Malam ini terasa berjalan sangat lamban bagi Mely. Tidak seperti malam sebelumnya.
Ia sudah tidak sabar menanti datangnya esok hari. Itu semua karena janji Abas barusan. Ia berjanji akan menjemput dirinya bersama sang mama. Semacam lamaran saja bagi dirinya, Mely tersenyum geli membayangkan esok hari.
Sementara di ruangan yang lain, Mama tampak berdiskusi ringan dengan Papa.
Mama merasa Papa terlalu tegas dengan Abas, Mama takut Abas malah akan kabur karena sikap suaminya yang dirasa terlalu over protective terhadap putri kesayangannya.
Papa sendiri tidak membantah tudingan Mama, Ia mengakui kalau sedikit tegas tadi siang. Tapi Papa sama sekali tidak menyesal. Ia merasa ini semua demi kebaikan putrinya. Mama sudah tidak bisa berkomentar lagi, karena ia merasa keputusan suaminya sudah tidak bisa digugat.
Dan kini keduanya memutuskan untuk beristirahan, memilih tidur dan melepaskan rasa penat yang melanda seharian. Pagi Hari kediaman orang tua Mely. Mereka sarapan pagi hanya bertiga. Mely sang Papa dan Mamanya, Mely merupakan anak kedua dari tiga berdaudara.
Kakaknya kini sudah menikah, sekarang tinggal bersama suaminya. Sedangkan sang adik, tinggal di asrama. Biasanya seminggu sekali ia pulang saat weekend. Jadi yang tinggal dirumah itu hanya orang tua Mely saja. Oleh sebab itu, dulu ketika Mely meminta iijin untuk mengejar mimpi di Ibu kota Papa sangat melarang.
Papa tidak setuju putri kesayangan tinggal jauh darinya. Tapi usaha Mely yang gigih mampu meluluhkan hati sang Papa. Suasana pagi ini sangat tenang, Papa sama sekali tidak membahas Abas. Ia memilih menikmati tehnya sambil membaca Koran di teras. Sedangkan Mely berusaha mendekati mamanya diruang tamu.
"Ma, nanti Abas mau kesini lagi!"
Mely kelihatan ragu ragu memberi tahu mamanya.
"Untuk apa?" tanya Mama dengan spontan.
"Em.. sepertinya untuk menjemput Mely Ma!" Mely binggung mau jawab bagaimana.
" Mengapa harus minta dijemput, kamu balik sendiri kan bisa? "
Mama merasa heran dengan maksud Abas yang akan datang lagi kerumah.
"Sebenarnya, Abas mau kesini bareng mamanya Ma."
Setelah menyatakan itu Mely menundukkan wajahnya. Tampak pipinya yang merona. Ia merasa malu pada mamanya sendiri. Mely seperti gadis remaja yang ketauan Mamanya sedang pacaran. Mama saat mendengar pengakuan Mely langsung bangkit dari kursinya. Buru-buru ia mencari suaminya.
" Pa pa...... Papa..." Teriak Mama dari dalam rumah.
"Ada apa kok ribut ribut, malu didengar tetangga!" Sahut Papa yang masih asik membaca Koran di teras rumah.
Mama langsung menghampiri Papa. Ia langsung menarik lengan suaminya itu.
Mama mengebu ngebu cerita kepada Papa perihal kabar dari putrinya. Ternyata reaksi papa jauh berbeda dengan Mama. Papa jauh lebih tenang, Ia malah cenderung lega. Bila Abas memang benar akan datang bersama Orang tuanya. Berarti Abas sudah Mantap dan sudah serius berhubungan dengan putrinya.
Kini giliran Mama yang tidak yakin, Ia merasa Abas terlalu dewasa untuk meminang putrinya. Abas seperti paman bagi Mely menurut Mama. Sedangkan Papa tidak setuju dengan pola pikir Mama, toh jarak usia yang jauh bukan jadi masalah. Buktinya ia sendiri dan istrinya. Bukanlah selisih umur mereka juga hampir sepuluh tahun..?
Mama memang selalu kalah kalau berdebat dengan Papa. Dari pada berlarut larut, Ia memilih mengalah. Sore harinya bunyi dering telephone membuyarkan lamunan Mely. Ada suara Abas di seberang sana.
" Mel..., " terdengar Abas memangil namanya.
"Hemm .. iya," sahut Mely.
"Maaf baru kasih kabar Mel, Ini aku baru nyampek hotel ansto** kami belum bisa kesana saat ini, Mama kelihatan masih capek. Tolong bilang ke Om Tante ya, nanti Aku kesana bersama Mama!"
" Iya...!" jawab Mely dengan pendek.
" Kok singkat bener Mel jawab nya? kamu gak kangen aku Mel? Aku aja kangen banget sama kamu!"
Abas tidak tahu, saat ini Mely lompat lompat dikasur kegirangan. Tapi Mely lagi Jaim. Jaga image banget, kan malu sampai ketahuan saking senengnya. Dasar Mely.
"Mel....." Karena tak kunjung di jawab, Abas memangil nama Mely lagi.
"Iya, Aku juga kangen!" ucap Mely dengan malu malu. Seketika, bunga bunga Sakura seperti sedang berguguran di atas kepala Abas dan Mely. Keduanya sedang dimabuk cinta, bibir keduanya melukiskan senyum yang tak kunjung sirna. Ah... jatuh cinta berjuta rasanya.
Kamar hotel ansto** Mama Abas sedang menyiapkan beberapa hadiah yang akan dia berikan kepada calon mantunya. Mama Abas terlihat sangat senang sekali ketika Abas menceritakan duduk perkara yang dialaminya.
Bahkan ia langsung mengiyakan ketika Abas memintanya menemui orang tua Mely. Ia merasa lega, akhirnya Putra tunggal kesayangannya akan mengakhiri Masa lajang. Ia bisa menepis semua gosip miring tentang putranya selama ini. Akhirnya ia akan memiliki anggota baru dalam keluarganya.
Pokoknya Mama Abas sangat antusias sekali mengenai hubungan Mely dan Abas. Tidak terasa, malam pun tiba. Mama dengan balutan pakaian yang angun dan elegan siap bertemu dengan calon menantu serta calon besan.
Abas sendiri terlihat sangat tampan, dengan setelah jas dan sepatu kulit pilihannya. Tidak lupa pula, sekertaris Abas yang ikut serta bersama mereka. Fadir kebagian membawa beberapa paper Bag hadiah untuk Mely. Beberapa saat kemudian, Mereka sudah sampai dirumah orang tua Mely.
Mama Abas memperkenalkan dirinya sendiri sebagai Mamanya Abas. Ia langsung memeluk Mely ketika dilihatnya gadis pujaan hati Abas itu sedang membawakan minuman.
Mama dan Papa Mely juga merasa lega, Karena mereka berdua dapat melihat bahwa mama Abas tulus menyayangi putri kesayanganya. Sedangkan Abas curi curi pandang ke Mely. Kini mereka semua sedang duduk berhadapan di ruang tamu. Abas mengutarakan maksud dan tujuaanya datang kemari.
" Om, tante ... Maaf bila semua terkesan mendadak, Abas sekali lagi mohon maaf bila Abas terkesan buru buru dalam mengambil keputusan. Tapi Abas merasa inilah saatnya. Abas merasa sudah yakin dengan pilihan hati Abas. Abas mohon ijin dan restu Om sama Tante. Ijinkan Abas meminang putri Om dan Tante. ijinkan kami menikah Om Tante!"
Abas mengutarakan tujuaanya dengan kalem dan membuat orang tuan Mely tersentuh.
Terselip doa dan ketulusan diantara permintaan abas kepada calon mertuanya itu.
"Kami akan menjaga Mely seperti jantung hati kami, oleh Karena itu mohon... Terimalah pinangan Putra saya."
Mama Abas terlihat membantu meyakinkan kedua Orang tua Mely.
" Saya sudah memutuskan, semua keputusan ada ditangan putri saya!"
Mely yang merasa diberikan lampu hijau oleh Papa, langsung memeluk Papanya. Seharian ini ia memang sedikit marah pada Papanya.
ini karena kejadian tempo hari, tapi sekarang ia sangat berterima kasih pada sang Papa.
Karena akhirnya keputusan ada ditangannya.
Yang artinya, apapun pilihan Mely Papa pasti mendukungnya. Kali ini giliran Mama yang berbicara
" Bagaimana Mel, apa jawabanmu terhadap lamaran nak Abas?"
"Mely terima Ma.. Pa.., Mely terima lamaranya!"
Alhamdulillah... terdengar semua mengucapkan Hamdalah secara bersamaan..
Abas mengucap ribuan syukur di dalam hatinya. Akhirnya Abas mengantongi restu Papa. Abas menjerit di dalam hati.
Diliriknya Mely yang tampak malu malu kucing. Mama Abas pun menyerahkan beberapa barang yang telah ia siapkan sedari tadi. Ini benar benar acara lamaran yang sangat sederhana.
Malah lebih mirip silahturohim biasa antara dua keluarga. Padahal Mama Abas ingin acara yang serba wah... maklum mereka kan dari kalangan elite. Mereka adalah kalangan sosislita kelas atas, tapi Demi permintaan Abas. Mama tidak bisa menuntut aneh aneh.
Melihat putranya Abas memasuki jenjang yang lebih serius saja rasanya sangat membahagiakan hatinya. Mama berusaha menekan sedikit egonya. Demi kebaikan Putra yang disayanginya. Sampailah pada waktu keluarga Abas berpamitan untuk undur diri. Mama Abas berama tamah dan mengucapkan banyak terima kasih karena menerima mereka dengan baik.
Begitu pula sebaiknya, Orang tua Mely berterima kasih atas kehadiran Abas beserta keluarga. Terlihat mereka berpelukan dan berpamitan. Abas terlihat berat hati meninggalkan pujaan hatinya. Ia merasa masih sangat merindukan Mely. Mama yang melihat sikap Mely dari tadi mulai menyindir.
"Kalau masih kangen, ikut aja Mel. Ini masih jam delapan. Masih belum larut malam." Kata Mama Mely.
Tentunya Mama mengucapkan kata kata itu sambil berbisik ditelinga putri nya.
"Emang boleh?, nanti Papa gak ngijinin!" Mely menjawab dengan berbisik pula.
Papa sampai penasaran dibuatnya. Ada apa ini... dua perempuan di depannya sedang asik bisik bisik.
"Yasudah, Mama coba ngomong ke Papa."
Mama menghampiri Papa, ia lalu bebisik di telinga suaminya. Papa menjawab dengan menggangukan kepalanya. Tanda Ia dapat lampu hijau lagi. Mely langsung menghampiri Abas yang baru mau masuk Mobil. Mely membisikkan sesuatu ke Abas, setelah mendengar bisikan dari Mely.
Kini giliran Abas berbisik ke Fadir. Ia pamit sama Mamanya sebentar. Ia menyuruh fadir mengantar Mama ke hotel duluan. Ia beralasan ada urusan dengan Mely. Mama Abas dan Fadir yang bisa membaca situasi. Mereka hanya tersenyum simpul. Dasar anak muda jaman sekarang. pikir Mama Abas, Ia pun menyuruh fadir langsung menyalakan Mobil.
Mely langsung balik kedalam, Ia meminjam kunci mobil Papanya. Ia mau mengajak abas jalan jalan, sekedar menghabiskan rasa rindu yang baru ia rasakan. Mely pun menyerahkan kunci mobil ke Abas. Baru beberapa menit mereka menyusuri jalanan Kota. Abas sudah memarkir mobil tersebut. Dilihatnya sebuah cafe kecil yang cukup nyaman untuk mereka mengobrol sejenak.
Abas buru buru membuka pintu mobilnya, setelah itu, Ia membuka pintu Mely. Mereka berjalan masuk bersama. Kini Abas tak ragu menggengam jari jemari Mely. Mereka masuk ke sebuah cafe dengan saling bergandengan tangan. Bila ada Bela diantara mereka, sudah pasti ia akan nyeletuk dan langsung membully Mely sampai habis habisan.
"Mau nyebrang kak? kok gandengan Melulu,"
Pikir Mely dalam hati.
Ia kangen Bela dan sudah tidak sabar ingin bertemu bela. Ingin menceritakan kisah cintanya yang terlanjur Indah. Ia ingin membagi kebahagian yang Ia miliki dengan sahabat terbaiknya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤗
2022-11-02
0
Umi Hanik
kok aku ikut berbunga-bunga seperti meli 🤭 jadi ingat pas dilamar pak suami, lamarnya juga dadakan 😁
2022-10-18
0
Umi Hanik
🤣🤣🤣🤣
2022-10-18
0