*****ZC*****
"Terimakasih, Om." Ucap gue seraya melambaikan tangan
Om duda hanya mengangguk dan melajukan kembali mobilnya kedalam perkarangan rumahnya. Dan gue langsung berlari meninggalkan jalanan itu. Masuk ke rumah gue dengan rasa senang dan kesal.
Gue senang, karena bisa berduaan sama om duda. Dan di satu sisi gue kesal banget di cuekin terus sama dia. Dan kali ini, gue harus mempersiapkan diri gue buat di omelin sama emak dan ayah gue. Apa lagi ada Abang gue di rumah. Yasudah, gue hanya menunggu itu sekian detik lagi.
"Ziv!" Panggil emak gue
Gue menoleh dan mendekati emak gue. "Ya, Mak." Sahut gue
"Kapan munculnya, elo? Kenapa kagak kedengaran suara motor?" Tanya emak gue
"Oh, itu ... Anu, Mak."
"Apaan?" Emak gue memerhatikan gue dengan serius. "Lo, kenapa dah?" Tanyanya lagi
"Tadi, kecelakaan dikit." Ucap gue dengan suara pelan
"Apa?" Emak gue teriak histeris. "Lo, kecelakaan?" Ucapnya seraya memutar-mutar tubuh gue yang kecil ini. "Kagak Ade yang luka. Elo, kagak ngapa kan?" Tanyanya lagi
"Kagak, Mak. Cuman motor ayah di bengkel." Jelas gue
Emak gue terlihat panik, memerhatikan siku gue yang terluka dikit ini. Gue pun dengan berat hati menceritakan semua kejadian itu. Alias tabrakan cinta, Hem bisa jadi begitu.
Malamnya, kami semua berkumpul di ruang keluarga yang tidak terlalu besar ini. Nonton tv bersama keluarga, seraya menceritakan banyak hal yang terkadang justru tidak ada faedahnya sama sekali.
"Besok, Arya mau balik. Banyak kerjaan and sulit di jelaskan." Ucapnya dengan gaya yang sok keren. Walau pun Abang gue ini termasuk tipe yang keren lah, bagi kaum cewek
"Sebelum pergi, alangkah baiknya. Seorang Abang meninggalkan bekal untuk adiknya yang tinggal ini." Jelas gue panjang lebar walau pun tidak terlalu panjang apa lagi lebar
"Bilang aja, elo, minta duit. Susah amat dah hidup, lo, ngomong gitu aja." Sahutnya tanpa perduli perasaan gue kek gimana
"Jadi, Abang, itu harus peka. Nah, ini sudah bagus sangat lah. Good." Ucap gue seraya mengacungkan jari jempol buat dia
Abang gue merogoh saku celananya, mengambil dompet dan mengeluarkan isi dompetnya itu. Gue dan emak cuman bisa bengong merhatiin dia seorang.
"Nih, buat adik gue yang mini." Ucapnya dan memberikan uang lima ratus ribu ke gue
"Wah, gini kan enak gue. Mau jajan apa juga bisa kebeli." Ucap gue megambil uang itu. "Walau pun sedikit sakit hati gue di katain mini." Sambil gue dengan bibir yang selayaknya seperti seekor bebek saat ini
Abang gue narik bibir gue dengan gemas. Gak tau dia kalau itu sakit. Sialan ni Abang satu!
"Sakit, woy!" Teriak gue
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam." Sahut kami barengan
Dan saat kami ribut, tiba-tiba ada orang ngucapin salam. Udh lama banget dah ini rumah gak kedatangan tamu. Siapakah gerangan?
"Ziv, bukain pintu. Mesti banget harus di suruh baru ngerti, Lo." Ucap Abang gue asal ceplos
"Iya." Gue pun berlari buat bukain itu pintunya
Ngapain juga dah ini orang datang malam-malam, di saat orang lagi asik sendiri. Gue buka itu pintu, dan gue terdiam melihat siapa yang datang.
"Bisa ketemu sama ayah, kamu?" Ucapnya dengan nada suara seperti biasa
"Oh, ayah. Ada, di dalam." Sahut gue sambil nyengir kuda. "Ayo masuk, om." Ucap gue yang membuka pintu semakin lebar
Gue lari mendahului om duda itu. Dan ya! Ternyata om duda yang datang malam-malam ke rumah kami. Entahlah apa maunya om duda ini. Dan gue yakin banget, itu sama sekali gak ada hubungannya ke gue. Apa lagi soal merindukan gue, menghayal aja gue sulit untuk itu.
"Ayah, ada om duda tuh." Ucap gue yang kembali duduk di depan tv bersama Abang dan emak gue
"Mau ngapain ya." Ucap ayah gue yang langsung bangkit dari duduknya buat nemuin itu om duda
"Siapa duda?" Tanya Abang gue
"Tetangga baru, yang nempatin rumah baru di depan." Jawab emak gue
"Bang, orangnya ganteng banget deh." Ucap gue yang seenaknya tidur di pangkuan Abang gue. Bersyukur juga gue kecil, masih bisa di manja gini. Wuahahah
"Ganteng? Emang tahu apa, elo, soal ganteng." Sahutnya yang tidak perduli sama sekali dengan wajah berbinar gue ini
"Serius, bang. Abang, mah kalah sama dia." Ucap gue lagi
"Ziziv." Ketus emak gue yang udah sinis aja natapi gue kali ini. "Pikir usia, jangan mikirin orang tua terus. Malu, Ziv, kalau orangnya tahu." Sambung emak gue lagi
"Ih, emak mah gitu." Sahut gue dengan memalingkan wajah
"Masih kecil juga, Lo. Sok faham dan ngerti sama orang ganteng." Kali ini Abang gue ikut-ikutan juga
"Ya kali gue kagak tahu, gue juga punya mata kali." Sahut gue dengan kesal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Kiwi Edna
Seru....👍😁
2023-12-26
1