“Jadi ini pohonnya?“ tanya Danny. Sebab kalau bukan besar, bukan pohonnya. Dan kalau itu pohon, mesti besar. Soalnya bisa menyembunyikan mahluk.
“Ya ini. Dimana kata orang, sering terlihat mahluk hutan yang misterius,“ jelas Sara yang sudah sangat paham akan kisah banyak orang yang sering melihat sang misterius dalam keremangan hutan yang terselubung oleh kabut pekat tersebut.
“Wah, jangan-jangan memang dia sarangnya dalam pohon besar ini,“ ujar Danny seraya terus mengamati pohon tersebut, dimana kira-kira mahluk tadi berada. Soalnya sangat aneh. Bila pohon tersebut, walau besar, tapi untuk sebuah hunian normal kayaknya tetap sulit. Makanya mesti di teliti. Jangan-jangan memang ada lorong rahasia, dimana bisa di pergunakan untuk keluar masuk lokasi tadi.
“Barangkali saja. Kan pada nggak tahu pasti. Tahu-tahu saja dia berada di sini,“ ujarnya lagi, makanya mahluk demikian sering di kira hantu, karena memang kemampuannya yang hilang dan timbul menjadikan orang-orang meyakini jika hal demikian berkaitan dengan sosok halus yang memang biasanya suka menghilang itu.
“O begitu.“
“Yah.“
“Tapi nampaknya kali ini dia tak bersedia menampakkan diri. Terasa enggan menemui kita yang tengah mencari keberadaannya,“ ujar Danny yang sedikit kecewa akibat sosok yang sangat ingin di lihat tadi nampaknya taka da itikad baik untuk bersedia menampakkan batang hidungnya, walau hanya sekejap saja dan sangat berarti di hidupnya.
“Benar.“
“Tapi, apakah kau tak takut padanya?“ ujarnya. Karena merasa jika sosok satu ini memang mempunyai kebiasaan yang sedikit berbeda dengan kebanyakan wanita yang pernah ada di sekitarnya. Terutama di kota-kota dan hunian rame, dimana kebanyakan bakalan suka menjerit-jerit, walau itu hanya melihat satu sosok dengan rambut gondrong yang terasa sedikit aneh kalau di perhatikan secara sungguh-sungguh itu.
“Tidak. Kan ada kamu. Yang justru lagi ingin melihatnya,“ ujar Sara yang merasa nyaman kalau ada lelaki yang sanggup melindungi. Apalagi senjatanya juga sangat panjang. Jadi sekali tembak, sang pengacau tentu bakalan ngacir dan enggan untuk mengganggu lagi, apalagi mencoba berbuat yang lain yang tak bagus. Sebab salah satu kehidupan dalam berumah tangga adalah saling melengkapi. Satu sisi bisa melindungi, dan yang lain bakalan bisa memberi kesejukan. Maka niscaya hidup berkeluarga bakalan lebih langgeng hingga tua Bangka serta bangkotan. Itulah salah satu tujuan bagusnya si lelaki yang membuat nyaman tadi.
“Ya. Hanya perasaan saja. Tentang bagaimana bentuk dan wujud dari si mahluk misterius ini,“ ujar Danny sembari melatih keberanian. Sebab seiring usia, maka hal yang dianggap biasa serta sering di lihat, tentu tak membuat merasa ngeri. Berbeda dengan sesuatu yang baru, yang dianggap mengerikan bila tak pernah menjumpainya.
“Lagian aku kan sering di hutan, jadi kondisi sepi dan lengangnya daerah seperti ini sudah biasa kami lihat,“ ujar Sara. Don pohon besar tersebut sering dia lihat. Walau Cuma dari kejauhan. Karena begitu besar dan tinggi sesuatu tersebut, membuat mudah di lihat walau jaraknya tak dekat, namun pada satu titik yang sulit di tempuh, juga masih akan bisa Nampak. Apalagi, bila segala itu tak terhalang oleh sesuatu yang membuatnya tak Nampak. Semisal Cuma berada di tengah hamparan tanah lapang, maka akan semakin jelas benda yang begitu tinggi tadi.
Mereka terus mempercakapkan benda besar di depan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments