Bela keluar dari dalam kamar mandi. Alangkah terkejutnya hati Bela. Ia mendekati Mely yang terduduk lemas di atas lantai.
"Mel, Mely... ada apa Mel? Mana yang sakit, sebelah mana. Mel kamu kepada. Jawab aku Mel, jangan diem saja ....!" teriak Bela.
Bela begitu panik, melihat kondisi sahabatnya seperti itu. Bela menguncang pundak Mely berkali kali. Ia kemudian berheti setelah Mely memeluknya dengan berderai air mata.
"Ya Tuhan, ada apa Mel, kamu harus cerita sama aku Mel, sebisa dan semampuku. Aku pasti ada buat bantu kamu," ucap Bela.
Bela mencoba menenangkan Mely dengan mengusap punggung sahabatnya itu. Mely masih kacau, ia hanya bisa nangis sesengukan.
Tengah malam, Mely sudah bisa mengendalikan emosinya. Ia jauh lebih tenang dari pada sebelumnya. Mely pun bercerita perihal apa saja yang telah menimpahnya. Sebagai seorang sahabat Bela ikut sedih dan sesak. Kedua gadis itu menangis bersama-sama sampai menjelang pagi.
Di sebuah bandara terlihat dua sosok gadis, Mely dan Bela sudah siap dan rapi. Keduanya memakai kaca mata hitam yang keren nampak fashionable, mereka berdua memakai kaca mata bukan cuma buat gaya gayaan. Mereka pakai kacamata untuk menutupi kedua mata yang bengkak. Mata keduanya sembab, sebabnya karena mereka berdua semalaman menangis sampai pagi.
Merasa sudah puas acara menangisnya dan juga harus tetep professional. Rencana semula harus tetep jalan. Tidak perduli dengan suasana hati yang kacau balau.
Mely dan Bela berangkat terbang menuju ke singapura.
Di negara Singapura, Mely sedang cek-in di salah satu hotel. Tidak jauh dari sana Bela sedang berbicara dengah salah seorang kerabat dari Richard. Keduanya berharap, acaranya akan berjalan tanpa ada kendala. Setelah berjabat tanga, Bela meninggalkan orang tersebut.
Bela berlari kecil mendekati Mely. Karena tidak hati-hati Bela menabrak seseorang.
Brukkkk....
Map yang ada di tangannya berjatuhan. Laki laki itu jongkok, memunggut beberapa berkas yang sudah berceceran di lantai marmer yang mengkilat.
"Sorry....!" ucap Bela.
Kalimat Bela terputus, Bela seperti tidak asing dengan laki laki di depannya saat ini.
"Hati-hati nona kalau jalan!" ucap laki laki itu yang tak lain adalah Fadir. Pantas saja Bela merasa tak asing, karena mereka pernah sekali bertemu walau hanya sesaat. Mely yang melihat dari kejahuan berusaha mendekat.
Ia terkejut ketika melihat orang di hadapan Bela saat ini. Fadir sendiri hanya mengucapkan kata hello ala kadarnya pada Mely. Mungkin Mely belum tahu, pertemuan di negara asing ini bukanlah sebuah pertemuan yang kebetulan. Karena pertemuan ini memang sudah di rencanakan Abas sebelumnya.
"Nona Mely, bisahkan nanti malam kita bertemu di lobby hotel. Pak Abas ingin berbicara dengan Nona!" dengan senyum tulus Fadir miminta Mely menemui atasannya.
Setelah berhasil bertemu Mely dan berhasil dengan misinya, Fadir undur diri. Ia pergi dengan senyum ramahnya. Bela sendiri masih terlihat benggong selepas kejadian tabrakan tersebut. Meski bukan tabrak mobil, tabrakan manusia dengan manusia ini cukup mampu membuat dirinya shock.
Mungkin karena terlalu lama menjoblo. Bela jadi seperti itu, pikir Mely yang tidak habis pikir dengan sahabatnya itu.
"Bel... Bel.. ayoooo Bela swam!" Mely menyeret tangan Bela. Karena dilihatnya Bela lagi falling in love. Bela sedang terkena sindrom love at first sight.
Di dalam kamar hotel, "Mel, nanti malam aku ikut ya!" Bela sengaja mau ikut Mely ketemuan dengan Abas, bukan karena penasaran dengan Abas. Bela hanya penasaran dengan Fadir. Senyuman Fadir tadi membuat Bela penasaran.
"Iya, Aku juga takut ketemu sendirian!"
Mely langsung mengiyakan permintaan sahabatnya. Tiba tiba keduanya teringat akan kejadian yang terekam dalam vidio. hiii ngeri... Bulu kuduk keduanya berdiri.
Di lobby hotel Mely dan Bela keduanya keluar dari sebuah lift. Baru beberapa langkah sudah disambut oleh Fadir. Sudah pasti berbunga bunga hatinya Bela, pikir Mely. Yang sepintas melihat senyum sumringah Bela saat itu. Mereka berdua mengikuti langkah kaki Fadir dari belakang. Beberapa saat kemudian mereka bertiga sampai di sebuah ruangan khusus yang sangat private. Di sebelah kanan dan kiri pintu terdapat seorang Bodyguard. Belum lagi di ujung sebelah sana. Mely sampai ngeri dibuatnya.
Ketika pintu ruangan VIP dibukak, Mely sampai tidak habis pikir. Di ruangan tersaji banyak makanan penuh satu meja. Ruangannya cukup luas. Tapi, kalo tidak salah nenghitung. Mereka cuma berempat, ruangan beserta sajian ini terlalu luas untuk ditempati segelintir orang.
Bagi Mely sangat menghamburkan uang dan tenaga, menyewa tempat sebesar lapangan basket cuma untuk makan empat orang, pikir Mely.
Mely melangkahkan kakinya, sejenak ia terhenti. Matanya bertemu pandang dengan Abas. Abas sendiri sejak tadi terus menatapnya. Padahal, Fadir sudah menyiapkan tempat duduk untuk Mely persis dekat Abas. Namun karena merasa tidak nyaman dan tidak aman. Mely memutuskan duduk dekat Bela. Jauh dari tempat Abas berada. Dari jauh, sekilas terlihat raut wajah Abas. Ia sedang jengkel jengkelnya. Seorang Abas ditolak mentah mentah oleh gadis biasa. Gadis sederhana yang bukan siapa-siapa.
Tahu sendirilah, siapa yang menolak pesona Abas. Hampir semua wanita berlomba mendekati Abas. Tapi tidak dengan Mely, jangankan ikut lomba mendekati Abas. Duduk dekat Abas saja Mely sudah ogah.
Bela sendiri sedang menikmati makanan dengan beberapa kali mengajak Fadir berbicara. Lain halnya Abas dan Mely, keduanya makan malam dengan suasana kedukaan masing-masing. Setelah acara makan malam selesai. Fadir sengaja mengalih kan perhatian Bela. Ia sengaja membuat Bela sibuk denganya. Karena Fadir ingin memberikan kesempatan biacara pada Abas dan Mely.
Abas bangkit dari kursinya, ia berjalan perlahan mendekati Mely. Mely yang merasa Abas sedang melangkah mendekat padanya berusaha untuk kabur. Ia beralasan ingin ke kamar mandi.
Mely melarikan diri ke kamar mandi dengan sangat cepat. Dia tidak sadar, Abas mengikuti dirinya dari belakang. Mely mencuci tangan dan pandangannya menerawang di atas bayang bayang kaca yang memantulkan wajahnya, ia memijit-mijit keningnya yang terasa pusing, tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Mengenai vidio ancaman itu, haruskah ia bercerita pada Abas. Ah...hhhh rasanya ia ingin teriak saja saat ini. Beberapa saat berlalu, Mely keluar dari dalam kamar mandi. Ia langsung terkejut, karena Abas sedang menunggunya.
Abas bersandar pada pada dinding, setelah melihat Mely keluar. Ia lantas berdiri tegap.
Suasana kaku dan canggung jelas tergambar saat ini. Mely berjalan tanpa menoleh pada Abas. Sedangkan Abas sendiri dibuat menahan sedikit amarah. Karena Mely benar benar tidak menoleh padanya. Ia merasa sedang dicuekin oleh Mely, gadis bukan siapa siapa.
Keduanya kembali duduk, namun tiba-tiba Abas bangkit kembali. Abas menarik pergelangan tangan Mely, ia membawa Mely ke balkon. Pemandangan malam di atas gedung itu sangat Indah. Jutaan lampu di bawah sana seperti bintang yang jatuh di atas tanah. Abas pun mulai mengeluarkan suara.
"Saya tahu, mereka sudah mengirim vidio itu padamu!"
Mely diam sejenak, bagaimana Abas bisa tahu. Padahal baru kemarin ia mendapatkan pesan vidio itu.
"Kamu jangan heran, aku memberimu kesempatan. Bertanyalah selagi aku bersifat lunak!"
Kata kata Abas terdengar seperti sebuah ancaman bagi Mely.
"Tidak ada, tidak ada yang ingin saya tanyakan," Mely mencoba pergi, tapi tangannya masih digengam oleh Abas.
"Saya rasa saya sudah tidak punya urusan sama anda!" ucap Mely sedikit marah.
Ia merasa sedikit marah, sakit dan terancam karena Abas mengengam tangannya dengan sangat erat.
"Tapi saya merasa masih punya urusan sama kamu Mel!"
Keduanya pun saling menghujamkan pandangan yang tajam. Entah pikiran apa saja yang memenuhi kepala keduanya. Mely dan Abas beradu tatapan yang sama tajamnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ney Maniez
😲🤔
2022-11-02
0
Ernadina 86
masalahnya kan berdua..yg du teror kan berdua juga..knapa Melly gak pikir untuk kerjasama sih cari solusi bukan menghindar...menghindar hanya akan memperbesar memperumit masalah
2022-07-12
0
Diana Diana Simbolon
tidak semua orang sama menilai ketampanan seseorang. apalagi mely sudah melihat sisi lain dari Abas.. jd biasa aja dong Abas jgn baper..
2022-03-23
0