Mely telah bersiap menyambut calon suami yang sudah ia tunggu kehadirannya. Langkah kaki nya serasa seringan kapas saat akan membuka pintu rumah yang telah diketuk Abas.
Perlahan ia membuka pintu rumah dengan perasaan yang sumringah. Rasanya ini adalah pertemuan setelah sekian lama berpisah.
Padahal mereka baru berpisah tadi malam.
Mely menyambut Abas kekasih hatinya dengan perasaan suka cita. Senyum senantiasa terkembang di bibirnya. Abas hanya menatap Mely sekadarnya.
"Mel, kamu gak salah minum obat? dari tadi kok cengingisan terus!" Gubrakkk...
Abas berhasil merusak moment romatis yang mely bayangkan. Dengan memanyunkan bibirnya, Mely mengandeng tangan Abas.
Ia mengandeng Abas masuk kedalam ruang tamu. Disana sudah ada Mama Papanya dan juga Lia. Adik kesayangannya tapi kalo sudah ngumpul. Bagai Tom and Jerry.
Mely memperkenalkan Abas kepada calon adik iparnya. Lia tampak ramah menyambut calon suami kakaknya.
Setelah acara perkenalan singkat selesai, Papa meminta Abas menemuinya diruang kerjanya. Abas pun mengikuti instruksi calon mertua. Ia berjalan di belakang Papa.
Ruang kerja Ayah, Abas melihat sekeliling ruangan ayah. Disana banyak sekali potret keluarga mereka. Dimeja ayah sendiri bertengger pigura dengan personil lengkap. Mely, adik dan kakak nya.
"Silahkan duduk," Papa mempersilahkan Abas untuk duduk.
Kini keduanya akan memulai obrolan yang penting. Karena menyangkut Masa depan Mely dan Abas.
"Tadi Mama Mu datang kemari Bas." Kata Papa Mely.
" Iya Om, tadi Mama sudah telpon Abas," ujar Abas pada calon Mertuanya.
"Beliau, menyerahkan beberapa berkas untuk persyaratan pencatatan sipil. Sebagai wali dari Mely, putriku yang kubesarkan dengan segenap jiwa raga. Saya mau tanya sekali lagi. Sebelum berkas ini saya serahkan ke Kantor Urusan Agama, apa kamu benar-benar yakin dengan pilihan mu ini?"
Papa ingin memastikan kembali keputusan Abas, karena baginya masalah pernikahan bukan hal sepele. Pernikahan harus di putuskan dengan matang. Agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.
Abaspun menjawab pertanyaan dari calon mertua nya.
"Saya sudah sangat yakin dengan pilihan saya Om. Saya akan menjaga Mely seperti Om menjaganya selama ini. Saya akan menyayangi Mely seperti Om menyayanginya selama ini,"
" Baiklah kalu begitu, Om yakin sama kamu, dan Om percayakan putri Om. Berkas akan Om serahkan sekarang. Tinggal menghitung hari kalian akan resmi menikah,"
" Baik om, terima kasih sudah mempercayakan Mely kepada saya. Saya akan menjaga amanat Om." Janji Abas.
" Bagus, Om pegang janji kamu sebagi seorang laki laki," keduanya pun keluar dari ruangannya Papa.
Saat akan membuka pintu, Papa dibuat terkejut. Mama, Mely dan Lia telah terciduk sedang menguping pembicaraan mereka. Bukannya marah, Papa hanya geleng-geleng kepala. Ia heran dengan keluarganya sendiri. Kelakuannya semakin hari semakin parah.
Mama memaksakan senyum di bibirnya. Karena malu habis ketahuan oleh suaminya lagi menguping bersama anak anak pula. Ia mencoba mengalihkan perhatian Papa dengan makanan yang telah ia siapkan di meja makan. Tapi Papa bilang gak bisa ikut makan, ia sedang buru buru. Karena hari sudah siang, takut keburu tutup kantornya.
Papa mau ke KUA daftarin Mely dan Abas nikah. Papa sekalian urus segala administrasinya. Terlihat dengan jelas sekali raut kebahagiaan diwajah Mely dan Abas. Keduanya sangat lega, karena satu tahap telah dilalui. Tinggal menunggu tahap selanjutnya. Papa pun mengendarai mobilnya menuju kantor KUA.
Di rumah Mama terlihat sedang membahas persiapan pernikahan antara Mely dan Abas. Mama ingin tahu apa rencana Mely dan Abas untuk selanjutnya. Jadi yang Mama tahu selama ini abas orang biasa biasa saja.
Karena selama ini Abas tidak pernah pamer kekayaan di depan keluarga Mely. Mama pun tidak mempermasalahkan status Abas. Baginya asal bertanggung jawab dan tulus mencintai putrinya itu sudah cukup. Lia tiba tiba masuk dan duduk disebelah mamanya. Ia mengelayut manja disamping mama.
"Ih tidak malu sama umur," sindir Mely.
Lia tidak memperdulikan ejekan kakaknya.
malah Lia mendadak bertanya.
"Kak Mel, nanti acaranya diadakan dimana?"
Mendengar pertanyaan dadakan itu Mely dan Abas hanya saling melempar pandang.
Mereka berdua sama - sama tidak tahu jawabannya. Dan selama ini Abas sudah bilang ke Mamanya kalau ia tidak mau pernikahan yang di gelar mewah.
Abas merasa sedikit trauma bila nanti pernikahan kembali batal. Dan karena rencana pernikahan ini begitu cepat dan mendadak. Ia belum sempat mendiskusikan segala persiapan bersama Mely dan keluarga. Kalau maunya Mama Abas sih yang serba wah.
Karena bakal banyak tamu yang akan diundang. Mengingat Mama dan almarhum Papanya yang memiliki banyak relasi dan rekan bisnis yang masih menjalin hubungan dengan baik sampai saat ini.
Kembali kepertanyaan Lia, pertanyaan sebelumnya belum dijawab, Lia kembali mengajukan pertanyaan selanjutnya.
"Pakai jasa WO nya siapa? apa kak Bela? Kakak kan kerja disana? Gimana rasanya biasanya nyiapin pernikahan orang, sekarang nyiapin pernikahan nya sendiri? wah pasti seru!" Lia nyerocos seperti rem yang blong hilang kendali.
Mely masih gak kepikiran kesana. Dalam hatinya yang penting ia jadi pasangan sah. Sah dimata hukum dan sah dimata agama.
Masalah acara pesta ia belum memikirkannya sampai saat ini.
Mama sendiri menyerahkan semua kepada Mely dan Abas. Mereka tidak akan mengatur atur. Tapi pasti akan mendukung semua pilihan keduanya. Tiba tiba Abas memohon pada Mama, ia ingin berbicara berdua saja dengan Mely.
Mama pun mempersilahkan. Ia memberikan waktu dan tempat untuk Mely dan Abas.
Sekarang Mely dan Abas berada diteras rumah. Abas memandang Mely yang sedari tadi diam saja.
"Mel, kamu ingin pernikahan yang seperti apa?" tanya Abas.
Mungkin ada hal yang diinginkan calon istrinya tersebut sehingga Abas mencoba bertanya secara langsung.
" Gak ada, aku gak pingin aneh aneh. Acara yang sederhana saja, kurasa sudah cukup! dan yang paling penting sah udah itu saja," jawab Mely.
"Kamu gak nyesel, gak ada pesta atau apa gitu?" Abas mencoba memancing Mely kembali.
Abas pun menceritakan kemauan sang Mama, Sebenarnya ia ingin pesta pernikahan yang besar. Tapi Abas mencegah keinginan mamanya tersebut, karena ia merasa harus bertanya pada mely terlebih dahulu.
Jadi Mely harus jujur. Pernikahan seperti apa yang Mely inginkan. Dengan pendekatan yang kalem dan lembut dari Abas.
Akhirnya Mely mengutarakan keinginannya tentang sebuah pernikahan yang ia mimpikan.
"Boleh aku minta Bela mengatur semuanya untukku?"
Kejujuran Mely sangat dihargai oleh Abas.
karena mereka akan menjadi sepasang suami istri.nSegala hal yang kurang berkenan sebaiknya dibicarakan. Semua harus terbuka sejak awal.
Dan akhirnya Mely mengutarakan keinginan kepada abas. Abas pun berterima kasih karena mely mau terbuka padanya. Kedepannya Abas berharap. Mely selalu membuka diri padanya. Jangan Ada rahasia diantara mereka.
Selalu jujur dalam hal apapun. Karena keterbukaan kunci dari langgengnya suatu hubungan. Setelah mendapat kode hijau dari abas. Mely segera menghubungi nomer Bela.
Rasanya sudah rindu sekali dengan sahabatnya itu. Ia juga ingin segera bertemu dengan Bela, ingin menceritakan banyak hal pada sahabatnya itu.
Mely dan Abas kembali masuk kedalam rumah. Mely memberi tahu kepada mama, segala urusan tentang persiapan pesta akan ia bicarakan pada Bela. Dan ia berharap Bela bisa menyangupi permintaannya. Mama pun setuju setuju saja. Ia berkata akan mendukung mereka sepenuhnya. Saat Abas akan pamit kebetulan Papa sudah pulang.
Terdengar deru Mobil Papa di halaman rumah. Abas pun mengurungkan niatnya sejenak. Ia ingin mengetahui penuturan calon mertuanya mengenai kelengkapan berkas untuk persiapan pernikahan mereka.
Jika dirasa ada yang kurang, ia akan segera mengurusnya. Tapi Papa sudah mengatakan, Bahwa semua sudah beres. Tinggal menunggu Hari H. Sepuluh hari dari sekarang. Nampak wajah Mely dan Abas menyiratkan ketidaksabaran menanti hari bahagia itu.
Sebentar lagi mereka akan melangsungkan acara paling sakral dalam hidup mereka.
Mereka sudah tidak sabar menanti hari dimana mereka diikat oleh janji Suci.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ney Maniez
😲😲
2022-11-02
0
Cicih Sophiana
thor di tunggu undangan nya ya😉😍😍😍
2022-01-31
0
Murni Agani
enak bgt papany yg urusin😁
2022-01-12
0