benar terlelap, Rian menyempatkan mengecup kening Jihan dan mengatakan hal hal yang manis.

"Thanks Jihan, aku tidak akan melepas mu, kau milik ku sekarang." Setelah mengucapkan itu Rian tidak sadarkan diri lagi, dia sudah terjun ke alam mimpi yang benar benar indah.

"Cih, bajingan!" Umpat Jihan di dalam hati. Dia menganggap itu hanya kata rayuan agar dirinya tidak merasa marah atau benci pada dirinya.

Sementara di luar ruangan kerja Rian, Fio menahan senyum mendengar suara suara kenikmatan yang di keluarkan oleh putranya.

"Sebentar lagi aku akan memiliki menantu" Gumamnya senang. Fio segera berlalu dari depan ruangan kerja Rian. Dia kembali ke kamarnya.

"Mama dari mana saja?" tanya Jordan heran melihat gelagat sang istri.

"Gak dari mana-mana kok." Jawabnya dengan senyum genit.

"Eh" Jordan kaget, istrinya tiba-tiba bersikap manja dan sexy seperti ini.

"Pah, mama mau.." Rengek Fio dengan nada manja dan sexy.

"Sayang, kamu kesambet apa?" tanya Jordan menerima permintaan istrinya, dia langsung menarik tangan Fio dan langsung mencumbu wanita paru baya itu. Meskipun sudah berumur, Fio dan Jordan ini mampu bermain beberapa jam. Kekuatan mereka dapat di acungi jempol.

Keesokan paginya, Jihan terbangun dari tidur panjang yang tak di inginkan ini.

"Ahk.." Jihan meringis, ia merasa tubuhnya sangat remuk. Apalagi di bagian bawah sana.

Untuk beberapa waktu gadis itu masih belum ingat dengan kejadian semalam. Setelah dia melihat tangan yang melingkar di perutnya. Barulah dia kaget dan langsung turun dari sana.

Kesakitan, Jihan memaksa tubuhnya untuk berdiri. Bergetar mengingat apa yang telah ia lakukan bersama bapak kos nya ini.

Pria itu masih terlelap di tidur panjangnya.

"Apa yang telah aku lakukan?" Bibirnya bergetar, air mata kini meluncur semakin deras. Kakinya sudah tak sanggup menopang tubuhnya lagi. Sehingga membuat Jihan ambruk di lantai.

Merasa terganggu dengan suara tangisan Jihan, Rian akhirnya terbangun juga. Dia terkejut melihat Jihan terduduk di lantai sambil memeluk selimut.

"Kamu sudah bangun, jiha-"

"Apa yang bapak lakukan?" Sorot matanya berubah menajam, rasa kecewa dan benci mulai terlihat di sana.

"Hu?" Rian belum loading, kepalanya terasa pusing ketika ia mencoba mengingat apa yang telah dia lakukan semalam.

"Maaf Jihan, aku bisa jelaskan semalam.."

"Sudah cukup Rian, aku sudah tidak mau mendengar apapun lagi dari mu. Aku memang menjual bibir ku pada mu, tapi bukan berarti aku semurah itu. Aku hanya tidak memiliki pilihan lain. Tapi aku-" Jihan tak sanggup lagi melanjutkan ucapannya. Dengan susah paya gadis itu mengenakan kembali semua pakaian nya, lalu keluar dari ruangan itu.

Dengan sedikit di paksakan, Jihan melangkah dengan cepat sambil menahan sakit melewati ruangan tengah rumah besar milik Rian. Tepat ketika dia melewatinya, saat itu pula Fio ada di sana.

Jihan menunduk, dia berusaha menghindari tatapan mata Fio. Rasa kecewa di hatinya, membuat Jihan enggan untuk menyapa Fio. Dia tidak menyangka wanita itu tega menjebak dirinya.

"Jihan." Panggil Fio.

Jihan berhenti, kemudian Tampa menoleh menjawab bahwa dirinya tidak mau di ganggu.

"Jihan, dengerin penjelasan Tante dulu."

Jihan tidak mau mendengarnya, dia terus berjalan menuju ke kamar kosnya. Beruntung semua penghuni kos tidak ada di kos, mereka sudah berangkat ke kampus atau ke tempat kerja masing-masing.

Sesampainya di kamar kos, Jihan langsung membersihkan tubuhnya. Lalu merebahkan kembali tubuhnya di atas ranjang kecil miliknya.

"Bagaimana mungkin aku serendah itu? dengan mudahnya aku memberikan kepada pak Rian."

Kini penyesalan mulai muncul di relung hati Jihan. Namun, kenikmatan yang mendadak muncul di benaknya mengalahkan rasa penyesalannya.

Tidak bisa di pungkiri, Jihan sangat menikmatinya. Bahkan dia sering merindukan apa yang Rian lakukan padanya.

"Gila!!" Erang Jihan memukul mukul kepalanya sendiri.

Sementara di rumah sebelah, Rian menatap mamanya dengan tatapan meminta penjelasan.

"Kenapa menatap mama seperti itu?" Fio masih berpura pura tidak tahu.

"Jangan bersikap seolah mama tidak tahu."

"Tahu apa?" balas Fio.

Rian tidak menjawab, dia hanya menatap mamanya sampai mamanya mau menjelaskan.

"Oke fine, mama sengaja menjebak kamu. Agar kamu melirik gais itu, mama suka dengan sikapnya yang sangat baik dan sopan. Mama rasa jika kamu melakukan sesuatu yang enak dengannya, itu artinya kamu menyukainya!"

"Dengan memberikan aku obat perangsang"

CK.

Fio tercengir, kemudian memeluk sang putra.

"Itu hanya pemancing" Kekehnya.

Fio tidak tahu, Tampa obat itu pun Rian akan selalu terpancing oleh kemolekan tubuh Jihan.

"Mama menyukainya?"

"Tentu saja. Jika tidak mana mungkin mama melakukan semua ini." Jawab Fio cepat, dia terlihat begitu senang.

"Baiklah, dia memang pacar Rian."

"Huh?" Fio sangat terkejut, tapi dia juga sangat senang. Ternyata wanita yang ingin dia jodohkan dengan putranya adalah kekasih sang anak.

Jika tahu begini, Fio tidak perlu susah susah membuat jebakan ini. Apalagi saat ini dia tahu Jihan sangat kecewa dan mungkin membenci dirinya.

"Aiss..."

Terpopuler

Comments

Liswati Angelina

Liswati Angelina

sekarang giliran mama fio yg terkejut

2024-01-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!