Bab 2 ~ Si Bod0h Kiran

Foto yang cukup mengganggu pikiran, bahkan Kiran semakin resah kala tidak bisa menghubungi Indra. Nomor kontak pria itu tidak aktif, sungguh meresahkan. Ayahnya dan Brama masih lanjut berbincang saat Kiran pamit ke kamar.

“Hah. Jadi kepikiran begini sih.”

Kiran berjalan mondar mandir di kamarnya dengan mulut terus bergumam. Siapa yang bisa hanya diam saja, karena kemungkinan besar pria di dalam foto itu memang benar Indra. Bahkan pakaian yang dikenakan pria itu sama persis dengan pakaian Indra sebelum Kiran pulang.

“Mungkin saja mereka berteman, jadi itu pelukan pertemanan. Tapi Indra nggak peluk aku karena berteman. Pelukan kami karena ada rasa dan saling sayang.” Kembali pikiran Kiran digelayuti rasa penasaran dan tentu saja cemburu.

“Ah, mungkin perempuan itu teman lama Indra. Wajar dong, mereka baru bertemu sejak lama terpisah mungkin.”

Kiran masih bergumam berusaha menenangkan hatinya yang panas. Langkah gontai yang dilakukan di dalam kamar akhirnya terhenti karena ketukan pintu.

“Mau ikut nggak, gue sama Emran mau nonton. Ikutlah dari pada gabut di sini,” ejek Erlan saat Kiran membuka pintu kamar dan menggelengkan kepalanya.

“Gaya bener pake ogah diajak main. Jomblo ngenes juga, ayolah kita main.”

“Kamu aja sana,” ujar Kiran mendorong tubuh Erlan agar segera berangkat. Bukan tanpa alasan Erlan mengajak Kiran, selain karena sang Kakak bisa membiayai semua yang mereka lakukan saat hangout. Penampilan Kiran memang terlihat seumuran dengan Erlan dan Emran -- adik Kiran -- meski dari Ibu yang berbeda dan yang keluarganya ketahui Kiran tidak dekat dengan pria manapun.

“Ya udah pinjem kartunya,” ujar Erlan sambil mengulurkan telapak tangan.

“Dih.”

“Ayolah Kak, nanti gantian deh kalau gue udah kerja.”

Kiran mencibir lalu memasuki kamar diikuti oleh Erlan, bahkan saat Kiran mengeluarkan salah satu kartu dari dompetnya langsung direbut oleh sang adik.

“Makasih ya, baik banget,” ujar Erlan mengacak rambut Kiran.

“Tidak sopan. Jangan banyak-banyak.” Kiran berteriak karena Erlan sudah hampir sampai di tengah pintu.

Meskipun keluarga Yudis dalam kondisi sangat berkecukupan, bahkan hidup dan fasilitas yang dirasakan keluarga tersebut sangat luar biasa. Namun, tidak memanjakan anak-anaknya dengan kelimpahan materi terutama Erlan dan Emran yang masih kuliah hanya satu tingkat di mana Emran sudah berada di semester akhir.

Kontak Indra lagi-lagi jadi sasaran dan Kiran masih belum mendapat jawaban kegundahan hatinya karena masih saja tidak aktif.

Kiran keluar dari dapur membawa botol air mineral dingin, bukan hanya dahaga yang perlu dia redakan tapi otaknya harus segera didinginkan. Keyakinan untuk segera mengakui hubungannya dengan Indra pada Yudis semakin kuat dan berharap segera mendapatkan restu lalu menikah. Selesai perkara.

Kediaman Yudis memang sering didatangi orang-orang kepercayaannya. Jika tadi ada Brama, kali ini Kiran melihat Vira berjalan anggun menghampirinya. Vira adalah karyawan kepercayaan Narita -- Ibu Kiran. Narita memiliki butik dan Vira adalah orang nomor dua di butik tersebut.

“Selamat siang Nona Kiran,” sapa Vira dan Kiran hanya bisa mengangguk.

Penampilan Vira tentu saja memukau, dengan tubuh yang tinggi menjulang dan polesan make up membuat wajahnya terlihat menarik dan … dewasa. Bahkan dress ketat yang dikenakan wanita itu membuat penampilannya terlihat sempurna.

“Saya permisi, Ibu Narita sudah menunggu,” ujar Vira sambil tersenyum sinis dan mungkin tidak disadari oleh Kiran.

Sekali lagi Kiran hanya bisa mengangguk dan pandangan terus menatap Vira yang sudah menjauh.

“Aishh.” Kiran menghentakan kakinya saat kembali sadar dan masalah foto Indra masih membayangi. Tidak mungkin dia izin keluar tanpa alasan jelas, hanya akan membuat Yudis curiga. Sedangkan semua anggota keluarga hanya tahu kalau Kiran tidak ada kekasih atau sahabat.

Gadis itu sudah berada di depan laptop berusaha melanjutkan pekerjaannya. Menulis. Namun, pikiran tidak fokus dan tidak ada ide yang bisa dituangkan ke dalam file yang masih belum berubah isinya.

***

“Indra, Ya Tuhan,” gumam Kiran sambil menepuk dahinya. Setelah seharian kemarin kontak Indra tidak aktif, pagi ini akhirnya tersambung dan terjawab.

“Hm.” Terdengar suara serak di ujung sana. bisa dipastikan kalau Indra belum sepenuhnya sadar dari alam mimpi. Bagaimana tidak, jika Kiran menghubungi terlalu awal. Bahkan saat ini belum waktu subuh.

“Kenapa sih kontak kamu nggak aktif?”

“Hm, lowbat … lupa charger. Kenapa Kiran, ini masih … malam?”

“Aku ….” Kiran tidak bisa melanjutkan ucapannya, ragu untuk menanyakan kebenaran dari foto tersebut.

“Kenapa? Kangen?” tanya Indra dengan suara lembut membuat Kiran seakan lupa dengan keresahannya. Wajahnya merona dan bibirnya tersenyum.

“Iya … kangen,” sahut Kiran lirih. Terdengar kekehan di ujung telepon. Fix, Kiran akan tanyakan perihal foto lain kali dan saat ini dirinya yakin kalau Indra adalah pria yang setia dan bertanggung jawab.

Sedangkan di tempat berbeda, setelah panggilan dari Kiran berhasil. Indra meletakan ponselnya di atas nakas lalu memeluk wanita di sampingnya dan mengeratkan selimut menutupi tubuh polos mereka.

“Siapa sih, sepagi ini ganggu saja?” tanya wanita itu meski dengan mata terpejam.

“Pijakan kita untuk meraih masa depan,” jawab Indra sambil memejamkan matanya kembali karena rasa kantuk masih merajai tubuhnya.

“Si bod0h Kiran?”

“Hm.”

Terpopuler

Comments

Ranny

Ranny

Masya Allah ternyata Kiran hanya jadi jembatan buat meraih kekayaan 🙄🤦🏻‍♀️

2024-08-05

0

A Yes

A Yes

kasihan Kirang😭😭😭😭😭

2024-01-04

5

ria

ria

kasiiaan banget kamu kiran dibodohi indra..

2023-12-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Sangat Mirip
2 Bab 2 ~ Si Bod0h Kiran
3 Bab 3 ~ Sama Persis
4 Bab 4 ~ Dendam Masa Lalu
5 Bab 5 ~ Tidak Sadar
6 Bab 6 ~ Ternyata Kalian
7 Bab 7 ~ Ayah ....
8 Bab 8 ~ Bukan Aku
9 Bab 9 ~ Siapa Laki-laki Itu?
10 Bab 10 ~ Diantara Dua Pilihan
11 Bab 11 ~ Menikah
12 Bab 12 ~ Selamat Malam
13 Bab 13 ~ Ada Apa Dengan Dia?
14 Bab 14 ~ Ikut Campur
15 Bab 15 ~ SAH
16 Bab 16 ~
17 Bab 17 ~ Penyesalan Indra
18 Bab 18 ~ Si Manis Milik Brama
19 Bab 19 ~ Astaga ....
20 Bab 20 ~ Rencana Kiran dan Vira
21 Bab 21 ~
22 Bab 22 ~ Kecuali Diizinkan
23 Bab 23 ~ Bersiaplah
24 Bab 24 ~ Tanggung Jawab
25 Bab 25 ~ Sakit Vs Enak
26 Bab 26 ~ Tidak Selevel
27 Bab 27 ~ Emran dan Kiran
28 Bab 28 ~
29 Bab 29 ~ Dia Masih Mencintaiku
30 Bab 30 ~ Milikku
31 Bab 31 ~ Lagi-lagi Vira
32 Bab 32 ~ Vira Vs Narita
33 Bab 33 ~ Banyak Anak
34 Bab 34 ~ Hubungan Rahasia
35 Bab 35 ~ Terciduk
36 Bab 36 ~ Cari Gara-gara
37 Bab 37 ~
38 Bab 38 ~ Aku Hamil
39 Bab 39 ~ Aku Hamil (2)
40 Bab 40 ~ Cinta ?
41 Bab 41 ~ Kangen
42 Bab 42 ~ Kondisi Kiran
43 Bab 43 ~ Tespek
44 Bab 44 ~ Menyedihkan
45 Bab 45 ~ Pergi
46 Bab 46 ~ Di mana Kamu?
47 Bab 47 ~ Ibu ....
48 Bab 48 ~ Baik-baik Saja
49 Bab 49 ~ Hampir Bertemu (1)
50 Bab 50 ~ Hampir Bertemu (2)
51 Bab 51 ~ Buktikan
52 Bab 52 ~ Jangan Pergi
53 Bab 53 ~ Dilema
54 Bab 54 ~ Enggan Bertemu
55 Bab 55 ~ Itu Janjiku
56 Bab 56 ~ Maafkan Aku
57 Bab 57 ~ Pengakuan
58 Bab 58 ~
59 Bab 59 ~ Makan Kamu
60 Bab 60 ~
61 Bab 61 ~ Brama Junior (1)
62 Bab 62 ~ Brama Junior (2)
63 Part 63 ~ Baby Blues
64 Bab 64 ~ Happy Family (end)
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 ~ Sangat Mirip
2
Bab 2 ~ Si Bod0h Kiran
3
Bab 3 ~ Sama Persis
4
Bab 4 ~ Dendam Masa Lalu
5
Bab 5 ~ Tidak Sadar
6
Bab 6 ~ Ternyata Kalian
7
Bab 7 ~ Ayah ....
8
Bab 8 ~ Bukan Aku
9
Bab 9 ~ Siapa Laki-laki Itu?
10
Bab 10 ~ Diantara Dua Pilihan
11
Bab 11 ~ Menikah
12
Bab 12 ~ Selamat Malam
13
Bab 13 ~ Ada Apa Dengan Dia?
14
Bab 14 ~ Ikut Campur
15
Bab 15 ~ SAH
16
Bab 16 ~
17
Bab 17 ~ Penyesalan Indra
18
Bab 18 ~ Si Manis Milik Brama
19
Bab 19 ~ Astaga ....
20
Bab 20 ~ Rencana Kiran dan Vira
21
Bab 21 ~
22
Bab 22 ~ Kecuali Diizinkan
23
Bab 23 ~ Bersiaplah
24
Bab 24 ~ Tanggung Jawab
25
Bab 25 ~ Sakit Vs Enak
26
Bab 26 ~ Tidak Selevel
27
Bab 27 ~ Emran dan Kiran
28
Bab 28 ~
29
Bab 29 ~ Dia Masih Mencintaiku
30
Bab 30 ~ Milikku
31
Bab 31 ~ Lagi-lagi Vira
32
Bab 32 ~ Vira Vs Narita
33
Bab 33 ~ Banyak Anak
34
Bab 34 ~ Hubungan Rahasia
35
Bab 35 ~ Terciduk
36
Bab 36 ~ Cari Gara-gara
37
Bab 37 ~
38
Bab 38 ~ Aku Hamil
39
Bab 39 ~ Aku Hamil (2)
40
Bab 40 ~ Cinta ?
41
Bab 41 ~ Kangen
42
Bab 42 ~ Kondisi Kiran
43
Bab 43 ~ Tespek
44
Bab 44 ~ Menyedihkan
45
Bab 45 ~ Pergi
46
Bab 46 ~ Di mana Kamu?
47
Bab 47 ~ Ibu ....
48
Bab 48 ~ Baik-baik Saja
49
Bab 49 ~ Hampir Bertemu (1)
50
Bab 50 ~ Hampir Bertemu (2)
51
Bab 51 ~ Buktikan
52
Bab 52 ~ Jangan Pergi
53
Bab 53 ~ Dilema
54
Bab 54 ~ Enggan Bertemu
55
Bab 55 ~ Itu Janjiku
56
Bab 56 ~ Maafkan Aku
57
Bab 57 ~ Pengakuan
58
Bab 58 ~
59
Bab 59 ~ Makan Kamu
60
Bab 60 ~
61
Bab 61 ~ Brama Junior (1)
62
Bab 62 ~ Brama Junior (2)
63
Part 63 ~ Baby Blues
64
Bab 64 ~ Happy Family (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!