Naura menghapus air matanya yang menetes di kedua pipinya, tidak bisa dipungkiri ia masih menyimpan rasa pada lelaki yang baru saja ia temui. Begitu juga sebaliknya, lelaki itu juga sangat mencintai Naura. Keduanya terpisah karena tidak mendapat restu dari orang tua Naura, yang justru menikahkannya dengan Agam.
"Mas, menangis darah pun tidak akan membuat kita bersatu. Mulai sekarang aku akan berusaha melupakan kenangan kita, cinta kita, dan semua tentang kita," ucap Naura dalam hati.
Sungguh membuat gadis itu tersiksa, mencintai tapi tidak akan pernah bisa memiliki. Naura berusaha ikhlas menjalani semua, walaupun dalam hatinya sangat rapuh.
Dering ponsel pesan dari Agam membuatnya tersadar, ia langsung mencari angkutan umum untuk segera pulang ke rumah.
***
Louisiana berdandan dengan make-up setebal mungkin, gadis itu hendak menghadiri pesta ulang tahun teman kampusnya. Dress Code yang digunakan begitu unik, dengan rok pendek warna merah atas lutut dan kemeja warna putih.
Agam menggelengkan kepalanya melihat istri mudanya berdandan bak anak TK, ia langsung menegurnya. Sudah pusing memikirkan Naura yang belum pulang, Kania yang sedang cemburu ditambah Louisiana yang banyak ulah.
"Sayang, kamu mau kemana? Ini sudah hampir malam," tegur Agam berjalan menuju ke arah Louisiana.
"Gue ada acara, Mas," jawabnya sambil merapikan rambutnya yang dicat dengan warna pink.
"Lou ... ! Ganti bajumu sebelum kesabaran Mas habis!" bentak Agam menatap tajam Louisiana.
Ditegur bukannya membuat Louisiana takut, gadis itu justru menatap balik Agam. Gadis itu langsung pergi begitu saja, membuat Agam memijat kepalanya yang pusing.
"Naura, baru pulang lo? Tuh, urus suami lo. Gue pergi dulu, taksi gue dah datang," pamit Louisiana ketika bertemu dengan Naura di depan pintu.
Naura mengerutkan dahinya, dia tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Louisiana. Ia lalu masuk ke dalam rumah, dan menutup pintunya.
"Naura, syukurlah kamu sudah pulang. Kemari lah temani aku sebentar," pinta Agam merasakan pening kepalanya.
"Mas, sakit? Atau terjadi sesuatu?" tanya Naura lalu duduk di sofa.
Tanpa disuruh Naura membuatkan kopi untuk Agam, dia juga membuat teh untuk dirinya sendiri. Kebetulan Agam mengajaknya bicara di balkon, lantai dua rumah itu.
Agam menceritakan tentang Louisiana yang pergi ke pesta dengan pakaian kurang bahan, membuat Agam khawatir dengan pergaulan istri mudanya itu.
"Tadi kita bertemu di depan pintu, Mas. Seharusnya Mas bisa bersikap tegas dengan Louisiana, agar dia bersikap seenaknya," saran Naura. Agam tidak mau terlalu keras dalam membatasi istri-istrinya, ia justru berharap semua bisa memahami.
"Terimakasih, Sayang. Pemikiran kamu sangat dewasa," ungkap Agam tersenyum sambil mengelus puncak kepala Naura.
"Mas, aku ingin bercerita tentang masa lalu. Aku harap Mas, tidak marah," terang Naura. Jantungnya berdetak kencang, takut Agam marah dan tidak bisa menerima semuanya.
Agam justru bahagia kalau istrinya bisa terbuka dengannya, apalagi masalah pribadi. Dia juga sudah siap mendengar cerita Naura.
"Minum dulu, Mas. Biar gak tegang gitu," kata Naura.
"Kamu bisa saja! Aku minum ya," ucap Agam lalu meminum kopi buatan istrinya itu. Ia memuji kalau kopi buatan Naura sangat enak, bikin ketagihan. Naura tertawa mendengar ucapan Agam, biasanya dia kalau membuat kopi rasanya sedikit pahit bukan manis.
"Sayang, sudah tertawanya! Cepat cerita keburu pagi," kata Agam menatap Naura yang masih tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
tdk ada konplik ya Thor
2024-02-10
2
Andariya 💖
wah, ternyata yg lebih dewasa ini adalah naura
2023-12-26
2