PHSK 5

Citara melangkahkan kakinya keluar bersama Varen. Dalam hati Varen memuji sedikit penampilan Citara yang terlihat cantik, ingat! Hanya sedikit!

Kepala Citara tertunduk sepanjang ia mengikuti suaminya, ada banyak pria berpakaian serba hitam yang mereka lewati.

Hingga tibalah ia dan Varen di ruang keluarga.

"Ini anak-anakku," ucap Varen dengan wajahnya yang datar.

Citara mengangkat kepalanya dengan perlahan, matanya mengerjap beberapa kali.

Ternyata pria ini memiliki dua orang anak. Satu seorang putri dan satunya lagi seorang putra.

"Siapa wanita ini, Dad?" tanya anak perempuan Varen yang pura-pura tidak tahu.

"Dia Mama baru kalian," jawab Varen dengan melirik sedikit ke Citara.

"OMG! Dad, dia ini tukang bersih-bersih di sekolah Farah. Dan kenapa sih Mama baru kita kelihatan masih muda!" ucap gadis berusia 17 tahun itu dengan sengit.

Sementara anak laki-laki Varen hanya diam menyaksikan ketidaksukaan kakaknya terhadap mama baru mereka.

Citara memainkan jari telunjuknya untuk melampiaskan rasa gugup yang menerpa dirinya. Wanita berusia 20 tahun itu sudah menduga akan mendapat penolakan seperti ini, jika mengingat awal kedatangannya ke tempat ini.

Dengan ragu Citara menoleh ke arah Varen, namun pria yang ditatap itu tampak tidak perduli dan membiarkan Citara dalam kegugupannya.

Tiba-tiba putra Varen berdiri dan mendekat ke arah Citara, anak laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan seperti yang ia lihat dari daddy-nya ketika bertemu dengan orang-orang penting.

"Hai, saya Enzi Ramanda. Kelas lima SD." Tangan anak itu terulur ke arah Citara.

Citara tersenyum manis dan membalas uluran tangan anak sambungnya. "Hai juga Enzi, saya Citara."

"Berapa umurmu?!" sambar Farah dengan tidak sopan.

"Farah! Jaga sikapmu!" tegur Varen.

Gadis cantik berusia 17 tahun itu bersedekap dada dengan memutar bola matanya malas.

"D-dua puluh tahun," jawab Citara tergagap.

"WHAT! 20 tahun?" pekik Farah.

Farah berjalan ke hadapan daddy-nya, gadis cantik berkulit putih itu memasang wajah protes ke pada sang daddy.

"Daddy, umur kami hanya selisih 3 tahun, Dad." Farah membuang napasnya dengan kasar.

Citara menunduk takut ketika Farah beralih ke arahnya.

"Aku tidak mau memanggilmu Mama!" ketus Farah seraya menuding wajah Citara dengan jari telunjuknya.

Anak perempuan Varen menghentak-hentakkan kakinya dan pergi menjauh dari mereka.

"T-tuan—"

"Sayang maafkan putriku," ucap Varen memotong ucapan istrinya.

Citara keheranan dengan Varen yang berusaha berlaku manis. Namun, terlihat begitu kaku dan sangat tidak natural.

"Emm h-hai mama, apa aku boleh memanggil mama?" tanya Enzi.

Kepala Citara mengangguk dengan seulas senyum yang membuat lesung pipinya terlihat sangat manis.

"Tentu saja boleh," jawab Citara.

Tangan Varen menarik pinggang sang istri merapat ke sampingnya, pria itu menundukkan kepala agar bisa berbisik di telinga Citara.

"Kau hanya boleh memanggilku Tuan ketika tidak ada anakku, kau paham?" bisik Varen dengan suaranya yang berat.

Citara merasa merinding ketika hembusan napas hangat dari mulut Varen menerpa leher dan telinganya.

Enzi menatap interaksi antara daddy dengan mama barunya dengan dahi mengernyit.

"Daddy, apakah Enzi boleh belajar dengan mama kalau ada PR?" tanya Enzi dengan wajahnya yang datar, persis seperti daddy-nya. Tapi, versi muda.

"Tentu," sahut Varen.

Mata Citara mengerjap beberapa kali, ia tak salah dengar. Cobaan apa lagi ini? Batin Citara.

Ia takut tidak bisa membantu Enzi dengan baik, dirinya hanya seorang tukang bersih-bersih di sekolah elit.

"Eum, t-tapi M-Mama tidak terlalu pandai." Citara sedikit gugup kala mulutnya bergerak menyebut dirinya sendiri dengan kata 'mama'.

"Enzi bosan belajar dengan teacher Maurin, dia terlalu sok pintar tapi banyak salahnya," keluh anak berusia 10 tahun itu.

"Apa Daddy perlu mengganti guru les-mu, Boy?" tanya Varen masih dengan posisi yang sama. Yaitu, tangan melingkar di pinggang ramping Citara.

Kepala Enzi menggeleng sebagai jawaban, putra Varen dengan wajah datarnya memegang tangan Citara.

"Enzi ingin mencoba belajar bersama mama." Kepala Enzi mendongak untuk bisa melihat wajah daddy-nya.

"Em kapan saja Enzi mengerjakan PR?" tanya Citara dengan suara yang lembut.

Tanpa wanita itu sadari, tangannya yang menganggur terangkat untuk mengusap kepala putra sambungnya.

"Setiap sore hari, di ruang kerja Enzi," jawabnya tanpa risih akan perlakuan yang diberikan oleh Citara.

Varen merasa heran, baru kali ini putranya mau disentuh orang lain. Biasanya anak itu akan menolak dan memasang wajah super dinginnya.

***

Mereka kembali pada aktivitas masing-masing, begitupun dengan Citara yang terkurung di dalam kamarnya.

Wanita itu hanya bisa mondar-mandir, tiba-tiba matanya menangkap sebuah tempat yang belum di singgahinya. Yaitu, balkon.

Tangan Citara menyibak gorden abu-abu yang menutupi pintu balkon.

Begitu gorden itu terbuka, mata Citara langsung disuguhkan dengan pemandangan yang indah.

Pintu balkonnya tepat mengarah ke arah rindang pepohonan serta taman di mansion Varen.

"Dia pasti pria yang sangat kaya," gumam Citara.

Cukup lama wanita berlesung pipi itu menghabiskan waktu untuk menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya dengan lembut.

"Huhhh ... sepertinya Farah tidak menyukai ku. Ah ya sudahlah, aku mau mandi saja." Citara kembali masuk ke dalam kamarnya.

Wanita itu melangkah masuk ke dalam kamar mandi, ia mulai melucuti seluruh pakaian yang menempel di tubuhnya.

Citara mulai menggosok seluruh tubuhnya, lalu menuangkan sedikit shampo ke atas surai hitamnya yang panjang.

Ia benar-benar membersihkan tubuhnya dengan detail karena tadi ia mandi super kilat sebab waktu singkat yang diberikan oleh Varen, yaitu Monster Salju berwajah tampan diusianya yang tak lagi muda.

Sepanjang ia membersihkan diri, Citara terus memikirkan bagaimana caranya agar bisa keluar dari tempat mewah ini.

Citara mengguyur tubuhnya di bawah kecuran air shower, saat ia memejamkan mata bayangan wajah Varen tergambar begitu jelas, sontak ia kembali membuka mata lalu menutup matanya kembali. Namun, hasilnya tetap sama karena bayangan wajah Varen semakin tergambar jelas.

Tangan Citara mematikan shower yang menyala, ia menyudahi acara membersihkan dirinya. Citara memasang handuk kimono ke tubuhnya yang langsing.

Kaki wanita itu melangkah keluar dari kamar mandi, tubuh Citara membeku ketika mendapati Varen yang tengah duduk di single sofa sambil menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"T-tuan." Kepala Citara tertunduk.

Ia merasa takut saat Varen berdiri dari single sofa yang didudukinya tadi. Spontan Citara melangkah mundur saat Varen berada di hadapannya.

"Kenapa hmm?" Suara berat Varen menghentikan pergerakkan Citara.

Wanita berkulit kuning langsat serta berlesung pipi itu memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya agar bisa bersitatap dengan sang suami.

"Duduk di sana!" Telunjuk Varen mengarah pada ranjang tempat Citara tidur.

Citara yang takut langsung menurut saja tanpa melayangkan protes.

Saat mereka sudah berada di atas ranjang. Citara duduk di bibir ranjang, sementara Varen berdiri di hadapan Citara.

"Kau hanya boleh memanggilku 'Tuan' disaat hanya ada kau dan aku. Apa kau mengerti?!" tanya Varen menekan kata tuan dalam kalimatnya.

Kepala Citara mengangguk dengan cepat, dirinya takut kembali dihukum dan berakhir dengan kesakitan.

Bersambung ....

Yaelah Varen jangan galak-galak, udah gak muda juga, apa gak takut jantungan😴

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

sadis, sakit otak yg menjurus piskhopat. najis amat. 🙈

2025-03-16

1

Dede Suryani

Dede Suryani

Iya ya kn kna cmbuk gk perih

2024-08-16

1

Silvi Vicka Carolina

Silvi Vicka Carolina

gak sakit apa kena cambuk tadi

2024-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 PHSK 1
2 PHSK 2
3 PHSK 3
4 PHSK 4
5 PHSK 5
6 PHSK 6
7 PHSK 7
8 PHSK 8
9 PHSK 9
10 PHSK 10
11 PHSK 11
12 PHSK 12
13 PHSK 13
14 PHSK 14
15 PHSK 15
16 PHSK 16
17 PHSK 17
18 PHSK 18
19 PHSK 19
20 PHSK 20
21 PHSK 21
22 PHSK 22
23 PHSK 23
24 PHSK 24
25 PHSK 25
26 PHSK 26
27 PHSK 27
28 PHSK 28
29 PHSK 29
30 PHSK 30
31 PHSK 31
32 PHSK 32
33 PHSK 33
34 PHSK 34
35 PHSK 35
36 PHSK 36
37 PHSK 37
38 PHSK 38
39 PHSK 39
40 PHSK 40
41 PHSK 41
42 PHSK 42
43 PHSK 43
44 PHSK 44
45 PHSK 45
46 PHSK 46
47 PHSK 47
48 PHSK 48
49 PHSK 49
50 PHSK 50
51 PHSK 51
52 PHSK 52
53 PHSK 53
54 Istri Penebus Hutang Milik Duda Kejam (Author by :Roro Halus)
55 PHSK 54
56 PHSK 55
57 PHSK 56
58 PHSK 57
59 PHSK 58
60 PHSK 59
61 PHSK 60
62 PHSK 61
63 PHSK 62
64 PHSK 63
65 PHSK 64
66 PHSK 65
67 PHSK 66
68 PHSK 67
69 PHSK 68
70 PHSK 69
71 PHSK 70
72 PHSK 71
73 PHSK 72
74 PHSK 73
75 PHSK 74
76 PHSK 75
77 PHSK 76
78 PHSK 77
79 PHSK 78 (Kepergian)
80 PHSK 79 (Tamat!)
81 PHSK 80 (Kunci)
82 PHSK VISUAL
83 PHSK 81 (Berlumur Darah)
84 PHSK 82 (Harapan Semu?)
85 PHSK 83 (Siksaan)
86 PHSK 84
87 PHSK 85 (Membawamu Kembali)
88 PHSK 86 (Kematian di Depan Mata?)
89 PHSK 87 (Menyerang)
90 PHSK 88 (Bajingann!!!)
91 PHSK 89 (Pembunuh)
92 PHSK 90 (Bersedia?)
93 PHSK 91 (Hubby)
94 PHSK 92 (Ingin Membuat Bayi!)
95 PHSK 93 (Melepasmu)
96 PHSK 94 (Perubahan Sikap Monster Salju)
97 Menikah Dengan Hot Daddy (Author: Kacan)
98 PHSK 95 (Ada Apa?)
99 PHSK 96 (Beruang Kutub)
100 PHSK 97 (Apa yang Hubby Sembunyikan?)
101 PHSK 98 (Kedatangan)
102 PHSK 99 (Ahrggg!)
103 PHSK 100 (Benarkah Dia Suamiku?)
104 PHSK 101 (Let's Make Baby Monster)
105 PHSK 102 (Kebahagiaan Citara)
106 PHSK 103 (You Make Me Crazy)
107 PHSK 104 (Kecanduan)
108 PHSK 105 (Mandi)
109 PHSK 106 (Kekhawatiran yang Berlebihan)
110 PHSK 107 (Peringatan Varen)
111 PHSK 108 (Dia Tetaplah Seorang Monster)
112 PHSK 109 (Berada Dalam Pangkuan Suami)
113 PHSK 110 (TAMAT)
114 Bab Bonus (Iblis Kecil)
115 Bab Bonus (Kebahagiaan)
116 Bab Bonus (Akhir Bahagia)
Episodes

Updated 116 Episodes

1
PHSK 1
2
PHSK 2
3
PHSK 3
4
PHSK 4
5
PHSK 5
6
PHSK 6
7
PHSK 7
8
PHSK 8
9
PHSK 9
10
PHSK 10
11
PHSK 11
12
PHSK 12
13
PHSK 13
14
PHSK 14
15
PHSK 15
16
PHSK 16
17
PHSK 17
18
PHSK 18
19
PHSK 19
20
PHSK 20
21
PHSK 21
22
PHSK 22
23
PHSK 23
24
PHSK 24
25
PHSK 25
26
PHSK 26
27
PHSK 27
28
PHSK 28
29
PHSK 29
30
PHSK 30
31
PHSK 31
32
PHSK 32
33
PHSK 33
34
PHSK 34
35
PHSK 35
36
PHSK 36
37
PHSK 37
38
PHSK 38
39
PHSK 39
40
PHSK 40
41
PHSK 41
42
PHSK 42
43
PHSK 43
44
PHSK 44
45
PHSK 45
46
PHSK 46
47
PHSK 47
48
PHSK 48
49
PHSK 49
50
PHSK 50
51
PHSK 51
52
PHSK 52
53
PHSK 53
54
Istri Penebus Hutang Milik Duda Kejam (Author by :Roro Halus)
55
PHSK 54
56
PHSK 55
57
PHSK 56
58
PHSK 57
59
PHSK 58
60
PHSK 59
61
PHSK 60
62
PHSK 61
63
PHSK 62
64
PHSK 63
65
PHSK 64
66
PHSK 65
67
PHSK 66
68
PHSK 67
69
PHSK 68
70
PHSK 69
71
PHSK 70
72
PHSK 71
73
PHSK 72
74
PHSK 73
75
PHSK 74
76
PHSK 75
77
PHSK 76
78
PHSK 77
79
PHSK 78 (Kepergian)
80
PHSK 79 (Tamat!)
81
PHSK 80 (Kunci)
82
PHSK VISUAL
83
PHSK 81 (Berlumur Darah)
84
PHSK 82 (Harapan Semu?)
85
PHSK 83 (Siksaan)
86
PHSK 84
87
PHSK 85 (Membawamu Kembali)
88
PHSK 86 (Kematian di Depan Mata?)
89
PHSK 87 (Menyerang)
90
PHSK 88 (Bajingann!!!)
91
PHSK 89 (Pembunuh)
92
PHSK 90 (Bersedia?)
93
PHSK 91 (Hubby)
94
PHSK 92 (Ingin Membuat Bayi!)
95
PHSK 93 (Melepasmu)
96
PHSK 94 (Perubahan Sikap Monster Salju)
97
Menikah Dengan Hot Daddy (Author: Kacan)
98
PHSK 95 (Ada Apa?)
99
PHSK 96 (Beruang Kutub)
100
PHSK 97 (Apa yang Hubby Sembunyikan?)
101
PHSK 98 (Kedatangan)
102
PHSK 99 (Ahrggg!)
103
PHSK 100 (Benarkah Dia Suamiku?)
104
PHSK 101 (Let's Make Baby Monster)
105
PHSK 102 (Kebahagiaan Citara)
106
PHSK 103 (You Make Me Crazy)
107
PHSK 104 (Kecanduan)
108
PHSK 105 (Mandi)
109
PHSK 106 (Kekhawatiran yang Berlebihan)
110
PHSK 107 (Peringatan Varen)
111
PHSK 108 (Dia Tetaplah Seorang Monster)
112
PHSK 109 (Berada Dalam Pangkuan Suami)
113
PHSK 110 (TAMAT)
114
Bab Bonus (Iblis Kecil)
115
Bab Bonus (Kebahagiaan)
116
Bab Bonus (Akhir Bahagia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!