“Wah asik, airnya dingin nih, enak buat mandi.“
Begitu melihat air jernih jadi kepingin sekedar menceburkan diri. Walau itu tak mengetahui kedalamannya. Atau apakah di dalam air yang Nampak tenang itu tanda tak dalam, serta ada pusaran di dalamnya atau tidak. Sebab memang tak Nampak. Tapi di beberapa bagian dalam Sungai itu terlihat airnya yang jernih, jadi bebatuan yang sedikit beraneka warna itu asih bisa terlihat dari kejauhan, walau tidak berada dalam air tadi. Memang air sedikit membingungkan. Terkadang mampu membiaskan Cahaya. Sehingga padanya yang airnya jernih, serta menampakkan batu di dasarnya, Nampak dekat saja. Namun kalau di pijak, bisa jadi itu sangat dalam. Hanya karena jernih saja makanya kelihatan. Namun dengan membiaskan Cahaya yang masih dengan Tingkat kerapatan yang berbeda antara zat cair dengan zat gas di udara, menjadikan mata tertipu, dan menganggap kalau tak seberapa dalam, nyatanya itu mampu menenggelamkan kaki hingga batas pinggang. Sehingga bakalan basah seluruh pakaian yang di pakai. Selebihnya akan bertambah mengerikan kalau langsung berhubungan dengan lumpur yang mampu menenggelamkan kaki, atau bahkan ada lumpur hisap sehingga akan menarik seluruh tubuh. Walau inginnya pada bagian itu hanya batu kali saja yang keras, sehingga saat di pijak memang benar-benar langsung dasar yang bersih. Jadi tidak melesak lebih dalam bahkan kotor di kaki tersebut.
“E jangan di sini.“
“Kenapa?“
“Takut kotor.“ Karena memang ala mini begitu terbuka. Liar. Jadi bisa saja kotoran dari tumbuhan yang mengering dan terhanyut kan menjadi sebentuk benda yang tak layak konsumsi, atau hanya menyentuh tubuh saja. Sebab memang tumbuhan liar itu terkadang senjatanya ada di daun yang sangat indah, tapi kalau kena kulit bisa keracunan. Hal ini supaya tak sembarangan tumbuhan tadi di makan oleh Binatang liar pemakan tumbuhan jadi nanti langsung habis serta untuk tumbuh kembang menjadi tak bisa.
“Takutnya di bagian hulu sana, air ini sudah di pakai oleh mahluk hutan, sehingga jorok dan bisa menimbulkan penyakit aneh. Mau lu,“ ujar Sara supaya saling berjaga-jaga di setiap kemungkinan. Sebab hutan itu merupakan rimba liar buat yang tak paham seluk beluknya. Dan bisa jadi juga merupakan lokasi alami buat penyakit yang menyukai alam liar yang sunyi begitu.
“Ya kagak, kan hanya pingin mandi saja, rasanya tentu dingin menyegarkan.“
Tak terbayangkan, betapa asiknya mandi di air gunung yang sejuk. Dimana itu semua sanggup mendinginkan tubuh yang kegerahan. Maklum sudah berjalan sekian jauhnya dan dalam waktu yang tidak sebentar namun telah melewati berjam-jam semenjak dari rumah, atau dari batas hutan saja sudah sangat lama tadi. Inilah yang sanggup membayangkan betapa nyamannya tubuh yang kotor dan kepanasan itu akan langsung segar dengan sendirinya kala menyentuh air dingin yang sangat jernih itu. Juga membuat tubuh yang seakan kaku-kaku sedikit terlunakkan akibat suhu yang bisa langsung dingin tadi.
“Tuh, kalau mau sekedar cuci muka di pancuran batu ini saja, airnya bersih dan alami. langsung dari bebatuan airnya.“
Tunjuknya pada pancuran yang tak seberapa tinggi namun mengeluarkan air yang sangat deras. Dimana pada bagian itu langsung berbatasan dengan batu tebing yang keras. Dan hanya itu satu-satunya. Di lokasi lain seakan taka da sumber air yang mengeluarkan air yang begitu bening.
“Coba ya.“
“ya.“
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments