Tanpa disadari Mely, ada pria misterius yang memperhatikan gerak geriknya sedari ia masuk dalam toilet wanita. Bermula dari rasa ingin tahu Mely setelah mendengar rencana jahat dari bilik toilet, ia mengendap mengikuti dua orang wanita tersebut. Di belakang Mely sendiri ada sosok pria Misterius berpakai serba hitam mengikuti dirinya. Ia mengintai Mely dari jauh. Pria misterius itu, tidak ingin rencananya gagal. Dia adalah dalang dari rencana yang akan dilakukan dua orang wanita di dalam toilet tadi.
Dia adalah Bima. Pria misterius yang ingin menjebak seseorang di sebuah Klab Malam. Targetnya adalah seorang pengusaha besar. Dia adalah Abas, pengusaha yang terkenal bertangan dingin. Bima memiliki dendam pribadi pada sosok Abas.
Abas merupakan pimpinan perusahaan besar. Ia mengambil alih perusahaan keluarga setelah sang Ayah dinyatakan meninggal dalam sebuah insiden kecelakaan. Sebuah tragedi yang menghancurkan hidup keluarganya.
Kini ia memilih tinggal di sebuah apartment mewah jauh dari sang Mama tinggal. Ia merasa jauh lebih bebas tinggal sendirian. Tanpa adanya pertanyaan-pertanyaan yang menggangu dari sang Mama. Di usianya saat ini, Mama selalu memaksanya untuk mengakhiri Masa lajang. Sang Mama selalu bertanya, kapan dia akan menikah?
Abas sangat malas, menangapi pertanyaan dari Mama. Bukan karena Abas tidak laku atau tidak mau. Ia tampan dan mapan. Namun karena sebuah tragedi, Abas memilih hidup membujang selamanya.
Dulu sosok Abas sangat berbanding terbalik dengan Abas saat ini, semua bermula sepuluh tahun silam. Ketika Abas telah siap mengakhiri masa lajangnya, sang pengantin wanita tiba tiba menghilang. Moment penting dan sakral bagi kedua mempelai serta kedua keluarga hancur begitu saja.
Menurut keterangan orang yang sempat berpapasan dengan mempelai perempuan.
Ada yang menuturkan, bahwa sang calon pengantin Abas keluar lewat pintu samping. Dia kabur, masuk ke sebuah mobil berwarna hitam dan melaju dengan kencang. Entah pergi kemana, tidak ada yang mengetahuinya.
Semua CCTV pun sudah diperiksa. Namun sia sia saja, tidak ada jejak yang tertinggal. Sampai saat ini, luka itu sangat membekas di hati Abas. Banyak wanita yang mendekatinya. Ia tolak dengan mentah mentah. Begitupula dengan para sekertaris yang satu persatu ia pecat karena mencoba merayunya dengan terang terangan. Abas memecat semuanya.
Hingga beberapa tahun silam Abas sudah tidak lagi gonta ganti sekertaris. Karena sekertaris yang terakhir dinilai Abas tidak genit dan Abas merasa sekertarisnya kali ini tidak akan mencoba merayunya. Karena saat ini sekertaris Abas seorang laki-laki, Fadir namanya.
Bukannya Abas homo, tapi Ia sangat risih jika para wanita mulai mencoba dekat dekat padanya. Memamerkan rok pendek dan berpakai ketat mereka. Abas sangat tau, mereka yang mendekatinya karena tertarik dengan hartanya. Tertarik dengan uangnya, dengan tampangnya. Ya.. Abas meski memasuki usia 35 tahun lebih. Wajahnya tetap menawan. Dadanya yang bidang, tinggi diatas rata rata, bulu mata yang lentik. Itu sebagian kecil dari pesona seorang Abas. Terlepas dari sifat angkuh dingin dan arogan, Abas adalah dambaan banyak wanita. Kini kembali dalam Klab Malam. Di sana Abas sedang duduk berdua dengan sekertarisnya.
Hari ini abas bener-benar lelah dan marah dengan Mamanya. Bagaimana tidak, tanpa seijinya, Mama mengatur makan malam bersama dengan keluarga Pak Bondan. Pak Bondan adalah rekan kerja Ayahnya semasa beliau hidup. Mama hendak menjodohkan Abas dengan putri Pak Bondan. Entah ini perjodohan yang keberapa kali bagi Abas.
Mama sudah menyiapkan makan malam dengan sangat sempurna. Mulanya ia menelepon Abas. Mengajak makan malam bersama di luar, dari awal Abas sudah ingin menolak, tapi Mama terus memaksa.
"Ayolah Abas, Mama ingin makan dengan mu, rasanya lama sekali kita tidak makan malam bersama," pinta Mama, ia mencoba merayu putranya.
"Abas sibuk Ma, lain kali saja." Tolak Abas.
"Iya, sudahlah, kamu memang gak pernah sayang Mama. Kerja kerja hanya itu yg kamu tahu. Enak masih ada Papa, untuk sekedar makan Mama ada temennya." Mama pura pura memelas dan mengeluarkan air mata buaya untuk mengelabui abas.
"Oke oke, Mama sms alamatnya. Nanti aku datang." Tidak mau drama Mama semakin panjang. Abas menyangupi permintaan sang Mama.
Mama seneng sekali di ujung telpon, setelah berhasil membujuk Abas dengan sandiwara palsu. Ganti ia membujuk Alysa putri Pak Bondan agar mau ikut makan bersama. Singkat cerita mereka berempat, Abas beserta Mama dan Alysa bersama Ayahnya makan bersama. Dari raut muka Abas, pria itu terlihat sedikit memendam rasa jengkelnya. Ia merasa dibodohi oleh Mama kandungnya.
Sampai pada bincang-bincang sesudah makan, Mama memancing persoalan pernikahan di depan Pak Bondan dan Alysa, dengan sejurus alasan. Abas minta ijin dari sana. Ia beralasan ada masalah penting yang harus dia handle. Meskipun memang benar-benar ada sesuatu yang penting tapi di luar urusan perusahaan. Ada sms dari nomor baru yang masuk ke handphon Abas.
"Aku melihat Evi," begitulah isi pesan singkat yang masuk dalam telpon gengamnya.
Tanpa rasa curiga, Abas meminta orang itu memberi alamat. Akhirnya sampailah Abas di sebuah Klab Malam. Itu hanya akal akalan Bima. Ia mencoba menjebak Abas dengan mengirim informasi palsu.
Berkali-kali Abas membolak mbalikan handphonenya. Ia mencoba menghubungi nomor yang tadi. Tapi sial, nomor tersebut sudah tidak aktif lagi. Merasa sudah dikerjai, Abas pun mencengkram gelas yang ada di tangannya. Ia merasa lelah, muak dengan semuanya. Hanya Fadir yang mampu mengatasi emosi Abas.
Tak lama berselang. Dua wanita yang akan menjebak Abas atas suruhan Bima sudah bersiap siap, yang satu duduk mendekati Fadir dan yang satu lagi mendekati Abas. Tanpa mereka sadari, wanita suruhan Bima mencoba memasukkan obat dalam minuman Abas. Aksi mereka hampir gagal karena Mely berniat mendekati mereka.
Saat kaki Mely baru akan melangkah. Mulut Mely dibekap dengan kain yang sudah di semprot obat bius sebelumnya. Mely yang semula berniat menolong Abas. Kini nasibnya sendiri tidak tertolong. Ia jatuh pingsan ditangan Bima. Orang jahat yang memiliki dendam membara pada Abas. Mely dibawah ke dalam sebuah ruangan, Ia masih pingsan tidak sadarkan diri.
Sedangkan Bela, mencari kesana kemari. Dimanakah sahabatnya itu menghilang,
Bela mencari tahu, satu persatu temannya Ia ditanyai. Tapi tidak ada jawaban yang memuaskan. Beberapa malah ngacau tidak karuan, membuat Bela meradang.
" Mungkin temenmu ketemu sama cowok Bel, langsung deh ke hotel. Lupa sama kamu."
"Hemmm, kamu pikir temenku seperti kalian semua?" gerutu Bela.
Setelah beberapa saat, Bela memutuskan pulang. Karena Ia juga sudah terlalu capek banget. Mana handphon Mely sama sekali tidak bisa dihubungi. Dia berusaha positive thinking, mungkin Mely pulang duluan. Itu yg ada dibenak Bela. Kembali ke kamar tempat Mely disekap. Mely masih dengan kondisi yang sama. Ia dibaringkan di sebuah tempat tidur yang cukup besar dengan keadaan tidak sadar.
Sedangkan di Klab Malam, Fadir sudah hampir mabuk karena ulah wanita suruhan Bima. Berbeda dengan Abas, ia masih bisa menguasai tubuhnya sendiri. Karena Abas tidak ingin disentuh oleh wanita, minuman yang telah dimasuki obat pun baru Ia minum sedikit. Tidak sampai habis seperti sekertarisnya.
Di tempat lain, setelah selesai mengunci perempuan yang hampir mengagalkan rencananya. Bima kembali mengintai Abas. Kali ini Bima tidak sendiri, Ia membawa beberapa bodyguard dengan perawakan yang sangar.
Karena gagal membuat Abas mabuk, akhirnya beberapa bodyguard suruhan Bima mendekati Abas, salah satu dari mereka menyuntikkan obat bius pada Abas. Seketika Abas bangkit dan kaget karena ada yg menusuk jarum suntik padah tubuhnya. Entah kadar bius yang terlalu tinggi atau apalah, beberapa detik Abas langsung pingsan. Sedangkan sekertarisnya Fadir sudah pingsan dari tadi mendahului bosnya..
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ney Maniez
😲😲
2022-11-02
0
Rosyati Ochie
fpp drayu jg biar main pedang2an 😂
2022-05-25
2
NandhiniAnak Babeh
masih nyimak dlu ya Thor 🤗
2022-04-24
0