Randy sudah pergi dari cafe itu, setelah Louisiana memberikan isyarat agar pergi. Agam juga harus kembali bekerja, ia meminta agar Louisiana menyusul kedua istrinya yang saat ini sedang berbelanja.
"Louisiana, aku harap kamu tidak melakukan kesalahan apapun. Cepat temui Kania dan Naura, mungkin mereka menunggumu," ujar Agam mengelus puncak kepala istrinya.
"Hum ... gue balik dulu, Mas," pamitnya dengan wajah kesal.
Agam tersenyum menatap istrinya yang cemberut, ia kemudian mengejar laki-laki yang dicurigai sebagai pacar Louisiana tadi.
"Tunggu!" teriak Agam mengikuti Randy sampai di tempat parkir.
"Saya," sahut Randy menghentikan langkahnya dan menatap Agam.
"Sudah berapa lama kamu berhubungan dengan istri saya?" tanya Agam sembari berkacak pinggang.
"Maksudnya Louisiana? Asal lo tau, kita pacaran sejak masih SMA. Walaupun dia menikah sama lo, rasa cintanya ke gue," terang Randy tersenyum licik.
"Bedebah!" umpat Agam.
Bug ... bug ... bug ...
Terjadilah baku hantam, keduanya saling pukul memukul hingga terluka. Untung saja ada seorang satpam yang tidak sengaja melihat kejadian itu, dan langsung membawa mereka ke kantor keamanan mall.
Tentu saja mereka tidak dibawa ke pihak berwajib, karena pihak mall tau siapa Agam. Pengusaha terbesar di kota ini, dan memiliki beberapa cabang kantor di berbagai kota.
"Lain kali jangan asal pukul! Bokap gue gak akan tinggal diam soal ini, seharusnya lo sadar dengan pernikahan paksa. Terima resikonya!" tegas Randy sambil mengusap darah di sudut bibirnya karena pukulan Agam.
Agam terdiam meratapi kesalahannya, memang pernikahan paksa tidak seharusnya terjadi. Dia juga merasa begitu egois, tidak memikirkan perasaan Louisiana yang terbilang masih muda dan labil.
"Pak, lebih baik obati lukanya dulu," ujar satpam tadi, tidak tega melihat wajah Agam yang lebam.
"Tidak perlu," tolak Agam kemudian meninggalkan mall itu.
Sampai di kantor, ia meminta tolong Sintia untuk mengompres lukanya. Dia tidak tahan menahan rasa perih, dan nyeri akibat pukulan dari Randy yang begitu keras.
"Saya takut, bos Agam," tolak Sintia.
"Ya sudah! Aku potong gaji kamu!" seru Agam.
"Tidak, bos! Sebentar saya ambil airnya dulu," ujar Sintia.
Dengan pelan-pelan Sintia mengompres wajah lebam Agam, lama-lama ia sedikit menekan agar nyerinya reda.
"Aww ... sakit Sintia, pelan-pelan dong!" teriak Agam.
"Maaf bos, terlalu kencang tadi," kata Sintia.
"Ehemmmm," Kevin berdehem. Tiba-tiba ia masuk ke ruang Agam dengan membawa setumpuk berkas lalu keluar lagi tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Sintia, sepertinya aku harus pulang dan istirahat. Tolong kamu selesaikan pekerjaan hari ini, minta bantuan Kevin kalau kesulitan," terang Agam.
Sampai di rumah Agam tidak mendapati keberadaan para istrinya, justru ketiga ibu mertuanya datang dengan membawa oleh-oleh.
"Agam, kamu sudah pulang kerja? Kita bertiga baru datang lho," ujar Bu Ema orang tua dari Kania.
"Agam, aku bawakan buah mangga ini," kata Bu Ani orang tua Naura.
"Mamah bawa kue, Gam," ucap Bu Susi orang tua Louisiana paling kaya diantara ketiganya.
"Ibu dan Mamah mertua, terimakasih atas oleh-olehnya. Mari kita masuk ke dalam dulu, kebetulan mereka sedang belanja," jelas Agam tersenyum sopan.
.Mereka bertiga sepakat tidak mau masuk ke dalam rumah, mereka hanya duduk di teras. Minuman dan camilan mereka juga membawa sendiri, agar tidak merepotkan anak-anaknya.
"Agam, kedatangan kita semua hanya mau minta cucu. Apa kamu siap?" tanya Bu Susi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
punya istri 3 tapi belum ada yg bisa ngasih cucu.
semangat Agam
2024-02-10
2