Bab 17 ~ Penyesalan Indra

“Rumahku kecil, tidak seperti kediaman Ayahmu. Bahkan kalau kamu sembunyi di sana, belum tentu aku bisa temukan.”

Kiran yang sedang menatap sekeliling pun menoleh dan mengatakan tidak masalah. Tidak membuang waktu, tadi pagi Brama diminta menemui ayahnya untuk izin membawa Kiran. Tentu saja Yudis mengizinkan, karena sebagai suami sudah tanggung jawab Brama terhadap Kiran termasuk membawa gadis itu keluar dari rumah.

Bergegas Kiran packing pakaian dan perlengkapan yang dibutuhkan. Bukan karena dia sangat bahagia dengan pernikahannya bersama Brama dan tidak ingin ada gangguan menikmati awal pernikahan mereka. Namun, Kiran ingin menjauh untuk sementara. Mengobati lukanya dan memberi waktu pada keluarganya. Berharap semua akan berubah dan dia akan mendapatkan tempat kembali dari keluarga yang sempat membencinya.

“Kamarku yang mana?” tanya Kiran.

Brama menghela nafasnya. Jika mereka tinggal di kamar terpisah, bagaimana bisa membuka hati dan mulai menerima pernikahan ini. Tangan Brama menunjuk salah satu kamar.

“Itu kamarku. Di sana ada kamar tamu bisa kamu gunakan, di sebelahnya juga ada kamar tapi belum ada perlengkapannya. Sementara digunakan untuk ruang kerjaku.”

Kiran mengangguk pelan lalu menarik kopernya, Brama mengambil alih dua koper yang dibawa oleh gadis itu. Tempat tinggal Brama hanya satu lantai dengan tiga kamar, bahkan kamar Kiran tidak memiliki toilet dalam kamar. Hunian sederhana jika dibandingkan rumah tempat tinggalnya.

“Kita bisa tukar kamar, kalau kamu tidak suka dengan yang ini,” usul Brama.

“Oh, tidak. Ini cukup, biar aku pakai yang ini Mas.”

“Ada Bi Ati, setiap hari dia datang untuk bersih-bersih. Tadi sedang berbelanja, sampaikan saja ke beliau ingin menu apa. Aku jarang makan malam di rumah, sebab … kamu tahu jam kerjaku.”

Setelah Brama keluar dari kamar, Kiran duduk di tepi ranjang dan menatap sekeliling kamar tersebut. Kamar yang akan menjadi peraduannya ke depan, sudah saatnya dia bangkit.

Semangat Kiran, percuma meratapi dan menangisi hidupmu. Tidak akan merubah apapun, batin Kiran.

Sempat ada penyesalan saat menjejakan kakinya di rumah ini, seharusnya Brama mengajak wanita idamannya. Malah membawa istri yang dinikahkan karena perintah majikannya. Bergegas Kiran membongkar isi koper dan merapikan di lemari.

Sedangkan Brama setelah menutup pintu kamar langsung menjauh karena seseorang menghubunginya. Urusan di kantor, karena Yudis belum beraktivitas normal seperti biasa.

***

“Shittt.” Indra mengumpat lalu melempar ponselnya ke atas ranjang. beberapa kali menghubungi Kiran tapi tidak tersambung. Sepertinya sudah diblokir. Entah mengapa Indra ingin menemui Kiran, karena dibayangi rasa bersalah.

Tablet serta laptop miliknya masih disita oleh Brama. Tentu saja untuk memastikan tidak ada lagi file-file berkaitan dengan Kiran.

“Kenapa Kiran terima menikah dengan Brama. Dia cinta aku, tidak semudah itu menerima pria lain apalagi … Brama.”

Tidak dianggap oleh Lidia dan Vira, juga diabaikan oleh Kiran. Indra tidak ingin terpuruk dengan kesalahan dan kebodohannya, dia ingin bangkit. Namun, sebelum memulai Indra ingin menemui Kiran. Tidak habis akal, dia menggunakan nomor baru untuk menghubungi gadis.

Panggilan dilakukan dan terdengar nada tunggu. Dua kali panggilan tidak terjawab. Panggilan ketiga Indra menghela lega, terdengar suara di ujung sana.

“Halo.”

Indra mengepalkan tangannya ke udara, akhirnya bisa mendengar suara Kiran. Alih-alih bicara, mulut Indra tidak sanggup untuk bersuara. Lidahnya terasa kelu.

“Halo.”

Terdengar lagi suara Kiran, Indra mengusap wajahnya dengan tangan kanan. Suara Kiran terasa bagaikan penyejuk di hatinya yang gundah karena rasa bersalah. Entah bagaimana gadis itu melewati masalahnya kemarin, karena ulah dirinya dan sekarang sudah menjadi istri pria lain. Karena Indra tidak mengucapkan apapun, panggilan itu pun diakhiri.

“Kiran, maafkan aku.”

Sedangkan di tempat berbeda. Kiran dan Brama baru saja selesai makan malam, lalu membantu Bi Ati membereskan piring kotor. Meskipun asisten rumah tangga itu menolak bantuan Kiran. Brama sudah berada di kamar yang disebut ruang kerjanya.

“Selamat atas pernikahannya ya Mbak, kalian terlihat serasi. Mas Brama tampan, Mbak Kiran cantik.”

“Terima kasih Bik. Masa sih serasi?”

“Iyalah Mbak.”

Mas Bram akan lebih cocok bersama wanita yang seumuran dengannya, kalau sama aku kelihatan seperti om dan keponakan, batin Kiran.

“Sudah Mbak Kiran istirahat saja,” ujar Bi Ati. Sepeninggal Kiran dari dapur, wanita itu menghela nafasnya. Pasangan itu baru menikah dan sekarang tinggal di kamar yang berbeda, bahkan tidak terlihat ada rasa diantara keduanya.

Kiran membuka laptopnya dan duduk bersandar pada headboard. Ponselnya bergetar, ada nomor tidak dikenal tampak di layar. Dahinya berkerut menduga-duga siapa yang menghubungi. Masih ragu untuk menjawab, bahkan sampai dua kali panggilan. Khawatir penting dan mungkin saja berhubungan dengan pekerjaannya, pada panggilan ketiga akhirnya dijawab.

“Halo.”

Tidak ada sahutan. Kiran menunggu beberapa detik.

“Halo,” ujarnya lagi. Masih tidak ada sahutan. Gadis itu menjauhkan ponsel dari telinganya memastikan panggilan masih tersambung. Karena tidak jelas, akhirnya panggilan berakhir.

Kembali fokus pada layar laptop mengecek sejauh mana pekerjaan yang sudah ditinggal dan tidak disentuh beberapa hari ini. Ponselnya kembali bergetar, ada notifikasi pesan masuk di layar.

“Siapa sih,” gumam Kiran. Ternyata nomor yang tadi menghubungi, mengirimkan pesan.

081xxx : Kiran

Kiran : Maaf, ini siapa?

081xxx : Kiran, aku Indra. Apa kabarmu? Bisa kita bertemu

Kiran melempar ponselnya. Indra, pria yang membuatnya mengenal cinta dan sekarang merasakan betapa sakitnya membenci. Pria yang sudah membuatnya dalam masalah dan sekarang harus dirundung rasa bersalah. Pria yang sudah mengantarkannya pada sebuah pernikahan bukan karena rasa cinta.

Ponselnya kembali bergetar karena sebuah panggilan. Nomor yang tadi menghubungi … Indra Jaya.

 

Terpopuler

Comments

Desi Marlina

Desi Marlina

semangat Kiran

2024-03-08

2

ria

ria

semangat maju pantang menyerah kiran❤...
bahagia selalu😚😚😚

2023-12-22

1

ria

ria

💪💪💪

2023-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Sangat Mirip
2 Bab 2 ~ Si Bod0h Kiran
3 Bab 3 ~ Sama Persis
4 Bab 4 ~ Dendam Masa Lalu
5 Bab 5 ~ Tidak Sadar
6 Bab 6 ~ Ternyata Kalian
7 Bab 7 ~ Ayah ....
8 Bab 8 ~ Bukan Aku
9 Bab 9 ~ Siapa Laki-laki Itu?
10 Bab 10 ~ Diantara Dua Pilihan
11 Bab 11 ~ Menikah
12 Bab 12 ~ Selamat Malam
13 Bab 13 ~ Ada Apa Dengan Dia?
14 Bab 14 ~ Ikut Campur
15 Bab 15 ~ SAH
16 Bab 16 ~
17 Bab 17 ~ Penyesalan Indra
18 Bab 18 ~ Si Manis Milik Brama
19 Bab 19 ~ Astaga ....
20 Bab 20 ~ Rencana Kiran dan Vira
21 Bab 21 ~
22 Bab 22 ~ Kecuali Diizinkan
23 Bab 23 ~ Bersiaplah
24 Bab 24 ~ Tanggung Jawab
25 Bab 25 ~ Sakit Vs Enak
26 Bab 26 ~ Tidak Selevel
27 Bab 27 ~ Emran dan Kiran
28 Bab 28 ~
29 Bab 29 ~ Dia Masih Mencintaiku
30 Bab 30 ~ Milikku
31 Bab 31 ~ Lagi-lagi Vira
32 Bab 32 ~ Vira Vs Narita
33 Bab 33 ~ Banyak Anak
34 Bab 34 ~ Hubungan Rahasia
35 Bab 35 ~ Terciduk
36 Bab 36 ~ Cari Gara-gara
37 Bab 37 ~
38 Bab 38 ~ Aku Hamil
39 Bab 39 ~ Aku Hamil (2)
40 Bab 40 ~ Cinta ?
41 Bab 41 ~ Kangen
42 Bab 42 ~ Kondisi Kiran
43 Bab 43 ~ Tespek
44 Bab 44 ~ Menyedihkan
45 Bab 45 ~ Pergi
46 Bab 46 ~ Di mana Kamu?
47 Bab 47 ~ Ibu ....
48 Bab 48 ~ Baik-baik Saja
49 Bab 49 ~ Hampir Bertemu (1)
50 Bab 50 ~ Hampir Bertemu (2)
51 Bab 51 ~ Buktikan
52 Bab 52 ~ Jangan Pergi
53 Bab 53 ~ Dilema
54 Bab 54 ~ Enggan Bertemu
55 Bab 55 ~ Itu Janjiku
56 Bab 56 ~ Maafkan Aku
57 Bab 57 ~ Pengakuan
58 Bab 58 ~
59 Bab 59 ~ Makan Kamu
60 Bab 60 ~
61 Bab 61 ~ Brama Junior (1)
62 Bab 62 ~ Brama Junior (2)
63 Part 63 ~ Baby Blues
64 Bab 64 ~ Happy Family (end)
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 ~ Sangat Mirip
2
Bab 2 ~ Si Bod0h Kiran
3
Bab 3 ~ Sama Persis
4
Bab 4 ~ Dendam Masa Lalu
5
Bab 5 ~ Tidak Sadar
6
Bab 6 ~ Ternyata Kalian
7
Bab 7 ~ Ayah ....
8
Bab 8 ~ Bukan Aku
9
Bab 9 ~ Siapa Laki-laki Itu?
10
Bab 10 ~ Diantara Dua Pilihan
11
Bab 11 ~ Menikah
12
Bab 12 ~ Selamat Malam
13
Bab 13 ~ Ada Apa Dengan Dia?
14
Bab 14 ~ Ikut Campur
15
Bab 15 ~ SAH
16
Bab 16 ~
17
Bab 17 ~ Penyesalan Indra
18
Bab 18 ~ Si Manis Milik Brama
19
Bab 19 ~ Astaga ....
20
Bab 20 ~ Rencana Kiran dan Vira
21
Bab 21 ~
22
Bab 22 ~ Kecuali Diizinkan
23
Bab 23 ~ Bersiaplah
24
Bab 24 ~ Tanggung Jawab
25
Bab 25 ~ Sakit Vs Enak
26
Bab 26 ~ Tidak Selevel
27
Bab 27 ~ Emran dan Kiran
28
Bab 28 ~
29
Bab 29 ~ Dia Masih Mencintaiku
30
Bab 30 ~ Milikku
31
Bab 31 ~ Lagi-lagi Vira
32
Bab 32 ~ Vira Vs Narita
33
Bab 33 ~ Banyak Anak
34
Bab 34 ~ Hubungan Rahasia
35
Bab 35 ~ Terciduk
36
Bab 36 ~ Cari Gara-gara
37
Bab 37 ~
38
Bab 38 ~ Aku Hamil
39
Bab 39 ~ Aku Hamil (2)
40
Bab 40 ~ Cinta ?
41
Bab 41 ~ Kangen
42
Bab 42 ~ Kondisi Kiran
43
Bab 43 ~ Tespek
44
Bab 44 ~ Menyedihkan
45
Bab 45 ~ Pergi
46
Bab 46 ~ Di mana Kamu?
47
Bab 47 ~ Ibu ....
48
Bab 48 ~ Baik-baik Saja
49
Bab 49 ~ Hampir Bertemu (1)
50
Bab 50 ~ Hampir Bertemu (2)
51
Bab 51 ~ Buktikan
52
Bab 52 ~ Jangan Pergi
53
Bab 53 ~ Dilema
54
Bab 54 ~ Enggan Bertemu
55
Bab 55 ~ Itu Janjiku
56
Bab 56 ~ Maafkan Aku
57
Bab 57 ~ Pengakuan
58
Bab 58 ~
59
Bab 59 ~ Makan Kamu
60
Bab 60 ~
61
Bab 61 ~ Brama Junior (1)
62
Bab 62 ~ Brama Junior (2)
63
Part 63 ~ Baby Blues
64
Bab 64 ~ Happy Family (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!