"Bebas ?" Tomas begitu terkejut mendengar perintah dari atasannya jika Dilara dibebaskan dari hukumannya hari ini.
Tomas kemudian menuju sel tahanan Dilara dimana Dilara baru saja keluar dari selnya. Dilara dan Tomas saling menatap satu sama lain. Dilara tersenyum untuk Tomas, karena selama ini Tomas begitu baik padanya dan memperlakukannya layaknya manusia. Bahkan Tomas sering kali memberikannya makanan yang enak untuknya.
"Terimakasih ! Anda sudah begitu baik pada Saya selama ini !" Kata Dilara dengan tulus. Tomas pria yang begitu tampan dan juga memiliki karir yang bagus, wanita mana yang tidak menyukai pria semacam itu. Belum lagi sifat Tomas yang baik dan tutur kata yang lembut, sungguh dapat membuat kaum hawa langsung jatuh hati padanya.
"Aku harap hidup Mu penuh keberuntungan, Dilara !" kata Tomas pelan.
"Sekali lagi terimakasih Pak Tomas !" kata Dilara mengembangkan senyumannya.
"Jangan panggil Bapak, panggil saja Tomas !" kata Tomas tanpa mengalihkan pandangannya matanya untuk Dilara. Sedangkan dua sipir penjara lainnya yang akan membawa Dilara keluar, hanya bisa menahan senyuman mereka. Mereka bisa menebak jika atasannya itu menyukai Dilara.
"Big bos tahu saja kalau sama wanita cantik !" kata salah satu sipir penjara secara berbisik dengan temannya.
"Cantik-cantik kalau sudah membunuh orang, buat apa !" kata temannya dengan pelan.
Mendengar dua anak buahnya yang sedang berbisik-bisik tentangnya dan Dilara, Tomas langsung bersikap tegas.
"Ekhem ! Kalian kembali saja bekerja, biar Dilara menjadi urusan Ku !"
Dua sipir penjara itu langsung terkesiap, dan menuruti perintah Tomas. Tomas kemudian membawa Dilara menuju pintu keluar, mengantarkannya karena mungkin ini adalah kali terakhir ia bisa melihat Dilara lagi.
"Jaga diri Mu baik-baik!" kata Tomas dengan lembut.
"Terimakasih, To..mas ! Aku jadi tidak enak karena usia Anda jauh lebih tua dibandingkan dengan Ku !" kata Dilara pelan.
"Kalau begitu, Kau boleh memanggilku dengan sebutan yang lain !" jawab Tomas tersenyum.
"Contohnya ?" Dilara pun bingung harus memanggil Tomas seperti apa.
"Aku keturunan orang Jawa, panggil saja Aku Mas Tomas !" kata Tomas rasanya ia ingin sekali bersikap salah tingkah, namun ia harus menjaga wibawanya dan menahan itu semua.
"Oh..iya..Mas Tomas !" jawab Dilara tersenyum manis.
Jantung Tomas seakan ingin melompat dari tempatnya. Senyuman Dilara benar-benar memikat hatinya.
"Hubungi Aku jika Kau butuh sesuatu, dan kabari Aku jika Kau sudah bertemu Paman Mu !" kata Tomas ia memberikan Dilara kartu namanya, Tomas berharap Dilara akan menghubunginya suatu saat nanti.
Dilara kemudian mengambilnya dan menatap kartu nama Tomas, ia kemudian tersenyum lagi pada Tomas.
"Terimakasih Mas, Aku pasti akan mengabari Mu jika sudah bertemu dengan Paman Ku !" kata Dilara pelan.
Tomas pun menganggukkan kepalanya, ia kemudian melepas kepergian Dilara dengan membuka gerbang sel tahanan untuknya. Dilara lalu melangkahkan kakinya keluar dari tempat yang sudah satu bulan ini ia tempati, tempat yang tak ingin Dilara masuki untuk kedua kalinya dalam hidupnya.
Pintu gerbang kemudian tertutup, tinggal lah Dilara seorang diri di depan pintu tersebut. Dilara menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, udara yang sangat berbeda dari dalam sel tahanan, begitu segar dan Dilara dapat tersenyum bahagia.
Namun ternyata hal itu hanya bisa sesaat Dilara rasakan, sebab tiba-tiba sebuah mobil mewah bewarna hitam datang menghampiri Dilara. Orang di dalam mobil itu keluar dan menatap Dilara dengan dingin dan tajam hingga membuat Dilara menjadi takut.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
lili
takut dilara bakal disiksa
2024-03-31
1
Sani Srimulyani
ko aku malah ngerasa keadaan dila ga kan baik2 aja ya......sepertinya emang cuma thomas yg tulus sama dila.
2024-01-18
0