“Rumahku kecil, tidak seperti kediaman Ayahmu. Bahkan kalau kamu sembunyi di sana, belum tentu aku bisa temukan.”
Kiran yang sedang menatap sekeliling pun menoleh dan mengatakan tidak masalah. Tidak membuang waktu, tadi pagi Brama diminta menemui ayahnya untuk izin membawa Kiran. Tentu saja Yudis mengizinkan, karena sebagai suami sudah tanggung jawab Brama terhadap Kiran termasuk membawa gadis itu keluar dari rumah.
Bergegas Kiran packing pakaian dan perlengkapan yang dibutuhkan. Bukan karena dia sangat bahagia dengan pernikahannya bersama Brama dan tidak ingin ada gangguan menikmati awal pernikahan mereka. Namun, Kiran ingin menjauh untuk sementara. Mengobati lukanya dan memberi waktu pada keluarganya. Berharap semua akan berubah dan dia akan mendapatkan tempat kembali dari keluarga yang sempat membencinya.
“Kamarku yang mana?” tanya Kiran.
Brama menghela nafasnya. Jika mereka tinggal di kamar terpisah, bagaimana bisa membuka hati dan mulai menerima pernikahan ini. Tangan Brama menunjuk salah satu kamar.
“Itu kamarku. Di sana ada kamar tamu bisa kamu gunakan, di sebelahnya juga ada kamar tapi belum ada perlengkapannya. Sementara digunakan untuk ruang kerjaku.”
Kiran mengangguk pelan lalu menarik kopernya, Brama mengambil alih dua koper yang dibawa oleh gadis itu. Tempat tinggal Brama hanya satu lantai dengan tiga kamar, bahkan kamar Kiran tidak memiliki toilet dalam kamar. Hunian sederhana jika dibandingkan rumah tempat tinggalnya.
“Kita bisa tukar kamar, kalau kamu tidak suka dengan yang ini,” usul Brama.
“Oh, tidak. Ini cukup, biar aku pakai yang ini Mas.”
“Ada Bi Ati, setiap hari dia datang untuk bersih-bersih. Tadi sedang berbelanja, sampaikan saja ke beliau ingin menu apa. Aku jarang makan malam di rumah, sebab … kamu tahu jam kerjaku.”
Setelah Brama keluar dari kamar, Kiran duduk di tepi ranjang dan menatap sekeliling kamar tersebut. Kamar yang akan menjadi peraduannya ke depan, sudah saatnya dia bangkit.
Semangat Kiran, percuma meratapi dan menangisi hidupmu. Tidak akan merubah apapun, batin Kiran.
Sempat ada penyesalan saat menjejakan kakinya di rumah ini, seharusnya Brama mengajak wanita idamannya. Malah membawa istri yang dinikahkan karena perintah majikannya. Bergegas Kiran membongkar isi koper dan merapikan di lemari.
Sedangkan Brama setelah menutup pintu kamar langsung menjauh karena seseorang menghubunginya. Urusan di kantor, karena Yudis belum beraktivitas normal seperti biasa.
***
“Shittt.” Indra mengumpat lalu melempar ponselnya ke atas ranjang. beberapa kali menghubungi Kiran tapi tidak tersambung. Sepertinya sudah diblokir. Entah mengapa Indra ingin menemui Kiran, karena dibayangi rasa bersalah.
Tablet serta laptop miliknya masih disita oleh Brama. Tentu saja untuk memastikan tidak ada lagi file-file berkaitan dengan Kiran.
“Kenapa Kiran terima menikah dengan Brama. Dia cinta aku, tidak semudah itu menerima pria lain apalagi … Brama.”
Tidak dianggap oleh Lidia dan Vira, juga diabaikan oleh Kiran. Indra tidak ingin terpuruk dengan kesalahan dan kebodohannya, dia ingin bangkit. Namun, sebelum memulai Indra ingin menemui Kiran. Tidak habis akal, dia menggunakan nomor baru untuk menghubungi gadis.
Panggilan dilakukan dan terdengar nada tunggu. Dua kali panggilan tidak terjawab. Panggilan ketiga Indra menghela lega, terdengar suara di ujung sana.
“Halo.”
Indra mengepalkan tangannya ke udara, akhirnya bisa mendengar suara Kiran. Alih-alih bicara, mulut Indra tidak sanggup untuk bersuara. Lidahnya terasa kelu.
“Halo.”
Terdengar lagi suara Kiran, Indra mengusap wajahnya dengan tangan kanan. Suara Kiran terasa bagaikan penyejuk di hatinya yang gundah karena rasa bersalah. Entah bagaimana gadis itu melewati masalahnya kemarin, karena ulah dirinya dan sekarang sudah menjadi istri pria lain. Karena Indra tidak mengucapkan apapun, panggilan itu pun diakhiri.
“Kiran, maafkan aku.”
Sedangkan di tempat berbeda. Kiran dan Brama baru saja selesai makan malam, lalu membantu Bi Ati membereskan piring kotor. Meskipun asisten rumah tangga itu menolak bantuan Kiran. Brama sudah berada di kamar yang disebut ruang kerjanya.
“Selamat atas pernikahannya ya Mbak, kalian terlihat serasi. Mas Brama tampan, Mbak Kiran cantik.”
“Terima kasih Bik. Masa sih serasi?”
“Iyalah Mbak.”
Mas Bram akan lebih cocok bersama wanita yang seumuran dengannya, kalau sama aku kelihatan seperti om dan keponakan, batin Kiran.
“Sudah Mbak Kiran istirahat saja,” ujar Bi Ati. Sepeninggal Kiran dari dapur, wanita itu menghela nafasnya. Pasangan itu baru menikah dan sekarang tinggal di kamar yang berbeda, bahkan tidak terlihat ada rasa diantara keduanya.
Kiran membuka laptopnya dan duduk bersandar pada headboard. Ponselnya bergetar, ada nomor tidak dikenal tampak di layar. Dahinya berkerut menduga-duga siapa yang menghubungi. Masih ragu untuk menjawab, bahkan sampai dua kali panggilan. Khawatir penting dan mungkin saja berhubungan dengan pekerjaannya, pada panggilan ketiga akhirnya dijawab.
“Halo.”
Tidak ada sahutan. Kiran menunggu beberapa detik.
“Halo,” ujarnya lagi. Masih tidak ada sahutan. Gadis itu menjauhkan ponsel dari telinganya memastikan panggilan masih tersambung. Karena tidak jelas, akhirnya panggilan berakhir.
Kembali fokus pada layar laptop mengecek sejauh mana pekerjaan yang sudah ditinggal dan tidak disentuh beberapa hari ini. Ponselnya kembali bergetar, ada notifikasi pesan masuk di layar.
“Siapa sih,” gumam Kiran. Ternyata nomor yang tadi menghubungi, mengirimkan pesan.
081xxx : Kiran
Kiran : Maaf, ini siapa?
081xxx : Kiran, aku Indra. Apa kabarmu? Bisa kita bertemu
Kiran melempar ponselnya. Indra, pria yang membuatnya mengenal cinta dan sekarang merasakan betapa sakitnya membenci. Pria yang sudah membuatnya dalam masalah dan sekarang harus dirundung rasa bersalah. Pria yang sudah mengantarkannya pada sebuah pernikahan bukan karena rasa cinta.
Ponselnya kembali bergetar karena sebuah panggilan. Nomor yang tadi menghubungi … Indra Jaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Desi Marlina
semangat Kiran
2024-03-08
2
ria
semangat maju pantang menyerah kiran❤...
bahagia selalu😚😚😚
2023-12-22
1
ria
💪💪💪
2023-12-22
0