Agam lalu menasehati kedua istrinya, agar tidak terjadi permusuhan nantinya. Dia sangat membenci pertengkaran dan permusuhan, apalagi keduanya sama-sama orang yang dekat dengannya.
"Mas, gue ke kamar dulu," pamit Louisiana menatap Kania kesal.
"Sayang, kita mau makan malam bersama lho," ujar Agam.
"Gue udah gak mood, Mas! Tolong jangan paksa," tegas Louisiana berlalu pergi meninggalkan ruang keluarga.
Agam menghembuskan nafas beratnya, baru beberapa jam mereka satu rumah sudah ada masalah sepele. Agam lalu mengajak Kania dan Naura makan malam.
Posisi Agam saat ini duduk di depan kedua istrinya, ia tidak mau kejadian seperti tadi terulang lagi.
"Ini nasi buat, Mas," kata kedua istrinya, secara bersamaan menyodorkan piring berisi nasi ke arah Agam.
Agam menatap keduanya secara bergantian, karena tidak mau menyakiti keduanya ia tidak mengambil nasi dari keduanya. Ia mengambil piring, dan mengambil nasi sendiri. "Mas ambil sendiri saja, kalau makan," ucapnya tersenyum.
Agam dibuat bingung lagi, dengan lauk pauk dan sayur yang ada di meja. Tertulis nama-nama pembuatannya, agar adil Agam mencicipi semuanya.
"Gimana rasanya masakan kita, Mas?" tanya Kania.
"Semuanya enak kok, Sayang. Ayo kita makan," jawab Agam.
Selesai makan Agam mengetuk pintu kamar Louisiana, ia hendak menyuruh gadis itu makan. Karena pintu kamarnya tidak terkunci, Agam masuk ke dalam. Ternyata Louisiana sudah tertidur, dengan posisi tengkurap memegang bolpoin. Laptopnya pun masih terbuka, sepertinya gadis itu berusaha mengerjakan tugasnya.
Agam membereskan laptop, buku, dan peralatan menulis lainnya. Ia lalu membenarkan posisi tidur Louisiana, tak lupa menutupi tubuh gadis itu dengan selimut. Setelah itu ia mematikan lampu kamar Louisiana, dan pergi meninggalkan kamar itu.
Tak sengaja Agam bertatap mata dengan Naura, istri Agam yang satu ini terlihat canggung.
"Mas, belum tidur?" tanya Naura, memecahkan suasana tidak nyaman.
"Iya, Sayang. Kenapa kamu juga belum tidur?" balas Agam.
"Belum ngantuk, Mas. Saya ke balkon dulu," ujar Naura meninggalkan Agam yang masih mematung di tempat.
Naura menatap langit yang penuh bintang yang berkelip indah, ia duduk di kursi yang sudah tersedia. Ia teringat saat pertama kali bertemu dengan Agam, tidak menyangka laki-laki itu menjadi suaminya.
Gadis itu sebenarnya malu menjadi istri Agam, karena status sosial yang berbeda jauh. Naura gadis dari kampung, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di tempat nenek Agam.
"Sayang, apa yang kamu lamun kan?" tanya Agam tiba-tiba berdiri di dekat pintu.
"Mas!" kaget Naura.
Agam langsung memeluk Naura, tanpa banyak berbicara. Namun, gadis itu masih canggung tidak membalas pelukan Agam.
"Lepaskan, Mas! Tidak enak sama yang lain, bagaimanapun mereka juga punya perasaan," jelas Naura.
"Sayang, kita ini suami istri lho! Tidak boleh menolak suami, lagipula mereka juga tidak melihat kan," kata Agam tersenyum.
Mendapatkan perlakuan begitu istimewa dari suaminya, membuat Naura takut. Dia lebih memikirkan perasaan kedua istri Agam lainnya.
Di sisi lain saat ini Kania tidak bisa memejamkan mata, ia hanya berguling-guling di tempat tidur. "Apa aku tidur di kamar Naura saja ya, biar gak sendiri. Punya suami seperti tidak punya suami, malang sekali nasib ku," gerutunya.
Kemudian ia terbangun, lalu membawa bantal dan selimut hendak menuju kamar Naura.
"Naura!" panggil Kania saat berada di depan kamar Naura.
Karena tidak ada sahutan, ia berjalan ke arah balkon. Ia seperti mendengar suara orang sedang berbicara.
Beruntung saja Agam sudah pergi, saat Kania menuju ke balkon. Kalau tidak pasti akan terjadi kecemburuan lagi, berhubung Kania begitu mencintai Agam.
"Naura, kamu ngapain di sini?" tanya Kania.
"Mbak, aku lihat bintang aja kok," jawab Naura.
"Owhh ... " sahut Kania. Kemudian ia meminta izin untuk tidur bersama Naura, karena tidak bisa tidur sendiri. Naura pun mengizinkan apa kemauan Kania, karena tidak enak jika menolak.
Agam tersenyum mengingat pertengkaran ketiga istrinya, sebenarnya ia tidak ingin semua terjadi. Kania yang cemburuan, Louisiana yang tidak punya sopan santun dan Naura yang berhati lembut.
Pagi hari sebelum berangkat ke kantor, ia mengumpulkan ketiga istrinya di ruang tamu. Ia membagi jadwal untuk mereka bertiga, jadwal kebersamaan.
Untuk hari senin dan selasa, ia akan bersama Kania. Rabu dan kamis bersama Naura, sedangkan Louisiana hari jumat dan sabtu.
"Gue gak setuju!" protes Louisiana.
"Alasannya apa, Sayang?" tanya Agam.
"Mas, Louisiana masih muda. Hari sabtu malam minggu, jadwal Louisiana sama Ardi," jelas Louisiana.
"Apa! kamu masih berhubungan dengan laki-laki itu," kaget Agam.
Tanpa rasa bersalah Louisiana menganggukkan kepalanya, dia memang masih punya kekasih. Ardi juga tidak mengetahui kalau Louisiana sudah menikah, dan mempunyai seorang suami.
Hari ini juga, Agam meminta Louisiana untuk memutuskan kekasihnya itu. Kalau sampai tidak, Agam akan menghukum Louisiana lebih dulu.
"Mas, jangan serakah dong! Gue juga berhak bahagia," kata Louisiana.
Agam sangat marah mendengarkan jawaban Louisiana, ia kemudian mengurung Louisiana di dalam kamarnya.
"Awas saja kabur! Aku tidak segan-segan hukum kamu!" tegas Agam.
Agam sampai melewatkan sarapan paginya, ia terlanjur tidak nafsu untuk menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh Kania.
"Mas, tolong jangan terlalu kasar dengan Louisiana," ujar Naura.
"Sayang, dia sudah selingkuh! Harus dihukum dengan berat," tegas Agam.
Sikap Louisiana yang tidak bisa diatur membuat Naura khawatir, kalau sampai berbuat nekad dan terjadi apa-apa. Berbeda dengan Kania yang justru setuju dengan tindakan Agam, menghukum Louisiana agar jera.
Agam kemudian berangkat ke kantor, walaupun berangkat kerja dia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya.
"Agam, cepat tandatangani berkas ini," kata Kevin yang tak lain adalah sahabat Agam.
Agam tidak bergeming, ia masih kepikiran dengan Louisiana yang mempunyai hubungan dengan laki-laki lain.
"Agam!" teriak Kevin.
"Iya, Maaf ... aku tidak konsentrasi," ujar Agam.
Mereka berdua pergi ke kantin untuk minum kopi, Agam juga meminta pendapat Kevin mengenai ketiga istrinya.
"Istriku selingkuh," ucap Agam dengan tiba-tiba.
"Masih ada dua kan," kata Kevin tersenyum.
Agam tidak rela jika ketiga istrinya dimiliki laki-laki lain, karena istrinya cantik semua. Bahkan dia ingin mempertahankan mereka bertiga. Tapi, dia sudah kesulitan mengatur Louisiana.
"Jangan egois, Gam! Mereka juga manusia punya perasaan, lebih baik kamu lepaskan yang dua," saran Kevin.
"Tidak semudah itu, Vin! Aku akan berusaha membagi dengan adil kasih sayangku untuk mereka bertiga," terang Agam.
Agam sangat yakin kalau ketiga istrinya juga mencintainya, jadi dia tetap kukuh pada pendiriannya. Tidak akan pernah menceraikan ketiganya.
"Kalau boleh tau, yang paling kamu cintai siapa, Gam?" tanya Kevin walaupun belum pernah melihat ketiga istri sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
Agam tipe lelaki yg serakah
2024-02-10
2
Andariya 💖
binggung kan, mana yg paling d cintai🤣🤣
2023-12-25
2
it's me oca -off
ku kasi vote aja ya tor moga semangat nulisnya😆
2023-12-18
5