Bab 10 ~ Diantara Dua Pilihan

Kiran tidak bisa merahasiakan lagi hubungannya dengan Indra. Semua dia ceritakan dengan tujuan masalah cepat selesai dan kembali mendapatkan kepercayaan Ayahnya. Brama mendengarkan dan menyimak dengan baik, meski terlihat juga kekecewaan di wajahnya bahkan dahinya berkerut saat Kiran menyebutkan nama Indra Jaya.

“Kemarin, aku mendatangi apartemen Indra. Tadinya aku ingin ajak Indra temui Ayah segera, karena ayah sudah tahu aku sedang dekat dengan seseorang.”

“Lalu?”

“Aku lihat Indra dengan wanita lain, mereka tidur bersama dan … telanj4ng.”

Brama menghela nafasnya, putri Yudis ini memang benar-benar terlalu polos.

“Kiran, dengarkan aku. Ada kemungkinan, Indra akan meminta sesuatu pada Ayahmu.”

“Maksudnya?”

“Aku belum tahu pasti, yang jelas foto-fotomu akan dijadikan sebagai dasar ancaman. Saat itu terjadi, jangan ikut campur dan jangan hubungi siapapun. Tetap di rumah, biar aku yang menyelesaikan. Ayahmu sakit, jangan tambah masalah lagi,” tutur Brama. “Sekarang kembali ke kamar, obati wajahmu dan istirahat.”

Kiran hanya mengangguk pelan dan beranjak dari sofa. Saat sudah berada di pintu, tangannya sudah berada di handle pintu. Gadis itu berbalik dan menatap Brama, ingin mengatakan kalau wanita yang bersama Indra adalah Vira.

“Kenapa?”

“Ehm, tidak jadi.” Kiran menduga Vira tidak ada hubungannya dengan rencana jahat Indra.

 ***

Sudah dua hari sejak Yudis berada dalam perawatan rumah sakit. Kondisinya sudah lebih baik, tapi tidak belum bisa melakukan aktivitas berat dan yang terutama adalah tidak boleh stress. Tekanan darahnya cukup tinggi dan sempat tidak sadarkan diri.

Hanya Narita yang menemani di rumah sakit dan Iwan yang datang jika dibutuhkan. Erlan dan Emran fokus pada aktivitasnya seperti biasa. Kiran hanya berada di kamar, menghindar dari kedua adiknya. Perasaan untuk Indra sudah pupus entah kemana, padahal sebelumnya rasa itu sangat menggebu bahkan sudah membayangkan bagaimana kebahagiaan merajut asa dengan berumah tangga bersama pria itu. Kata pepatah tentang rasa cinta dan benci itu sangat tipis ternyata Kiran merasakannya. Awalnya dia mencintai Indra, tapi sekarang berubah menjadi … benci.

Sedangkan di rumah sakit, Yudis memanggil Brama dan juga Iwan. Tentu saja menanyakan masalah yang mereka hadapi. Meskipun Narita sempat protes karena khawatir dengan kesehatan Yudis, tapi tidak bisa berkutik karena sifat keras suaminya.

“Sudah sejauh mana, usaha yang kalian lakukan?” tanya Yudis yang berbaring di ranjang pasien sambil menatap langit-langit kamar.

Narita duduk di kursi tepat di samping ranjang, sedangkan Brama dan Iwan berdiri. Brama sudah menjelaskan kalau pemberitaan sudah berhasil ditangani dan penjelasan Kiran mengenai foto-foto dan video dengan kesimpulan penjebakan yang dilakukan oleh pelaku.

“Siapa pria itu?”

Brama terdiam, dia ragu menjawab pertanyaan Yudis. Iwan dan Narita bahkan sampai menoleh karena menunggu jawaban Brama.

“Dia orang dekat tuan, masih ada hubungan kerabat dengan keluarga Tuan Yudis.”

“Aku tanya siapa pria itu?” tanya Yudis agak berteriak.

“Mas, tenang. Nanti tekanan naik lagi. Brama, katakan saja siapa pria itu.”

“Indra Jaya.”

Yudis menarik nafasnya dan merem4s dada kirinya yang terasa sakit, Narita bahkan panik dan langsung menghampiri ke ranjang.

“Diam, aku tidak apa-apa,” ujar Yudis lirih. Brama yang hampir menekan tombol darurat, menjauhkan tangannya. “Kalian dengarkan aku.”

“Tidak, kita harus panggil dokter,” usul Narita.

“Aku tidak apa-apa. Brama, bereskan masalah ini. Pisahkan si brengsek itu dari ibunya.”

Yudis bukan anak kecil atau pengusaha amatir, ia sudah paham persaingan kadang akan menghalalkan banyak cara. Tentu saja ia sudah mempersiapkan ancang-ancang untuk menghadapi musuh, bahkan musuh dalam selimut.

Indra sudah diberikan posisi yang lumayan di perusahan, ternyata mencoba main-main. Brama sudah menggerakan orangnya untuk meringkus Indra dan membawanya ke rumah sakit.

Sore hari, Yudis kedatangan seseorang yang menjenguknya dan sudah bisa diprediksi olehnya. Siapa lagi kalau bukan… Lidia. Narita menyambut meskipun dengan pura-pura ramah, rasanya dia ingin menjambak rambut wanita yang berlagak sok anggun.

“Sayang sekali kondisimu sedang tidak baik, tapi ada hal yang harus aku sampaikan,” ujar Lidia. Narita yang berdiri di samping ranjang menatap bergantian pada suaminya dan wanita itu.

Posisi ranjang Yudis agak ditinggikan, dia ingin melihat wajah pihak musuhnya. Saat ini Lidia dan Indra bukan lagi dianggap sebagai kerabat, melainkan musuh.

“Oh, iya. Apa itu?”

“kamu tahu Indra adalah putra dari sepupumu, tapi lihat dia. Tidak mendapatkan seujung jari pun dari keluarganya dan sekarang harus mengabdi seperti babu denganmu.”

“Apa maumu Lidia?”

“Berikan haknya, berikan hak kami.”

“Mas,” tegur Narita karena Yudis berusaha bangkit dan duduk.

“Bagaimana jika kami menolak permintaanmu?”

Lidia tertawa, masih dengan wajah tidak bersalah dan sikap pongah. Bahkan dengan duduk menyilangkan kaki dan tangan bersedekap menatap Yudis dan Narita.

“Aku tidak ingin mengancammu, tapi keberadaan kamu di sini pasti ada hubungan dengan foto-foto mesum putrimu. Benarkan?”

“Ah, jadi ini rencanamu?” tanya Yudis.

“Aku perikan pilihan untuk kalian. Berikan Indra posisi terbaik di perusahaan termasuk juga saham yang seharusnya didapatkan oleh Ayah Indra, maka semua file-file itu aku pastikan akan terhapus.”

“Bagaimana dengan pilihan kedua?” tanya Yudis.

Lidia terkekeh.

“Jangan mengancamku. Dengan berat hati aku sampaikan, Kiran akan viral dengan skandal murahannya dan boom dia akan berubah menjadi artis p0rnografi. Sama seperti ibunya, murahan.”

Rahang Yudis mengeras mendengar penghinaan untuk mendiang istrinya. Meskipun Narita sudah menjadi bagian dari hidupnya saat ini, tapi wanita yang melahirkan Kiran sudah mendapatkan posisi lain di hatinya.

“Terbuat dari apa, hatimu,” gumam Yudis.

Lidia kembali terkekeh malah lebih lama dari sebelumnya.

“Jadi, Yudis. Kamu pilih opsi yang mana?”

“Jangan Mas, jangan berikan apapun yang wanita itu minta. Lihat saja, dia akan terus manfaatkan kamu Mas,” bujuk Narita.

“Diam kamu pel4cur. Seharusnya aku yang ada di posisimu, tapi lihat! Aku malah mendapatkan sepupunya yang pemabuk dan menyedihkan,” ujar Lidia.

“Hentikan Lidia, apa kamu tidak penasaran aku akan pilih opsi yang mana?”

“Silahkan, aku siap mendengar.”

Brak.

Brama datang menyeret seseorang dan menghempaskan tubuh orang itu ke hadapan Lidia.

“Aku pilih opsi ketiga,” ujar Yudis.

“Indra!!”

Terpopuler

Comments

SaYu

SaYu

baru ini ketemu wanita bodoh nya bukan main

2024-05-02

1

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

begooo bneerrr jdi cewee🤦🤦

2024-03-22

0

🌹 Mommy caeeeem 😍

🌹 Mommy caeeeem 😍

lanjut

2023-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Sangat Mirip
2 Bab 2 ~ Si Bod0h Kiran
3 Bab 3 ~ Sama Persis
4 Bab 4 ~ Dendam Masa Lalu
5 Bab 5 ~ Tidak Sadar
6 Bab 6 ~ Ternyata Kalian
7 Bab 7 ~ Ayah ....
8 Bab 8 ~ Bukan Aku
9 Bab 9 ~ Siapa Laki-laki Itu?
10 Bab 10 ~ Diantara Dua Pilihan
11 Bab 11 ~ Menikah
12 Bab 12 ~ Selamat Malam
13 Bab 13 ~ Ada Apa Dengan Dia?
14 Bab 14 ~ Ikut Campur
15 Bab 15 ~ SAH
16 Bab 16 ~
17 Bab 17 ~ Penyesalan Indra
18 Bab 18 ~ Si Manis Milik Brama
19 Bab 19 ~ Astaga ....
20 Bab 20 ~ Rencana Kiran dan Vira
21 Bab 21 ~
22 Bab 22 ~ Kecuali Diizinkan
23 Bab 23 ~ Bersiaplah
24 Bab 24 ~ Tanggung Jawab
25 Bab 25 ~ Sakit Vs Enak
26 Bab 26 ~ Tidak Selevel
27 Bab 27 ~ Emran dan Kiran
28 Bab 28 ~
29 Bab 29 ~ Dia Masih Mencintaiku
30 Bab 30 ~ Milikku
31 Bab 31 ~ Lagi-lagi Vira
32 Bab 32 ~ Vira Vs Narita
33 Bab 33 ~ Banyak Anak
34 Bab 34 ~ Hubungan Rahasia
35 Bab 35 ~ Terciduk
36 Bab 36 ~ Cari Gara-gara
37 Bab 37 ~
38 Bab 38 ~ Aku Hamil
39 Bab 39 ~ Aku Hamil (2)
40 Bab 40 ~ Cinta ?
41 Bab 41 ~ Kangen
42 Bab 42 ~ Kondisi Kiran
43 Bab 43 ~ Tespek
44 Bab 44 ~ Menyedihkan
45 Bab 45 ~ Pergi
46 Bab 46 ~ Di mana Kamu?
47 Bab 47 ~ Ibu ....
48 Bab 48 ~ Baik-baik Saja
49 Bab 49 ~ Hampir Bertemu (1)
50 Bab 50 ~ Hampir Bertemu (2)
51 Bab 51 ~ Buktikan
52 Bab 52 ~ Jangan Pergi
53 Bab 53 ~ Dilema
54 Bab 54 ~ Enggan Bertemu
55 Bab 55 ~ Itu Janjiku
56 Bab 56 ~ Maafkan Aku
57 Bab 57 ~ Pengakuan
58 Bab 58 ~
59 Bab 59 ~ Makan Kamu
60 Bab 60 ~
61 Bab 61 ~ Brama Junior (1)
62 Bab 62 ~ Brama Junior (2)
63 Part 63 ~ Baby Blues
64 Bab 64 ~ Happy Family (end)
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 ~ Sangat Mirip
2
Bab 2 ~ Si Bod0h Kiran
3
Bab 3 ~ Sama Persis
4
Bab 4 ~ Dendam Masa Lalu
5
Bab 5 ~ Tidak Sadar
6
Bab 6 ~ Ternyata Kalian
7
Bab 7 ~ Ayah ....
8
Bab 8 ~ Bukan Aku
9
Bab 9 ~ Siapa Laki-laki Itu?
10
Bab 10 ~ Diantara Dua Pilihan
11
Bab 11 ~ Menikah
12
Bab 12 ~ Selamat Malam
13
Bab 13 ~ Ada Apa Dengan Dia?
14
Bab 14 ~ Ikut Campur
15
Bab 15 ~ SAH
16
Bab 16 ~
17
Bab 17 ~ Penyesalan Indra
18
Bab 18 ~ Si Manis Milik Brama
19
Bab 19 ~ Astaga ....
20
Bab 20 ~ Rencana Kiran dan Vira
21
Bab 21 ~
22
Bab 22 ~ Kecuali Diizinkan
23
Bab 23 ~ Bersiaplah
24
Bab 24 ~ Tanggung Jawab
25
Bab 25 ~ Sakit Vs Enak
26
Bab 26 ~ Tidak Selevel
27
Bab 27 ~ Emran dan Kiran
28
Bab 28 ~
29
Bab 29 ~ Dia Masih Mencintaiku
30
Bab 30 ~ Milikku
31
Bab 31 ~ Lagi-lagi Vira
32
Bab 32 ~ Vira Vs Narita
33
Bab 33 ~ Banyak Anak
34
Bab 34 ~ Hubungan Rahasia
35
Bab 35 ~ Terciduk
36
Bab 36 ~ Cari Gara-gara
37
Bab 37 ~
38
Bab 38 ~ Aku Hamil
39
Bab 39 ~ Aku Hamil (2)
40
Bab 40 ~ Cinta ?
41
Bab 41 ~ Kangen
42
Bab 42 ~ Kondisi Kiran
43
Bab 43 ~ Tespek
44
Bab 44 ~ Menyedihkan
45
Bab 45 ~ Pergi
46
Bab 46 ~ Di mana Kamu?
47
Bab 47 ~ Ibu ....
48
Bab 48 ~ Baik-baik Saja
49
Bab 49 ~ Hampir Bertemu (1)
50
Bab 50 ~ Hampir Bertemu (2)
51
Bab 51 ~ Buktikan
52
Bab 52 ~ Jangan Pergi
53
Bab 53 ~ Dilema
54
Bab 54 ~ Enggan Bertemu
55
Bab 55 ~ Itu Janjiku
56
Bab 56 ~ Maafkan Aku
57
Bab 57 ~ Pengakuan
58
Bab 58 ~
59
Bab 59 ~ Makan Kamu
60
Bab 60 ~
61
Bab 61 ~ Brama Junior (1)
62
Bab 62 ~ Brama Junior (2)
63
Part 63 ~ Baby Blues
64
Bab 64 ~ Happy Family (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!