Bab 15 ~ SAH

Sejak tadi siang tempat tinggal Yudis agak sibuk. Hilir mudik orang mempersiapkan pernikahan Kiran dan Brama. Meskipun mendadak dan hanya melaksanakan akad nikah yang akan diadakan nanti sore, tapi semua diurus oleh WO.

Kiran hanya pasrah mengikuti persiapan, mulai dari make up dan yang lainnya. Sempat terjadi perdebatan meskipun akhirnya dapat diatasi karena kebaya yang akan dikenakan Kiran agak kebesaran, padahal sudah dipilih sesuai dengan ukuran tubuh gadis itu.

Ternyata masalah yang dihadapi berhasil menurunkan berat badan Kiran. Walaupun baru hitungan hari ternyata berpengaruh, dari wajah sangat kentara perbedaan Kiran yang dulu dengan Kiran sekarang. Erlan bahkan berkali-kali mengatakan kangen Kiran yang ceria.

“Mbak Kiran, ini diminum dulu,” ujar bibi sambil meletakan cangkir berisi teh manis hangat.

“Makasih  Bik.”

“Ayo dihabiskan, tadi siang Mbak Kiran gak mau makan.”

Kiran hanya mengangguk pelan, lalu menyesap teh hangatnya. Tidak peduli merusak riasannya atau tidak. Berusaha tetap tersenyum saat bik jum menggodanya. Wanita paruh baya itu cukup dekat dengan Kiran, sudah bekerja sejak gadis itu masih berseragam putih abu.

“Bener loh, cantik banget. Manglingi. Pasti Mas Brama bakal melotot lihat Mbak Kiran.”

“Bibi bisaan deh.”

Pujian dan obrolan dengan Bik Jum membuat Kiran terhibur, sempat kembali bersedih karena akan melaksanakan pernikahan bukan karena keinginannya. Apalagi tidak ada yang mendampingi dan menemani. Berharap Bunda Narita hadir dan menguatkannya, yang ada hanya angan saja.

Pintu diketuk dan dibuka, Erlan melongokan kepalanya.

“Kak, udah siap ‘kan? Ayo turun.”

Kiran diapit oleh Erlan dan Bik Jum, menuruni anak tangga. Area ruang keluarga sudah diatur menjadi tempat akad.Yudis menatap putrinya yang melangkah pelan, ada rasa sedih melepas putrinya dengan proses yang tidak elegan karena sebuah skandal.

Wajah cantik Kiran yang menurut Yudis diwariskan dari ibunya, terus menunduk bahkan saat diarahkan duduk di samping Brama pun wajah itu belum berani menatap ke depan.

Beda dengan Brama yang terlihat tegang dan gugup. Meskipun bukan pernikahan impian, tapi momen yang akan mereka laksanakan adalah sakral. Apalagi saat melihat Kiran datang dengan wajah agak menunduk, tapi Brama sempat terpesona.

“Jangan tegang mas,” tegur penghulu pada Brama. “Nanti malam saja tegangnya.” Brama hanya tersenyum mendengar candaan penghulu, lalu identitas mempelai pria dan wanita pun dibacakan untuk memastikan kelengkapan dokumen dan mempelai.

Tangan Yudis dan Brama pun saling menjabat . Sesuai arahan penghulu, kedua pria itu bergantian mengucapkan lafaz ijab kabul dan dijawab dengan kata “SAH” oleh yang menyaksikan.

Brama mengusap wajahnya setelah jabat tangan dengan Yudis dilepaskan. Suasana mendadak canggung ketika diminta menyematkan cincin pernikahan di jemari Kiran, bahkan agak lama proses tersebut karena momen tersebut sedang diabadikan.

Saat acara sungkeman, suasana mendadak haru. Terutama saat Kiran dipeluk oleh Ayahnya. Bukan hanya Kiran yang menangis, Yudis pun tak kuasa menitikkan air matanya. Pria itu mengusap pipi Kiran yang sempat mendapatkan tamparan.

“Maafkan Kiran Yah,” ucap Kiran disela isak tangisnya.

Yudis hanya mengangguk, lidahnya kelu dan tangisnya siap pecah hanya dengan satu kata terucap dari bibirnya. pun ketika Kiran berpindah pada pangkuan Narita. Wanita itu hanya menatap datar, Kiran yang terisak menunduk di depan pangkuannya.

“Maafkan Kiran, Bun.”  Tidak ada kata yang terucap dari bibir Narita, hanya sempat mengusap kepala Kiran sekilas. Berbeda dengan Kiran yang begitu merindukan kehangatan dari wanita itu. Sejak kecil Kiran memang sudah berada dalam asuhan Narita, meskipun akhirnya tahu kalau ibu kandungnya sudah tiada tapi Narita tetap mendapatkan tempat di hati Kiran.

“Kak Kiran, aku yakin kakak akan bahagia,” bisik Erlan saat Kiran berada dalam pelukannya. “Jangan nangis ah, jelek.” Kiran refleks memukul dada Erlan yang menggodanya.

Rangkaian acara sudah selesai dilaksanakan, bahkan kerabat yang hadir sudah meninggalkan tempat karena malam sudah menjelang. Kiran sudah berada di kamarnya, menatap jemarinya yang tersemat sebuah cincin. Cincin sebagai tanda dia sudah terikat dan tanggung jawab hidupnya telah berpindah pada sang suami.

“Belum tidur?” tanya Brama lalu menutup pintu.

Kiran menoleh, tidak menyadari kehadiran pria itu.

“Belum,” jawab Kiran. Tidak mungkin dia harus tidur dan mengabaikan Brama yang sejak tadi masih di bawah memastikan rumah kembali rapi seperti semula.

Dari ujung mata, Kiran tahu kalau Brama sedang menatapnya. Bahkan saat dia sudah berada di depan meja rias menghapus riasan wajah dan mengurai tatanan rambut, Brama malah berdiri di belakang tubuhnya dan membantu melepaskan jepit rambut dan sanggul yang tadi menghias mahkotanya.

“Biar cepat, ini sudah malam.”

Sudah malam, maksudnya Mas Bram mau apa, batin Kiran.

“Mau aku dulu yang mandi atau kamu?”

“Aku dulu.” Kiran bergegas menuju toilet, tidak lama dia keluar lagi. “Mas Bram, bisa panggilkan Bik Jum atau siapa kek.”

“Ada apa?” tanya Brama sambil berjalan mendekat.

“Aku perlu bantuan melepas kebaya, kancingnya di belakang tidak teraih dengan tanganku.”

“Oh, sini aku bantu.”

“Eh.”

 

Terpopuler

Comments

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902

Brama sat set

2023-12-22

1

Dewi Purnomo

Dewi Purnomo

Lama2 juga jatuh cinta....witing tresno jalaran soko kulino kata orang Jawa....hehe...siapa dulu ya yg bakalan jatuh cinta....lanjut up kakak.

2023-12-21

1

ria

ria

semangat kiran ..
selamat menempuh hidup baru kiran brama semoga menjadi pasangan sakinah mawadah warahma dan barokah ❤aamiin..
semoga bahagia selalu hingga ke jannahNya ..
meskipun kalian bukan pasangan yg saling mencintai..

2023-12-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Sangat Mirip
2 Bab 2 ~ Si Bod0h Kiran
3 Bab 3 ~ Sama Persis
4 Bab 4 ~ Dendam Masa Lalu
5 Bab 5 ~ Tidak Sadar
6 Bab 6 ~ Ternyata Kalian
7 Bab 7 ~ Ayah ....
8 Bab 8 ~ Bukan Aku
9 Bab 9 ~ Siapa Laki-laki Itu?
10 Bab 10 ~ Diantara Dua Pilihan
11 Bab 11 ~ Menikah
12 Bab 12 ~ Selamat Malam
13 Bab 13 ~ Ada Apa Dengan Dia?
14 Bab 14 ~ Ikut Campur
15 Bab 15 ~ SAH
16 Bab 16 ~
17 Bab 17 ~ Penyesalan Indra
18 Bab 18 ~ Si Manis Milik Brama
19 Bab 19 ~ Astaga ....
20 Bab 20 ~ Rencana Kiran dan Vira
21 Bab 21 ~
22 Bab 22 ~ Kecuali Diizinkan
23 Bab 23 ~ Bersiaplah
24 Bab 24 ~ Tanggung Jawab
25 Bab 25 ~ Sakit Vs Enak
26 Bab 26 ~ Tidak Selevel
27 Bab 27 ~ Emran dan Kiran
28 Bab 28 ~
29 Bab 29 ~ Dia Masih Mencintaiku
30 Bab 30 ~ Milikku
31 Bab 31 ~ Lagi-lagi Vira
32 Bab 32 ~ Vira Vs Narita
33 Bab 33 ~ Banyak Anak
34 Bab 34 ~ Hubungan Rahasia
35 Bab 35 ~ Terciduk
36 Bab 36 ~ Cari Gara-gara
37 Bab 37 ~
38 Bab 38 ~ Aku Hamil
39 Bab 39 ~ Aku Hamil (2)
40 Bab 40 ~ Cinta ?
41 Bab 41 ~ Kangen
42 Bab 42 ~ Kondisi Kiran
43 Bab 43 ~ Tespek
44 Bab 44 ~ Menyedihkan
45 Bab 45 ~ Pergi
46 Bab 46 ~ Di mana Kamu?
47 Bab 47 ~ Ibu ....
48 Bab 48 ~ Baik-baik Saja
49 Bab 49 ~ Hampir Bertemu (1)
50 Bab 50 ~ Hampir Bertemu (2)
51 Bab 51 ~ Buktikan
52 Bab 52 ~ Jangan Pergi
53 Bab 53 ~ Dilema
54 Bab 54 ~ Enggan Bertemu
55 Bab 55 ~ Itu Janjiku
56 Bab 56 ~ Maafkan Aku
57 Bab 57 ~ Pengakuan
58 Bab 58 ~
59 Bab 59 ~ Makan Kamu
60 Bab 60 ~
61 Bab 61 ~ Brama Junior (1)
62 Bab 62 ~ Brama Junior (2)
63 Part 63 ~ Baby Blues
64 Bab 64 ~ Happy Family (end)
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 ~ Sangat Mirip
2
Bab 2 ~ Si Bod0h Kiran
3
Bab 3 ~ Sama Persis
4
Bab 4 ~ Dendam Masa Lalu
5
Bab 5 ~ Tidak Sadar
6
Bab 6 ~ Ternyata Kalian
7
Bab 7 ~ Ayah ....
8
Bab 8 ~ Bukan Aku
9
Bab 9 ~ Siapa Laki-laki Itu?
10
Bab 10 ~ Diantara Dua Pilihan
11
Bab 11 ~ Menikah
12
Bab 12 ~ Selamat Malam
13
Bab 13 ~ Ada Apa Dengan Dia?
14
Bab 14 ~ Ikut Campur
15
Bab 15 ~ SAH
16
Bab 16 ~
17
Bab 17 ~ Penyesalan Indra
18
Bab 18 ~ Si Manis Milik Brama
19
Bab 19 ~ Astaga ....
20
Bab 20 ~ Rencana Kiran dan Vira
21
Bab 21 ~
22
Bab 22 ~ Kecuali Diizinkan
23
Bab 23 ~ Bersiaplah
24
Bab 24 ~ Tanggung Jawab
25
Bab 25 ~ Sakit Vs Enak
26
Bab 26 ~ Tidak Selevel
27
Bab 27 ~ Emran dan Kiran
28
Bab 28 ~
29
Bab 29 ~ Dia Masih Mencintaiku
30
Bab 30 ~ Milikku
31
Bab 31 ~ Lagi-lagi Vira
32
Bab 32 ~ Vira Vs Narita
33
Bab 33 ~ Banyak Anak
34
Bab 34 ~ Hubungan Rahasia
35
Bab 35 ~ Terciduk
36
Bab 36 ~ Cari Gara-gara
37
Bab 37 ~
38
Bab 38 ~ Aku Hamil
39
Bab 39 ~ Aku Hamil (2)
40
Bab 40 ~ Cinta ?
41
Bab 41 ~ Kangen
42
Bab 42 ~ Kondisi Kiran
43
Bab 43 ~ Tespek
44
Bab 44 ~ Menyedihkan
45
Bab 45 ~ Pergi
46
Bab 46 ~ Di mana Kamu?
47
Bab 47 ~ Ibu ....
48
Bab 48 ~ Baik-baik Saja
49
Bab 49 ~ Hampir Bertemu (1)
50
Bab 50 ~ Hampir Bertemu (2)
51
Bab 51 ~ Buktikan
52
Bab 52 ~ Jangan Pergi
53
Bab 53 ~ Dilema
54
Bab 54 ~ Enggan Bertemu
55
Bab 55 ~ Itu Janjiku
56
Bab 56 ~ Maafkan Aku
57
Bab 57 ~ Pengakuan
58
Bab 58 ~
59
Bab 59 ~ Makan Kamu
60
Bab 60 ~
61
Bab 61 ~ Brama Junior (1)
62
Bab 62 ~ Brama Junior (2)
63
Part 63 ~ Baby Blues
64
Bab 64 ~ Happy Family (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!