“Wah gawat anda.“
“Kenapa?“ tanyanya keheranan, mengapa melihat orang dari kota saja sudah demikian heboh.
“Ada yang aneh. Main di hutan.“ Tak biasanya orang kota main di lokasi yang demikian bahaya dan membuat gatal. Kebanyakan orang se usia itu mendingan main di mall atau plaza center yang banyak memberikan gambaran keindahan melalui hiburan yang tersaji. Serta banyak alat-alat dan barang yang benar-benar membuat segalanya sangat menghibur. Sehingga hanya berjalan mengelilingi lokasi yang ada dan sangat luas tersebut, merasa sudah berada di dunia hiburan yang penuh dengan tantangan dan menggambarkan peran diri yang begitu istimewa dengan dimanjakan oleh situasi yang sungguh-sungguh menghibur. Untuk itulah sudah merasa berada di dunia lain yang mestinya dilakukan untuk mendatangi lokasi menarik tadi, sedangkan di sini cukup terwakili dalam lokasi yang tak membuat resah, gelisah dan bikin pusing. Jadi akan langsung di pergunakan sebaik mungkin segala sesuatu itu sebagai penggambaran berada di alam indah sesungguhnya.
“Eh. Ini buat nyari pengalaman. Aku kan mau melamar jadi mantri hutan,“ ujar Danny sangat yakin jika suatu waktu pas ada lowongan itu, maka dirinya bakalan di terima dan melakukan kerja sesuai dengan bakat minat serta kemampuan yang selama ini dia pendam dan akan dia salurkan hanya untuk suatu pekerjaan yang sangat menantang ini, serta mempunyai tujuan untuk menyelesaikan hingga paripurna kala sesuatu yang di sukai itu sangat berkenan di hati.
“Byuh byuh. Polisi hutan.“
“Begitulah. Makanya untuk mencari pengalaman. Sekaligus mencoba keberanian,“ jelas Danny semakin percaya diri dengan apa yang di omongkan nya itu.
“Kok bawa pistol.“
“Ya kan buat senjata. Siapa tahu ketemu mahluk misterius kan. Bisa aku tembak.“
“Pistol mainan gitu, mana mempan.“
“Sok Tahu Lu. Ya mempan lah.“
“Pistol burung juga.“
“Tapi ini hebat.“
“Hanya untuk sok sokan kan.“
“Sembarangan. Ya engga. Untuk jaga diri dong.“
“Mana bisa.“
“Ini, kalau dia nyerang bakalan kita tembak. jadi dia belum sampai, sudah kena. makanya dia bakalan terluka hatinya.“
“Ah, enggak mungkin,“ ujar Sara Osih yang tak yakin dengan kata-kata orang yang baru di kenalnya itu.
“Bisa untuk melatih keberanian juga. Makanya segala yang aku kenakan sangat mirip dengan seragam yang akan aku pakai kala sudah di terima nanti,“ jelasnya sembari menunjuk pakaiannya yang sangat kuat serta banyak mempunyai saku-saku khusus.
“O gitu.“
“Ya.“
“Segala berkaitan. Jaket, sepatu, juga senjata. Biar aku berlatih menggunakannya.“ Itulah makanya segalanya untuk uji coba saat benar-benar di butuhkan oleh yang berkepentingan, supaya nantinya tidak canggung lagi kala memakainya. Semuanya kan begitu. Jika belum sempat, maka akan kebingungan kala sekonyong-konyong mendapat kepercayaan besar dari atasan untuk bisa menduduki suatu tugas berat itu. Makanya segala sesuatu sekarang perlu latihan dulu, sekolah, biar pinter, serta kala terjun di dunia kerja, sudah akan sanggup beradaptasi dengan lingkungan kerja itu. Hingga tak canggung dan langsung bisa berkiprah di dunia tersebut.
“Tapi yang kau incar burung.“ Sangat aneh. Yang di jaga itu, malahan mau di habisin. Serta menjadi bahan percobaan yang hubungan dan taruhannya adalah nyawa. Tentunya menjadi sebuah kontradiksi yang sulit untuk di jelaskan. Sehingga orang yang mendengar juga bakalan kesulitan sendiri.
“Kan hanya untuk iseng ini. Dan kalau dapat bakalan di jual. Lumayan.“
“Bisnis ini. “
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments