“Begini….“
Sara pun mulai berkisah saat dia berbicara dengan To. Orang inilah yang sebenarnya sangat paham.
“Ada mahluk,“ ujar To Ganjel.
“Dimana?“ tanya Sara yang semakin penasaran pada kata-kata yang penuh misteri namun dia sendiri belum pernah mengetahui kalau sebenarnya banyak yang tidak dia pahami di sekitar dia bekerja, akan tetapi sejauh ini tak juga ditemukan hal aneh yang didapat. Makanya begitu mendengar ada keganjilan tersebut, rasa penasarannya menggelitik, sekaligus menginginkan jika suatu saat dirinya berhasil menjumpainya sekaligus menghilangkan rasa penasaran tersebut.
“Tentu di hutan.“
Dia lalu menjelaskan ciri-cirinya. Sangat menyeramkan. Sangat menakutkan. Tak ada alasan orang untuk tidak merasa seram bila berjumpa dengan sosok itu. Apalagi poto-poto juga seringkali menunjukkan wujudnya. Walau kebanyakan masih hitam putih, belum warna. Sebab hal ini menandakan sudah sangat lama kejadian tersebut berlangsung. Dan belum banyak teknologi canggih yang mampu menunjukkan baiknya sebuah hasil dari jepretan tadi. Begitulah sosok yang selama ini hanya sekedar di anggap mitos, namun ada gambarnya dengan ketidakjelasan. Bahkan banyak yang mengira itu hanya suatu tipuan dari manusia pandai supaya mereka kagum, kalau dirinya berhasil mengabadikan sesuatu yang selama ini menjadi misteri dan di simpan erat, untuk selanjutnya bakalan semakin di sebar luaskan. Dengan demikian orang akan semakin meyakini jika itu asli. Walau nyatanya banyak orang yang kurang percaya, sebab masih banyak yang tidak menemuinya, serta jika berada di lokasi yang sama juga belum tentu melihat, makanya menganggap semua itu hanya buatan si pengambil gambar dengan berbagai benda yang sekiranya menyerupai dan di serupa kan.
“Jadi begitu.“
“Yah.“
“Pokoknya, jangan berani-beraninya masuk ke wilayah kekuasaannya,“ pesan To Ganjel. Dia sangat saying, jika sampai ada apa-apa yang mengenai orang-orang di sekitarnya. Karena mahluk itu juga kurang pengetahuan serta belum banyaknya ilmu yang dimiliki, sehingga di mungkinkan kalau belum paham tata cara akan berhubungan dengan sesame mahluk, namun berbeda habitat serta jenisnya. Niscaya bakalan di perlakukan sama seperti mahluk lain penghuni rimba tersebut sebagai makanan setiap harinya yang terkadang penuh darah-darah, kalau kedapatan dirinya.
“Wah, bagaimana yah? Aku penasaran. Rasanya ingin melihat dirinya,“ ujar Sara Osih. Yang benar-benar tertantang untuk bisa melihat sedikit saja wujud asli dari bentukan mengerikan itu. Sehingga akan menguatkan ucapannya pada orang lain yang sekiranya belum paham namun sangat menginginkan wujud dari si mahluk yang katanya tersembunyi di balik lebatnya dedaunan hutan.
“E, jangan! Kau bakalan kena malang nanti. Sial. Dan yang jelas akan menderita. Sebab mahluk ini sangat jahat.“
To menjelaskan lagi tentang mahluk tersebut. Kebengisannya. Kebiadabannya. Serta segala sesuatu yang berkaitan dengan sepak terjangnya. Dan berusaha agar jangan sampai orang lain menjadi korban keganasannya itu. Sehingga banyak larangan dan pantangan untuk masuk ke hutan larangan tersebut, sehingga nantinya tidak mengusik keberadaan si mahluk pemalu yang enggan menampakkan diri kepada setiap orang yang masuk ke daerah kekuasaannya.
“Begitu. Ganas dia.“
Juga tentang lokasi dimana dia bisa terlihat. Biasa menampakkan diri. Juga seringkali kepergok sama orang lewat semisal tengah mencari kayu hutan juga saat berjaga untuk melihat situasi hutan lindung itu, disini mereka sering menjumpainya. Sehingga kebanyakan dari mereka pada lari ketakutan. Juga termasuk To ini yang melihat mahluk tersebut, walau si mahluk tidak melihatnya. Sebab tengah asyik dengan dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments